Bab 1

426 125 5
                                    

Setelah Sandiwara ala Opera sabun ia mainkan. Hidup Carissa berjalan seperti biasa. Ia bangun lalu berangkat melakukan hal yang ia suka. Sesekali ke kantor mengganggu Kalingga dan ayahnya. Kepergian Kalina ada manfaatnya, setidaknya hidupnya tenang tanpa recokan saudara kembarnya, sampai di suatu pagi yang cerah seseorang datang membawa malapetaka.

Carissa harusnya bisa bangun siang lalu berolahraga ringan, dikejutkan oleh gedoran di pintu rumah pribadinya. Rumah hasil pernikahannya dengan Max tapi tentunya bukan rumah yang dipakai mantan suaminya untuk gantung diri. Ia sudah lepas dari jeratan Max. Masak ia juga harus bersanding dengan arwahnya.

Sisil datang tanpa pemberitahuan. Biasanya jika mahluk ini  berkunjung, maka ada tugas Kalina yang mesti ia tambal.

“ Kenapa Lo pagi-pagi ke sini. Bawa tas gede banget. Siapa yang Lo bawa?”
Di belakang Sisil sudah ada manusia setengah wanita yang memperkenalkan dirinya sebagai make up artist.

“Gue butuh bantuan lo.”

“Bantuan apa? Bukannya semua kerjaan Kalina udah gue handle.  Katanya kalau semua kerjaan Kalina selesai, gue boleh istirahat dan balik lagi jadi diri gue sendiri.”

“Ini bukan soal kerjaan. Ini masalah hubungan Lo sama Abi.”

“Yang tunangan sama Abi tuh Kalina bukan gue. Lagian kalau Kalina balik, dia nanti yang  merencanakan pernikahan sama Abi.”

“Tapi Kalina belum balik kan dan sekarang dia punya rencana perjalanan ke Italia sama Abi.”

Carissa langsung melotot. “ Masalah perjalanan gak  pernah Lo omongin ya.”

“Ini baru gue omongin sekalian gue bawain make up artis buat dandanin Lo. Kopernya udah gue siapin.  Passpor dan visa Kalina juga udah diurus.”

Rissa berkacak pinggang sembari mondar-mandir. “ itu punya Kalina dan bukan gue. Jadi gue gak mau pergi bareng Abi ke Italia.”

“ Perjalanan ini gratis, dibayarin Abi seratus persen. Lo cukup jadi Kalina. Italia gak jelek juga. Di sana ada Colloseum sama tempat bersejarah. Banyak patung pan, Ada peninggalan kerajaan Romawi. Lo bisa ketemu patung kaisar Romawi. Lo puas-puasin tuh liat muka Nero.”

Carissa diam sejenak. Merasa tertarik dengan tempat bersejarah yang Italia punya tapi apa itu sebanding dengan berduaan bersama Abi. Tampaknya pria itu sangat memuja Kalina. Hatinya tertusuk nyeri ketika mengetahui ada satu lagi orang yang memilih Kalina dibandingkan dengan dia.

“Lagi pula bokap sama nyokap Lo setuju.”

“Gue bukan anak di bawah umur ya Sil yang Perlu ijin Papi sama Mami.”

Tapi kenyataannya ponselnya berbunyi. Itu panggilan dari ayahnya Tuan Dirga yang suka memerintah, mengintimidasi. Carissa merotasi bola mata lalu mendengus jengkel. Sisil manajer adiknya malah terkekeh geli karena si rambut mirip negara api itu sudah pasti mendapatkan kemenangan.

🌹🌹🌹🌹

Abi tak mengenakan jas formal ketika ke bandara. Kaos putih dengan jaket bomber dipadukan celana jeans krem longgar. Ia terlihat santai dengan tas ransel ala pria. Koper dan laptopnya ia titipkan ke asistennya, Samuel. Ia menatap jam tangan siap melapangkan dada, bersabar menunggu Kalina datang. Untung tunangannya cantik jadi bisa ditolerir jika telat tapi dugaannya salah selain cantik Kalina juga tepat waktu.

Bagi Carissa, Abi pria yang tidak sopan. Begitu bertemu pria itu langsung menarik tangannya dan mencium kedua pipinya.

“Kenapa teleponku tidak kamu angkat?”

“Tapi pesanmu sering ku balas kan?” jawab Risa dengan senyum terbaik. Yang membalas pesan tentu saja Sisil. Isi pesannya apa Rissa tidak tahu dan tak mau tahu juga.

“Kamu pasti sangat sibuk sekali. Aku senang kamu meluangkan waktu untuk perjalanan bisnis ini. Kamu tidak membawa asisten?” tanya Abi sambil melihat ke kanan kiri.

“Asisten?” Dan Risa lupa. Selain tidak bisa tanpa skincare, Kalina juga tak bisa hidup tanpa asisten.

“Iya. Tapi tidak apa-apa. Masih ada Samuel yang bisa mengurus segalanya. Samuel bisa kamu bawakan koper Kalina juga?”

“Tidak perlu. Kopernya bisa ku bawa sendiri.”

Dahi Abimanyu berkerut. Ia mulai bingung dan malah menatap Samuel. Menurut informasi yang Abimanyu telah kumpulan Kalina itu sangat manja, selalu mendapatkan pelayanan terbaik, selalu punya dayang dan suka diperlakukan selayaknya Putri.
Ketika pesawat lepas landas. Abi memilih istirahat, merilekskan punggung sembari mencoba memejamkan mata padahal inderanya waspada. Ia membuka matanya sedikit. Kalina sedang membaca majalah. Oh bukan majalah biasa. Majalah tentang peradaban, tentang situs-situs sejarah. Buku yang jelas banyak menyimpan ilmu pengetahuan. Informannya tidak pernah mengatakan kalau Kalina suka membaca.

Ketika transit ke Singapore dan melanjutkan perjalanan menggunakan pesawat ke Italia. Kalina sekali lagi memilih lebih banyak diam padahal dia mencoba mengajak bicara. Kalina menonton discovery channel. Wanita itu memilih tayangan tentang peradaban masa lampau, candi dan juga puing-puing di masa lalu. Sesekali Kalina melihat aneka satwa dan hutan. Bukannya itu aneh. Kalina berlagak seperti pencinta satwa dan alam tapi sering mengenakan sepatu serta pakaian dari bahan kulit. Belum lagi kosmetik Kalina yang harganya jutaan terbuat dari kolagen hewan laut yang dilindungi.

“Kenapa kamu menonton discovery channel?”

“Kenapa aku tidak menontonnya?” Kalina mulai bersikap menyebalkan. Menjawab pertanyaan dengan pertanyaan.

“Apa yang menarik dari Chanel ini? Ku kira kamu akan suka acara fashion atau menonton drama atau film romantis?”

“Aku bosan dengan fashion dan drama. Aku suka mencoba hal yang baru. Apa tontonan favoritmu?”

“Aku suka berita internasional, pasar saham , berita ekonomi, berita perkembangan dunia. Aku kadang suka nonton bola atau Motor GP. Aku seperti pria pada umumnya. Hanya saja ada beberapa tontonan yang wajib ku saksikan agar tidak ketinggalan.”

Abimanyu pria kompleks. Berwawasan luas, teliti, mengerti bisnis dan juga maskulin.

“Kamu suka bermain bola? Apa hobimu selain berbisnis?”

“ Kadang. Aku suka berkuda. Main surfing di pantai. Bermain golf karena itu membuka peluang bisnis.”

“Yang terakhir bukan hobi tapi kewajiban.”

“Lalu apa yang kamu sukai selain berpose di depan kamera?”

“Aku suka melukis, membuat kue juga. ”Carissa langsung mengatupkan bibir karena itu semua hobinya bukan Kalina. Kemampuan memasaknya didapat dari kursus yang dipersiapkan sebelum ia menikahi Max.

“Kapan- kapan aku akan menyicipi kue buatanmu. Ku kira kamu tidak bisa masak. Terakhir ku lihat kukumu sangat panjang dan diwarnai. Sekarang terlihat rapi dengan warna alami.”

Risa menatap jemari tangannya yang polos. Kalina tak akan membiarkan Kukunya  sejelek milik Rissa.
“Kamu  penuh Dengan kejutan.”

“Banyak orang yang mengatakan jika aku aneh.” Balas Rissa dan itu memang kenyataannya. Kalina selalu dipandang bak Dewi, sedang ia bak daki.

“Yang kuucapkan pujian. Banyak hal yang tidak ku ke tahui tentang dirimu dan ini adalah obrolan kita yang paling panjang, seingatku.”

Carissa langsung terdiam dan memilih mengalihkan perhatiannya untuk menonton discovery channel dari pada melihat lama-lama tatapan Abimanyu. Seketika hatinya berdebar, raut mukanya memerah. Lantas apa yang biasanya Abimanyu dan Kalina obrolkan. Saudara kembarnya itu kan perayu ulung. Kalina selalu bilang jika semua pria pasti bertekuk lutut ketika mengenalnya dan seketika melupakan pesona Carissa. Kenapa dengan dirinya? Ia tidak mungkin tertarik dengan tunangan Kalina. Sudah lama sekali mereka tidak berebut sesuatu dan tentunya tidak dimulai dengan berebut Abimanyu.

****

Btw Rissa ini siapa ya? CARISSA MAntan tunangan Emran (pengantin kelabu), mantan Istri Max ( mantan pasangan Oscar di bersamamu)

Nanti akan ku buatin spin off.

Ini aku, bukan diaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang