1

129 19 0
                                    

Vote comment Jusseyo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote comment Jusseyo

.

.

.

.

Hari-hari Jevanta tidak berbeda dari hari-hari sebelumnya, selesai kuliah dirinya harus berbelanja, yah kebetulan juga bahan makannya di rumah desainernya itu juga sudah habis dan kebetulan paling utama adalah dirinya harus menyiapkan makanan untuk si manekinnya itu. Jujur Jevanta bingung dengan apa yang harus disiapkan oleh dirinya kepada manekinnya ini, alhasil dirinya hanya membeli beberapa baju dan peralatan mandi untuk si manekin. 

"Aihh.. aku berasa memiliki suami saja, padahal kan aku tidak mau menikah." Jevanta menggerutu dengan masih memilih baju dan beberapa peralatan mandi. 

"Tunggu, apa dia bisa mandi? Kalau tidak jadi kerjaan buatku ini akkhhh.." Jevanta benar benar menggerutu sampai dirinya tak sadar jika orang-orang disekitarnya melihatnya dengan tatapan heran. 

Kini dirinya harus mengeluarkan hampir setengah lebih untuk membayar belanjaannya. Untung saja dirinya membawa mobil, kalau saja dirinya memilih untuk naik bis mungkin bisa saja dirinya akan kesulitan. 

Jevanta membelah jalanan sore hari demi pulang kerumah desainernya. Meskipun  dirinya bisa memenuhi kebutuhan dirinya, tetap saja ayah dan ibunya masih ingin membiayai kehidupan sehari-harinya itu dengan cara seperti hari ini. 

Jevanta baru saja sampai dirumah, dirinya melihat Mark yang tidur disofa dengan baju desainnya. Mau tidak mau Jevanta harus membangunkannya dan menyuruhnya mandi. Sedangkan dirinya berganti dengan baju yang oversize dan  celana yang hampir tenggelam dari kaosnya ini. Sedang dirinya masih menyiapkan bahan masakan untuk makanannya dan Mark tentu saja, itu rencana sebelum para kakak dan kakak iparnya datang menganggunya. 

"JEVANTAAAAA!!!!"

"Berhentilah berteriak Haechan Eonni, aku tidak tuli ya.."

"YAKK JEVANTA KENAPA KAU TIDAK PERNAH MENJAWAB TELEPONKU??!!"

"Astaga Renjun Eonni, berhentilah berteriak kupingku sakit."

"Wahhh sepertinya ruang desainermu sedang berantakan yaa, kau tidak ingin memberikan pekerjaan untuk kami heh adik." 

"Berhenti menganggu Jaemin Oppa."

"Kau tidak akan bisa meluluhkannya Jaem, biar aku saja yang meluluhkannya."

"Sebelum kau mengatakannya kupotong dulu lidahmu itu Jeno Oppa." Jevanta mengacungkan pisau merah muda hingga membuat para kakaknya ini langsung terdiam, ini adalah sisi lain dari Jevanta yang banyak belum orang lain yang tahu.

"O-oke, sepertinya adikku ini sedang dalam mood tidak baik-baik saja." 

"AKKKHHH !!!" Haechan berteriak membuat semua antensi melihat kearahnya.

"Akkkhhh!!! YAAA JUNG JAE JA!" Jevanta menoleh apa yang dilihat oleh para kakak iparnya, sialnya itu membuat wajah Jevanta memerah bak tomat bagaimana tidak. 

Designer (Markno)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang