Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Eughh, yeshh there, Jaemhh~!"
Desahan Jeno tak terelakkan saat tangan Jaemin bergerak keluar masuk dari lubang analnya.
Jeno menari wajah Jaemin yang berada di dadanya, membawa pemuda Na itu agar kembali memanggut bibirnya.
Dengan senang hati Jaemin kembali mengulum bibir Jeno, kepalanya bergerak memperdalam ciumannya dengan tangan yang terus keluar masuk didalam lubang kucingnya itu.
Jeno mendongak saat merasa ia sampai pada pelepasannya, pangutan keduanya terlepas membuat Jaemin kembali turun menghisapi leher jenjang milik Jeno.
"Eughh, aku hampir arghh, sampaihh!" Tangan Jeno meremat seprei kasur milik Jaemin.
Pada akhrinya Jaemin membawa Jeno ke rumahnya, untungnya kedua orang tuanya tengah pergi keluar negri untuk urusan pekerjaan, dan untungnya lagi kamar Jaemin di desain kedap suara untuk saat saat seperti ini.
"Akhhh!" Jeno mengeram rendah kala merasa ia sampai pada puncaknya. Bersamaan dengan itu, Jaemin menyeringai, ia menarik tangannya dari anal Jeno.
Jaemin berdiri dipinggir kasur, menatap kucing kecilnya yang sudah bergerak tak karuan. Kemeja Jeno terbuka menampilkan tubuh bagian atasnya yang basah dan terdapat bercak mereka karena perbuatannya, ditambah bagian bawah Jeno yang terbuka tanpa sehelai benangpun.
Wajah sayu dan kacau milik Jeno makin terlihat seksi dengan rambut berantakannya.
Jaemin mengeram, ia ingin Jeno!
Pemuda Na itu melepas kemeja dan celananya lalu kembali mengukung kucing kecilnya. Ia menatap dalam-dalam wajah Jeno, hidung mancungnya, bibirnya yang membengkak, Jeno benar-benar sangat menawan jika seperti ini.
Chup. Jaemin kembali menyatukan bibirnya dengan bibir Jeno, ia bertaruh pada dirinya sendiri untuk bisa menjadikan Jeno submisivenya.
"Eughh~" leguhan Jeno tak tertahankan saat tangan Jaemin kembali mengocok penisnya, satu tangan Jaemin menopang tubuhnya dengan satu tangan yang bermain dengan bebas di penis si submisive.
Eh? Submisive?
Ciuman Jaemin turun ke leher Jeno, entah kenapa ia kecanduan untuk membuat tanda dileher pemuda itu. Jaemin kembali menggigit leher Jeno, menghisapnya hingga meninggalkan bercak ungu kemerahan disana.
"Shh, Jaemhh pleasehh~" desah Jeno. Ia benar-benar sudah tidak bisa menahan libido nya.
Jaemin menyeringai, ia menjilat telinga Jeno membuat tubuh Jeno meremang. "Please for what, cat?"
Jeno mengeram frustasi saat Jaemin menghentikan semua pergerakannya pada tubuh Jeno. Jeno membuka matanya, ia menatap sayu dominan dihadapannya.
"Please fuck me harder and deeper."
"Shit. You will get it, cat."
Napsu Jaemin berada dipuncaknya, sesuai permintaan kucingnya, ia tidak akan bermain lembut lagi.
Jaemin kembali menyatukan bibir keduanya, memanggut bibir Jeno hingga membuat sang empu berkali-kali melenguh nikmat.
Setelah dirasa puas, Jaemin membalik tubuh Jeno, membuat pemuda yang katanya dominan itu menjadi menungging di depannya.
Dapat Jeno lihat lubang senggama Jeno yang berkedut, ia tersenyum kecil lalu menciumi punggung Jeno dengan satu tangan yang memegangi pinggang pemuda Lee itu.
"I don't know, tapi sepertinya ini akan menjadi malam yang sangatt panjang." Bisiknya sensual, Jeno mendongak saat Jaemin kembali bermain di tengkuk lehernya.
Dari belakang, Jaemin mempersiapkan kejantanannya tepat didepan lubang Jeno, ia mengocok sebentar kejantanannya sebelum mulai memasukkannya ke dalam lubang Jeno, membuat sang empu reflek mendongakkan kepalanya.
"Shh, terlalu arghh, sempihh," desis Jaemin saat merasa kepala penisnya mulai masuk ke dalam lubang Jeno. Jeno memejamkan matanya, merasakan benda tumpul itu menerobos masuk ke dalam analnya.
"Arghh, Jaemhh—ARGHH!"
"ARGHHH!"
Kedua memekik saat Jaemin berhasil memasukkan miliknya ke dalam lubang Jeno seutuhnya, ia tak langsung bergerak melainkan menyempatkan dirinya kembali menciumi punggung mulus Jeno.
"Shh, bergerak Jaemhh," pintanya. Bagaimanapun Jeno sudah seutuhnya ditutupi oleh napsu, ditambah obat perangsang dan alkohol yang tadi ia minum tentunya sudah benar-benar membabat habis akal sehatnya.
Jaemin mengangguk, perlahan ia mulai menggerakkan pinggulnya dengan tangan yang memeluk pinggang Jeno dan tangan lainnya memegang pundak kucing nakalnya itu.
"Arghh, lubangmu menjepit milikku Jenhh!"
Jeno mendongak dengan mata terpejam, salivanya sudah mengalir keluar dari mulutnya.
"Eughh, herehh, pleasehh~!" Desahnya. "Here?" Jaemin mengehentaknya pinggulnya hingga benar-benar menekan sweet spot milik Jeno, membuat sang empu mendesah kuat.
Tangan nakal Jaemin bergerak naik, ia memasukan jarinya kedalam mulut Jeno dan dengan senang hati pemuda Lee itu mengulum jari Jaemin membuat libido Jaemin kian menaik.
Makin lama hentakannya pada lubang Jeno makin kencang, membuat desahan keduanya terus bersahutan.
"Arghhh! Lebihh, cepathh~!"
"Shh, aku hampir sampaihh!"
Jaemin mempercepat gerakannya sampai terdengar suara kulit yang beradu ditambah dengan suara decitan kasur yang memperjelas seberapa brutalnya Jaemin pada Jeno.
"Eunghh, aku samp—aghhhh!"
"With, me."
Empat hentakan terakhir hingga akhirnya keduanya benar-benar sampai pada pelepasannya.
Jeno terjatuh ke kasur, ia tak kuasa menahan lemas ditubuhnya. Cairannya sudah tumpak mengotori seprai milik Jaemin, sedangkan Jaemin mengeluarkan cairannya didalam Jeno.
Ia melepas penyatuan keduanya lalu merebahkan dirinya di samping Jeno. Ia membawa tubuh Jeno kedalam pelukannya, mendaratkan kecupan singkat dibibir pemuda kesayangannya itu.
"Hei, Lee Jeno. Mau menjadi pacarku?" Tanyanya. Entah Jeno mendengar pertanyaan atau tidak, tiba-tiba saja pemuda Lee itu menganggukkan kepalanya membuat Jaemin tersenyum.
Ia menarik wajah Jeno untuk menatapnya, mata Jeno masih terpejam dengan bibir yang membengkak.
"Kamu benar-benar mau menjadi pacarku?" Tanyanya dengan antusias. Jeno tidak menjawab, ia malah langsung menarik tubuhnya untuk kembali memeluk Jaemin.
Ia menyembunyikan wajahnya di dada bidang Jaemin, membuat sang empu terkekeh gemas lalu mengusak surai Jeno.
"Kamu sudah mengangguk, aku harap itu artinya iya. Kalau begitu, mulai besok kamu adalah pacarku, jangan lupakan itu ya, kucing kecilku~!"
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.