Nash dan Nero keluar dari kamarku dan menutup pintu.

                Hari ini berjalan seperti mimpi buruk, aku ingin bertemu Aiden dan menceritakan apa yang terjadi padaku hari ini. Tapi badan ku sangat lemas, tidak bisa mengikuti kehendak ku. Mataku terasa berat. Mungkin besok aku baru akan memberi tahu hal ini pada Aiden.

                Aku baru saja mencoba memejamkan mataku saat merasakan tangan hangat seseorang menyentuh pipiku. Aku tahu siapa itu, wangi pinus yang lembut menanakan dia adalah Aiden.

                “Aiden”ku buka mataku dan melihatnya bersinar di kamarku. Aku sedikit tidak percaya akan hal ini, ini pasti mimpi. Mana mungkin Aiden meninggalkan hutan terlarang.

                “Tidurlah”bisiknya ditelingaku, aku memang benar-benar lelah, sehingga mataku kupasrahkan untuk terpejam. “Aku tidak bisa menghilangkan memarnya, tapi aku bisa menghilangkan rasa sakitnya”bisiknya lagi di telingaku. Kemudian aku merasakan kecupan tembut di pipiku bekas tamparan tadi. Seketika itu juga rasa sakit itu hilang dalam sekejap. Dan aku tenggelam ke alam mimpi.

                Terima kasih Aiden kataku dalam hati karena terlalu lelah walaupun hanya untuk berbicara.

@@@

                Aku bangun pagi hari dengan badan yang sangat segar. Aku ingat samar-samar kata-kata Aiden tadi malam. Apakah dia benar-benar mengunjungiku? Atau hanya imajinasiku saja?

                Pintu dibuka dan aku melihat Lusy masuk membawa obat-obatan.

                “Ayo sayang aku akan mengobatimu lagi”memang semalam dia yang telah mengobatiku dan membantuku berpakaian.

                “Aku sudah tidak apa-apa Lusy”

                “Jangan berbohong, apa kau mau kuambilkan cermin agar kau melihat sendiri apa yang terjadi dengan wajahmu itu?”

                Pada akhirnya aku memang tidak pernah bisa melawannya. Kupasrahkan dia membantuku mandi, berganti pakaian dan mengobati lagi luka memarku. Dan membantuku berdandan.

                “Apa ini tidak terlalu berlebihan?”tanyaku sambil menatap cermin yang memantulkan bayangan diriku.

                “Pangeran datang kesini untuk bertemu dengan mu, apa kau mau menemuinya dengan pakaian biasa dan berdandan seperti anak laki-laki? Tentu saja tidak”Lusy masih menyisir rambutku yang coklat dan panjang, mengepang beberapa helaian kecil di kiri dan kanan rambutku kemudian menyatukannya dibagian belakang dan menyematkan jepit rambut disana. “Sempurna” bangganya dengan hasil karyanya.

                Aku tersenyum.

                “Tudungku”aku memandang Lusy dan dibalas dengan tatapan penuh tanda Tanya.

                “Oh… Em.. apa kau yakin memerlukannya?”katanya salah tingkah.

                Aku mengganguk mantap.

                “Tapi ku rasa kau tidak memerlukannya”Casius masuk ke kamarku “Wow, apa selama ini aku memiliki adik perempuan”kejutnya, diiringi kekehan Lusy.

                “Kerja yang bagus sayang”Grant masuk kemudian mencium Lusy dengan mesra. “Pangaran ingin bertemu dengan mu”Grant berkata kepadaku.

                Aku mengangguk, dan hal pertama yang harus kulakukan adalah berterima kasih kepadanya. Atas pertolongannya, walaupun kebetulan dia memang akan mengunjungiku, melihat apakah aku adalah wanita yang cocok mendampinginya untuk memerintah Athanoxia bersama-sama setelah Raja Xion turun tahta beberapa saat lagi, karna mengingat usianya yang cukup tua. Dan yang ku dengar dari Elliza bahwa kesehatan Raja Xion menurun drastis.

Calista - Princess of AthanoxiaWhere stories live. Discover now