"Gadis ini sekilas hampir mirip denganmu." Kirishima berujar tak percaya.

Jika Midoriya menutupi frecklesnya, mengubah warna manik mata dan rambutnya, maka mereka bisa dikatakan hampir kembar.

"Jadi, maksud dari rencana tadi..." Midoriya menatap Koshi, tatapannya menyiratkan jika dia sudah tahu apa yang penasehat itu maksud.

"Benar... jika Nona menyamar menjadi anak gadis bangsawan itu saya pikir kita bisa masuk ke sana dengan mudah. Tapi..." Koshi masih gelisah. "...saya tak menyarankannya. Itu bisa jadi berbahaya."

Kirishima juga berpikir kalau penyamaran itu kemungkinan akan gagal. "Aku setuju."

"Kalau itu memang bisa membantu kita mendapatkan bukti, maka kita lakukan saja." Ujar Midoriya, mengejutkan penasehat dan jenderal di sampingnya.

"Nona, jangan buru-buru. Kami akan coba cari cara lain." Cegah Koshi dengan panik.

"Satu minggu, jika Koshi-san tidak menemukan cara lain maka kita lakukan yang satu ini."

Koshi masih cemas karena Midoriya tetap berniat melakukan cara penyamaran, tapi setidaknya dia punya waktu untuk mencari jalan lain. "Baiklah, saya akan berusaha."

.
.
.

Kirishima berharap Koshi akan menemukan cara lain untuk pihak istana bisa diam-diam menyelidiki tempat yang mereka incar.

Namun seminggu kemudian tidak ada kabar bagus yang terdengar. Koshi yang biasanya selalu percaya diri, datang dengan penuh kekalahan. Mereka tak berhasil menemukan cara lain.

Midoriya yang sejak awal sudah berniat melakukan rencana penyamaran pun tidak ambil pusing. "Aku akan memakai cara awal. Biar kubicarakan dengan putra mahkota."

Segala tindakan di istana perlu izin dari otoritas tertinggi, yang tidak lain adalah Bakugou. Midoriya menunggu putra mahkota itu selesai dengan kesibukannya pagi itu dan mengajaknya bicara di ruang kerja mereka. Koshi dan Kirishima berada di belakang Midoriya dengan cemas.

Usai menjelaskan semuanya, Midoriya berdiri menunggu jawaban.

Bakugou menatap gadis bersurai hijau itu dengan bersedekap. "Seberapa yakin kau soal cara itu akan berhasil?"

"Asal menggunakan penyamaran yang baik dan mengetahui sifat-sifat juga kebiasaan dari anak bangsawan itu, saya yakin delapan puluh persen bisa mengatasinya."

"Menimbang dari segala hal yang mungkin diluar perkiraan aku hanya melihat rencana ini akan berjalan pada tingkat lima puluh persen saja."

"Kalau begitu itu belum di bawah separuh kemungkinan, bukan? Mungkin akan sulit, tapi selama masih ada kesempatan saya bersedia melakukannya."

Manik emerald Midoriya memancarkan tekad seriusnya. Bakugou diam menatapnya selama beberapa saat. Koshi dan Kirishima dari belakang bisa melihat jika Bakugou tidak ingin menyetujui rencana itu, tapi dia juga masih bimbang.

Setelah satu menit keheningan yang beratmosfer berat, Bakugou menghela napas.

"Baiklah, kuberikan izin."

Raut Midoriya langsung berbinar cerah, sedangkan Koshi dan Kirishima bercampur antara panik dan cemas.

"Dengan syarat." Bakugou belum selesai bicara. "Saat situasi dirasa berada di luar kendali, maka kau harus langsung mundur. Tidak ada pembantahan."

Midoriya ingin menolak, tapi itu sudah syarat termudah yang Bakugou berikan. "Saya mengerti."

.
.
.

Mata-mata Koshi berhasil mengumpulkan info soal gadis keluarga bangsawan yang mereka cari, Inoko Nari. Mulai dari kebiasannya bicara, cara berjalan, gerak gerik, dan semacamnya. Midoriya pun mempelajari semua itu termasuk juga memahami sedikit info yang berhasil dikumpulka. soal tempat bisnis yang akan dia tuju.

Fake Bride - BNHA Fanfict (Completed)Where stories live. Discover now