"Bahkan, setelah Kana menikah saja mereka juga tidak pernah mengunjungi Kana untuk sekedar memberikan selamat. Bohong bila Kana mengatakan tidak sedih, sebenarnya Kana sangat sedih karena Papa dan Mama tidak datang ke pernikahan Kana dan Mas Mew. Tapi Kana berusaha berpikiran positif, mereka sedang sibuk."

"Tapi nyatanya, sampai sekarang mereka tidak pernah melihat Kana lagi. Kana seperti di anggap tidak ada oleh mere--"

Kana menghentikan ucapannya, ketika mendengar suara pintu ruangan kerja Mew di buka. Kana mengusap sudut matanya yang mulai mengeluarkan bulir bening.

Kana kembali duduk dengan menampakan senyum terbaiknya pada Mew. "Bagaimana Mas Mew? Apa Kanan di perbolehkan ikut dengan Gyan dan Kavaya?!" tanya Kana, dan Mew mengangguk mengizinkan.

Kana bertepuk tangan senang, lalu mencium boneka panda nya. "Panda! Daddy kamu sangat baik dengan Kana! Dia memperbolehkan Kana untuk pergi dengan Gyan dan Kavaya, yeay!"

Mew menggelengkan kepalanya pelan, lalu menghampiri Kana. Mew mengambil boneka panda yang ada di pelukan Kana, dan menaruh boneka itu ke atas nakas.

"Mas iri nih, masa Panda yang di peluk cium. Bukan Mas?" Kana mendongak menatap Mew yang berdiri di depannya. "Mas mau di cium juga." Mew menunjuk bibirnya, dan sedikit membungkuk untuk mensejajarkan wajahnya dengan wajah Kana.

Cup~

Kana mengecup lama bibir Mew, tapi hanya kecupan biasa tidak ada lumatan. "Sudah Kana kiss, terima kasih Mas Mew karena sudah mengizinkan Kana untuk pergi bersama Gyan dan Kavaya." Kana menarik tangan Mew agar duduk di sampingnya.

"Mas Mew, terima kasih banyak untuk semuanya, ya? Kana sangat beruntung bertemu Mas Mew. Kana tidak bisa membayangkan bila tidak bertemu Mas Mew, pasti Kana masih terjebak di dalam rum--"

"Mas yang beruntung karena bertemu Kana. Jangan di pikirkan lagi mereka ya, sayang? Mas tidak mau Kesayangan Mas ini banyak pikiran." Mew membawa Kana ke pelukannya, dan mengusap pelan punggung Kana.

"Kita baru saja bersama tiga bulan Mas Mew, tapi Kana sangat sayang banyak-banyak dengan Mas Mew." Kana balas memeluk Mew, menenggelamkan wajahnya pada dasa bidang Mew.

"Mas lebih sayang Kana. Kita tidur ya, baby? Nanti Kana besok bangunnya telat bila tidurnya terlalu malam." Mew sedikit terkejut, ketika Kana mendorongnya.

"Mas Mew coba rebahan. Nanti Kana ingin bobo di badan Mas Mew." Mew mengangguk paham, dan membaringkan dirinya ke kasur. Kana langsung naik ke atas tubuh Mew dengan posisis tengkurap.

"Hihi... punya Mas Mew tergesek dengan Kana." Kana terkikik geli, merasakan sesuatu yang menggesek bagian bawahnya. Mew hanya menggelengkan kepalanya, lalu memeluk Kana erat.

***

Mew menatap curiga pada Gyan dan Kavaya. Kedua anak manis itu pagi-pagi sekali sudah ke mansion nya untuk menjemput Kana, Mew kira mereka akan berangkat lebih siang sedikit atau sore, ternyata baru jam 07.00 pagi kedua teman istrinya sudah ke mansion nya.

"Kalian benar jam seperti ini ke mall?" tanya Mew dan keduanya mengangguk kompak. "Saya tidak yakin," ujar Mew, membuat Gyan dan Kavaya saling pandang.

"Memang kita akan ke mall pagi ini, Mew. Bila tidak percaya nanti boleh ikut, tanyakan juga pada teman-teman mu, mereka juga tahu kok!" Gyan menatap Mew tajam, karena Mew tidak percaya dengannya.

Mew melipat kedua tangannya di depan dada. "Saya kan hanya bertanya, kenapa jawabnya marah? Apa jangan-jangan..." Mew memicingkan matanya curiga, membuat Gyan menoleh kearah lain.

"Mas Mew!" Kana menepuk pundak Mew, dan Mew menoleh kearah Kana. "Kana tampan tidak?" Kana berputar memperlihatkan penampilannya pada Mew.

"Gemas dan Cantik." Mew menarik tangan Kana pelan, untuk melihat lebih jelas penampilan Kana. Anak manis itu menggunakan Hoodie dan celana bahan, membuat terlihat sangat menggemaskan di mata Mew.

"Hati-hati ya, sayang," ujar Mew, kemudian memberikan kecupan di bibir Kana. Kana mengangguk pelan. "Kalian jagain istri saya." Mew berucap pada Gyan dan Kavaya, keduanya mengangguk menanggapi Mew.

***

"Kenapa berhenti?" tanya Kana dan Kavaya bersamaan. Karena Gyan menghentikan mobil sport nya di pinggir jalan.

"Kita sudah sampai," jawab Gyan, membuat Kana dan Kavaya mengerutkan aslinya bingung, karena mereka bukan berhenti di area Mall. "Ayo turun!" Seru Gyan, dan turun terlebih dahulu dari mobil, di ikuti oleh Kana dan Kavaya.

"I-ini tempat apa?" Kana mengedarkan pandannya ke sekitar, banyak orang-orang berlalu lalang dengan membawa banyak belanjaan tapi belanjaan mereka di buat dalam plastik.

"Gyan pernah melihat ini di ponsel, katanya pasar... apa ya? Gyan lupa namanya pasar apa. Tapi Gyan penasaran jadi Gyan mengajak kalian, karena sepertinya menyenangkan," jelas Gyan, membuat Kana mengangguk paham.

Gyan meraih tangan Kana dan Kavaya, lalu membawa keduanya untuk berkeliling pasar itu. "Nanti bila melihat sesuatu yang unik, kita bel--WOAH! Ada ikan!" seru Gyan, anak manis itu menghampiri penjual ikan dengan Kana dan Kavaya yang masih mengikutinya.

"Ikannya saya mau beli." Gyan menyerahkan black card nya pada si penjual ikan, tapi penjual itu terlihat bingung.

"Maaf sebelumnya, tapi apa tidak ada uang cash?" tanya penjual ikan itu, Gyan tersenyum kikuk dan kembali memasukkan black card nya ke dalam sakunya.

"Maaf ya, Pak. Saya tidak tahu bahwa harus menggunakan uang cash," ujar Gyan, penjual itu hanya tersenyum. Gyan langsung menarik tangan Kana dan Kavaya untuk kembali ke mobil.

"Gyan ini bagaimana sih, masa tidak tahu bahwa harus menggunakan uang cash. Iyel sedikit malu tau." Kana berhenti, membuat Gyan menoleh kearah Kana.

"Sebenarnya Iyel juga ingin membeli ikan tadi untuk di pelihara, tapi Iyel juga tidak mempunya uang Cash. Nanti Iyel lain kali saja ke sini lagi bersama Mas Mew."

Kavaya dan Gyan mengangguk, keduanya menarik tangan Kana untuk segera kembali ke mobil. Mungkin bila tidak ketahuan, mereka akan kembali lagi ke pasar.

Tbc...

Jangan lupa vote dan komennya.

See you...

Kana, My Baby Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum