Part 2

73 0 0
                                    

Sebelum berangkat ke kantor. Aku harus ke rumah orang tuaku terlebih dahulu. Mama dan papa yang sudah lama berpisah, kini mengundangku dan kakakku untuk sarapan berasama. Agak aneh memang, tetapi tidak ada salahnya sekalian berkunjung melihat keadaan orang tuaku.

Satu jam perjalanan dari apartemenku, aku sudah sampai di rumah mama. Terlihat mobil Luisa terparkir di garasi. Tanpa pikir panjang, segera aku memarkirkan mobilku di samping mobil Luisa.

"Hey semua. Maaf terlambat." aku masuk menyapa keluargaku dan kemudian duduk disalah satu bangku yang tersisa di ruang makan.

"Tidak apa-apa sayang." mama manjawab.

"Jadi kita mau ngomongin apa sih ma, pa? Soalnya Luisa masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan." Luisa terlihat tidak tenang.

"Mama dan papa hanya ingin membicarakan masa depan kalian. Papa sibuk selama dua tahun kedepan, mengurus perusahaan papa yang hampir bangkrut. Papa takut tidak ada waktu untuk membicarakan ini. Papa mau kalian tidak menunda yang namanya pernikahan. Terutama kamu Luisa. Usiamu sudah 24 tahun, sudah sewajarnya menikah, papa membutuhkan seseorang untuk membantu kesuksesan papa." dengan jelas dan detail papa menjelaskan maksudnya mengajak kami berkumpul.

"Tapi, pa. Luisa masih terlalu sibuk untuk mencari calon suami. Dan itu tidak mudah." Luisa mencoba membela diri.

"Dengar mama sayang, mama tahu itu tidak mudah untukmu. Kami memberi pilihan, kamu akan mencari calon suamimu sendiri atau kami yang akan carikan untukmu." terdengar mama memberilan tawaran kepada Luisa.

"Luisa akan mencarinya sendiri mama. Luisa tidak suka perjodohan."

"Benar, ma. Lyara tau ini berat buat Luisa. Tapi jangan sampai mama dan papa menjodohkan Luisa, dia akan terkekang nantinya." aku mencoba membela kakakku yang terlihat agak murung saat ini.

"Baiklah jika itu mamumu. Papa dan mama akan memberimu waktu selama 2 bulan untuk mencari calon suamimu. Menurut papa itu waktu yang sangat cukup."

"Iya papa "

---

Waktu menunjukan pukul 09:00 pagi. Terlambat satu jam tidak masalah, lagi pula aku juga sudah izin dengan atasanku.

Sesampainya di kantor, aku segera menuju ruangan dan mengerjakan tumpukan pekerjaanku yang sudah minta segera diselesaikan.

"Lyara!" terdengar suara berat yang khas memanggilku.

"Hey Nathan!"

"Nanti malam sibuk?"

"Tidak, ada apa?"

"Jam 7 malam, akan aku jemput kau di apartemen. Selamat bekerja."

APAA??? NATHAN MENGAJAKKU PERGI NANTI MALAM? MIMPI APA AKU INI.

Nathan adalah atasanku. Ia sangat baik dan ramah kepada semua bawahannya. Ia sama sekali tidak sombong. Aku meyukainya sudah sejak lama, sejak awal aku bekerja di perusahaannya. Banyak juga karyawan lain yang bilang kalau Nathan juga suka padaku. Tapi entahlah, aku tidak ingin berbahagia terlebih dahulu sebelum semuanya terbukti. Dari 19 pria yang telah bermalam denganku, tidak ada satupun yang mampu mencuri hatiku.

Pukul 4 sore, pekerjaanku sudah selesai. Tidak mau membuang waktu, aku bergegas pulang dan bersiap pergi dengan Nathan.

Sampailah aku di depan pintu apartemenku. Mencari sebuah kunci agar aku bisa masuk, tapi aku tidak menemukannya. Apa aku menjatuhkannya tadi? Dimana kunci....

"AWWW!!!" suara orang menjerit kesakitan dari dalam apartemenku. Aku buka pintu yang ternyata tidak terkunci itu. Aku mendapati seorang lelaki tanpa kaos dengan memerkan badannya yang indah

"Ada apa kamu disi-" belum sempat aku menyelesaikan kata-kataku, lelaki itu sudah mendekap mulutku dengan tangannya.

"Jangan banyak bicara. Tutup pintu apartemenmu. Dan akan aku jelaskan semuanya."

Aku pun menutup pintu apartemenku dan kemudian duduk di sofa tepat sebelah lelaki asing ini.

Love, LyaraWhere stories live. Discover now