Kini setelah dia sedikit lebih dekat, lebih memperhatikan Midoriya, dia mengingat dan menyadari betapa dia terlalu acuh sebelumnya.

Bakugou mulai paham apa yang Mitsuki maksud dulu. 'Lindungi dia dengan sungguh-sungguh'. Pria itu ingat jika beberapa kali Midoriya sempat terancam bahaya. Dia membayangkan jika Midoriya sudah langsung berakhir saat itu juga.

Putra mahkota itu bangkit dari duduknya, berjalan mendekati gadis bersurai hijau itu dan berlutut di hadapannya. Mengamit tangannya dan menaruh kecupan lembut di atas punggung tangannya sebagai permintaan maaf atas sikap acuhnya yang sudah lalu.

"Izinkan aku untuk bisa lebih menjagamu."

Entah kenapa kata-kata itu keluar dari mulut Bakugou. Pria itu sebenarnya masih tak terlalu paham akan sikap, keputusan, dan perkataannya pada Midoriya beberapa bulan ini. Namun untuk sekarang dia menganggap itu karena dia tak mau kesulitan untuk menerima gadis lain sebagai calon istrinya.

Dia melihat Midoriya beraut syok dan bingung bersamaan, tapi kemudian gadis itu mengangguk pelan dengan wajahnya yang sedikit memerah.

"Jika itu yang Anda inginkan."

.
.
.
.
.

Kirishima tengah begitu menikmati perannya sebagai penonton. Sejak beberapa minggu lalu, dia menyadari jika Bakugou sedikit demi sedikit mengubah sikapnya, terutama pada Midoriya.

Putra mahkota itu mencoba untuk lebih meluangkan waktu dengan Midoriya, meski kebanyakan hanya sekedar mengobrol atau minum teh berdua. Bagaimanapun dia tetap seorang calon kaisar yang sangat sibuk, jadi waktu santainya terbatas meski dia sudah meluangkan sebanyak mungkin. Sedangkan Midoriya mencoba terbiasa dengan sikap Bakugou yang membuatnya sering gugup.

"Ah." Midoriya tak sengaja menjatuhkan cap dokumennya dari atas meja.

Bakugou yang tengah berdiri di depan lemari dokumen dan berada di dekatnya membungkuk mengambil cap, menyerahkannya ke Midoriya.

"Te-terima kasih banyak, Yang Mulia..." Midoriya masih belum terbiasa saat sosok calon kaisar itu membantunya. Dia hendak menerima cap dari tangan Bakugou, tapi kemudian pria itu tak sengaja melepaskan cap sebelum Midoriya memegangnya.

Midoriya yang panik berusaha segera menangkap cap itu, juga Bakugou. Mereka bersamaan mencoba menangkap benda kecil itu, tapi tangan mereka berdua berakhir bertabrakan dan menyenggol botol tinta yang kemudian jatuh tumpah.

"Ah!" Midoriya memekik pelan karena mejanya penuh dengan gulungan penting.

Untungnya isi botol sudah hampir habis sehingga hanya beberapa tetes saja yang menumpahi meja. Bakugou buru-buru memperbaiki posisi botol tinta dan Midoriya mengusap tumpahan dengan kertas bekas. Mereka berdua menghela napas lega.

"Maaf..." ujar Bakugou kaku karena hampir terjadi bencana.

"Saya juga minta maaf..." Midoriya hampir tidak bisa bernafas karena terkejut tadi.

Kirishima menghela napas panjang. Sebenarnya tontonan yang dia maksud adalah pemandangan hubungan yang kikuk. Namun dia memakluminya karena Bakugou sendiri baru kali ini mencoba untuk lebih perhatian pada seseorang, dan Midoriya kelihatannya belum pernah menjalin hubungan dengan seseorang sebelumnya.

Bisa dibilang mereka berdua adalah pasangan yang saling belum berpengalaman, jadi sikap mereka cukup kacau. Sering kali saling tidak tahu harus berbuat apa. Tapi Kirishima menganggap kelakuan mereka itu cukup menghibur dan menggemaskan. Bagaimanapun hubungan mereka berkembang ke arah yang baik, jadi dia amati dan dukung saja.

"Bagaimana kalau istirahat sebentar?" Usul Kirishima. "Yang Mulia juga Nona nampak kehilangan fokus saat lelah, jadi mari rehat sejenak."

Bakugou mendengus. "Baiklah."

Fake Bride - BNHA Fanfict (Completed)Onde histórias criam vida. Descubra agora