Hari Pertama

42 2 0
                                    

Suatu hari disebuah rumah terdengar suara seorang ibu yang memanggil anaknya. "Ra.. Ra.. Rara..cepat berangkat nanti kamu terlambat, cepat mumpung ayahmu belum berangkat, nanti kamu ditinggal ayahmu." Teriak seorang ibu yang bernama Bu Ima ibunya Rara.

"Iya mah, aku sedang memakai sepatu dulu." "Eh..!! sejak kapan kau ada disitu? mama tidak melihatmu keluar kamar tadi." Mama ku kelihatan kaget dan bingung melihat anaknya yang tanpa ia sadari sudah berada diteras sejak tadi ia memanggilnya, karena sejak tadi dia mengira anaknya yang agak malas masih didalam kamar.

Mama pun keluar menghampiriku diteras depan rumah. "mah, Rara berangkat sekolah dulu ya, Assalamualaikum." Aku berpamitan pada mamaku dan langsung duduk dibelakang ayahku yang sudah dari tadi menungguku di motornya.

"Waalaikum salam. Eh, kamu tidak...." mama belum selesai bicara aku dan ayah langsung berangkat, kami sudah biasa tidak mau mendengar ocehan mama yang tiap hari kalimat itu-itu aja yang diucapkannya.

Sesampainya di sekolah yaitu di salah satu SMA yang ada di daerah Bandung, yang lebih tepatnya sih sekolah baruku, karena ayahku dipindah kerjakan dari kantor tempat kerjanya dulu ke tempat yang sekarang. Jadi terpaksa deh harus pindah sekeluarga, hmm.. sebel deh aku jadi harus beradaptasi lagi dengan lingkungan baruku.

"Ra, nanti kalau di sekolah kamu harus rajin belajar yah, O ya, kamu harus ra..." "iya ayah aku masuk dulu aku udah telat nih, assalamualaikum" aku langsung memotong omongan ayah dan langsung masuk kelas, meninggalkan ayah yang belum selesai menasehatiku. "Dasar anak ini nggak pernah bisa dengerin nasihat orang tuanya sampai beres." Keluh ayah sambil bergegas pergi menuju tempat kerjanya.

Dikelas, guru yang bernama Bu Mira memperkenalkanku kepada teman-teman baruku yang ada di kelas. "Anak-anak hari ini kita kedatangan teman baru, dia pindahan dari Cianjur, silahkan nak, perkenalkan dirimu pada teman barumu!" aku langsung memperkenalkan diri "assalamualaikum, hai semuanya! namaku Raini Asyhira, kalian boleh panggil aku rara, salam kenal yah."

"Rara kamu duduk disana ya!" Bu Mira menunjuk salah satu kursi yang masih kosong, aku langsung menuju kursi tersebut, tapi tiba-tiba aku terjatuh karena tersandung oleh kaki seorang anak laki-laki, mungkin menurutku dia sengaja melakukannya, tapi, ah! jangan berprasangka buruk dulu, aku tidak melawannya aku malah mengacuhkannya dan langsung menuju kursi yang di tunjuk Bu Mira tadi.

Pelajaran pun selesai aku mengemas bukuku dan memasukannya ke dalam tas, karena aku mau ke kantin diajak sama teman sebangkuku. "hai! Aku Nesa, udah waktunya istirahat kita ke kantin yuk..!!" ajak temanku yang bernama Nesa itu, kami baru bisa berkenalan karena tadi sibuk belajar. "Ayoo!!" jawabku singkat, kami langsung pergi ke kantin.

Waktu di kantin aku memesan makanan kesukaanku yaitu bakso dan juice melonnya, Nesa juga pesan makanan yang sama. "Ra tadi kamu nggak kenapa-kenapa kan? biasalah si Rafa kalau ada murid baru dia selalu jahil, nggak usah diladenin apalagi dilawan."

Nesa memberi tahuku tentang anak laki-laki tadi yang membuatku jatuh waktu di kelas. "iya nggak papa kok Nes, lagian aku juga nggak mempermasalahinnya kok, bagiku juga itu udah biasa, walaupun agak sakit dikit sih lutut aku."

Aku berkata bohong padahal aku dendam banget sama anak itu, aku pengen ngebalesnya, tapi aku kan disini masih anak baru jadi aku berusaha buat nggak macem-macem dulu takutnya aku disuruh pindah sekolah, gara-gara masalah yang menurutku sepele.

"Hehh!! kenalin gua Rafa Adrian, anak paling populer disekolah ini semua anak disekolah ini pada takluk sama gue dan loe juga harus tunduk sama gua." 'buset! sombong banget anak ini, terus aku harus nurutin apa kata dia gituh, sorry lah aku bukan orang yang kaya gitu, yang takut hanya karena gertakan saja' kataku dalam hati.

"heh! loe nggak denger gue ngomong? kok loe diem aja, ngomong ke, apa loe lagi sakit gigi, apa lagi ngirit suara, hahahaha!!!" dia dan teman gangnya tertawa puas, dia ngomong seenaknya aja karena sejak tadi aku diam saja "terus! aku harus ngomong apa?" jawabku singkat.

"gini aja deh, loe selaku murid baru disini, loe harus ngikutin semua perintah gue biar loe aman sekolah disini, iya kan brow?" mengedipkan mata ke kedua anteknya. "yo'i mas brow" kata kedua anteknya serempak. "emang kamu siapa? berani-beraninya nyuruh orang sembarangan" aku menjawab dengan nada cuek. "heh gua kan udah bilang tadi siapa gue, pokoknya kalau loe nggak nurut sama gue liat aja entar akibatnya.

Cabut brow!!" mereka pergi meninggalkanku dan Nesa, emang dia pikir dia siapa berani ngatur-ngatur. "Ra kenapa tadi kamu ngomong gitu sama Rafa, kamu tahu nggak disekolah ini nggak ada yang berani ngelawan dia, kalau ada yang ngelawan, anak tersebut akan dikerjain habis-habisan, sampe-sampe dulu ada yang keluar dari sekolah ini gara-gara dia ngelawan Rafa, kamu mau kaya gitu..?" Nesa menasehatiku, belum tahu dia kalau aku nggak mempan sama nasihat.

"udah lah nggak papa emang harus dilawan orang kaya gitu biar gak semena-mena sama orang, kamu tenang aja deh pokoknya semuanya serahin aja sama aku RARA, lihat aja nanti."

"kamu yakin ra?" Nesa ragu sama penjelasanku. " udah deh kamu tenang aja, sekarang kita masuk yuk! udah bel tuh, tapi aku bayar dulu makanannya ya, hari ini kamu biar aku teraktir deh sebagai tanda persahabatan kita, kamu mau kan jadi sahabat aku."

"iya deh kita sahabat yah,, hehe" aku pun membayar makananku sama Nesa tadi dan kita pergi buru-buru ke kelas, karena kata Nesa guru yang akan masuk sekarang adalah guru paling killer, guru yang paling ditakutin disekolah ini. 

cinta Pertama Teddy BearWhere stories live. Discover now