Part 3

56 0 0
                                    

"Ini kunci apartemenmu, nona."

"Heh! Apa-apaan sih main masuk apartemen orang sembarangan"

Lelaki ini menarikku menuju pintu apartemen, memberiku aba-aba untuk melihat ke arah pintu apartemennya. Aku melihat seorang wanita keluar dengan dress hitam yang sangat pendek, ia juga sangat tinggi. Perempuan sempurna bagi kaum laki-laki.

"Lihat itu?" ia membuka pembicaraan.

"Iya aku melihatnya."

"Dia adalah wanita kesekian yang telah tidur bersamaku."

"Apa maksudmu?"

"Aku sudah meniduri beberapa wanita. Dan itu menyenangkan."

"Kamu gila?!"

"Hey nona. Jangan berlaga kaget. Kamu juga sudah tidak lagi perawan kan? Sekiranya 19 lelaki sudah pernah menikmati badanmu."

"Darimana kamu tahu itu?" aku kaget dengan pernyataan yang telah diungkapkan lelaki dihadapanku ini.

"Sudah sebaiknya kamu mencari yang terakhir. Untuk wanita, 19 lelaki itu sangat banyak."

"Mengapa kamu terlalu mengurusi hidupku?"

"Kamu seorang wanita, jaga kehormatanmu sendiri." sebuah kalimat yang berhasil membuatku menganga.

"Sudahlah. Berhenti membahas permasalahan ini."

"Baiklah! Aku nicholas." lelaki dihadapanku ini mengulurkan tangannya dan terlukis senyuman indah diwajahnya.

"Aku Lyara." dengan senyuman aku membalas uluran tangannya.

"Nicholas Braden Hamilton. Panggil saja Nic."

"NICHOLAS?? NIC????" sungguh tidak percaya. Dengan wajah penuh bertanya-tanya, aku memandangi lelaki ini dari ujung kepala sampai ujung kakinya.

"Lyara Nichoul Collin!"

Tidak percaya dengan semua ini. Lama tidak bertemu dan dipertemukan kembali dengan cara seperti ini. Aku memeluk lelaki yang selama ini aku rindukan. Aku memeluknya sangat erat, rasa tak ingin melepasnya. Dalam hati aku berbisik, aku merindukanmu Nicholas.

"Hey Lyara, kamu ada janji dengan seseorang kan malam ini? Bersiaplah." Nicholas kembali membuka pembicaraan.

"Nic, bagaimana kamu bisa tau semua tentang aku?"

"Karena ini." Nicholas menunjuk ke arah dadanya, yang mungkin ia maksud adalah hati.

"Huh?"

"Sudahlah, terimakasih atas tempat mengumpatnya. Sampai bertemu lain waktu." beranjak dari duduknya sambil menggunakan kaos yang telah ia bawa dan pergi meninggalkanku.

---

"Selamat malam, Lyara. Kamu tampak begitu cantik malam ini." Nathan memujiku dan membelai lembut tanganku.

"Terimakasih."

Kami pun mulai berbincang-bincang dengan berbagai bahan pembicaraan. Nathan tampak menggoda malam ini. Ia menatapku dengan tatapan tajamnya yang mampu membiusku. Tiba-tiba terdengar deringan handphone, dan itu adalah handphone milikku.

"Angkatlah." Nathan menyuruhku mengangkat telphonenya

"Baiklah, just a minute."

Aku mengecek siapakah orang yang menelphoneku dan mengganggu makan malamku dengan Nathan.

Aku tersentak melihat penelphone itu adalah Brent. Aku baru ingat kalau malam ini aku ada acara makan malam dengannya.

"Hello!" aku mencoba menyapanya.

"Kemana saja kau? Berduaan dengan lelaki lain?"

"Brent! Apa maksudmu?"

"Aku melihatmu jalan dengan bosmu itu, dan kau melupakan janjimu untuk makan malam denganku."

"Maa-" belum sempat melanjutkan kata-kata, Brent sudah menyelanya.

"Jam makan siang besok aku ingin bicara denganmu, di kafe biasa. Selamat malam."

Tuuut....

Love, LyaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang