1

105 17 6
                                    

"War, kemari nak." Seseorang memanggil War dengan nada lembutnya. War kecil yang sedang bermain pasir di depan rumahnya lantas mengikuti panggilan dari ibunya.

Di dalam rumah, War disambut hangat sang Ayah yang baru saja tiba di rumahnya. War tersenyum lebar, ini pertama kalinya ia melihat sang ayah setelah sang ayah pergi cukup lama untuk berburu.

Tubuh War kecil diangkat tinggi-tinggi oleh sang ayah, War tertawa karena merasa sedikit geli. Setelah selesai bermain kecil bersama ayahnya, War dan keluarga menuju tempat makan kelompoknya bersama-sama.

"Keluarga Ratsameerat telah tiba." Suara dari seorang penjaga terdengar hingga semua orang menoleh ke mereka.

War kecil yang sedang digandeng kedua orang tuanya hanya mengikuti setiap langkah orang tuanya pergi. Hingga mereka tiba di meja yang selalu ditempati War dan keluarganya.

"Ayah." War menarik ujung baju sang ayah berusaha menarik perhatian sang ayah yang sedang berbicara dengan orang yang war tidak kenali.

"Ada apa, war?" Sang ayah menoleh.

"Boleh aku pergi bermain?"

Sang Ayah melirik ke arah istrinya bertanya apakah istrinya mengizinkan War bermain.

"War tidak merindukan ayah?" Ayah War berpura-pura memasang wajah sedihnya.

War sedikit bimbang melihat wajah sedih sang ayah, namun ia tetap ingin bermain daripada berada di tempat yang sangat ramai ini.

"Baiklah. Tapi ingat, jangan jauh-jauh." War memekik senang setelah mendapat izin dari ayahnya.

"Hu'um War janji tidak akan jauh-jauh."

Kaki kecil War berlari kecil meninggali kerumunan orang menuju ke tempat yang sepi. Ia menemukan halaman kosong luas lalu melanjutkan langkahnya ke tempat itu. War tidak berhenti berlarian mengelilingi halaman luas tersebut, ditambah lagi War menemukan seekor kucing yang langsung ia kejar.

Hingga...

BRUKKK

Tubuhnya terjatuh menghantam tanah. War menahan tangisnya sekaligus nyeri pada kakinya yang sudah mengeluarkan sedikit darah. Kucing yang tadi War kejar menatapnya sebelum pergi menghilang.

"Kamu tidak apa-apa?" War sedikit terkejut mendengar suara, ia mengingat jelas dirinya sedang sendirian. Saat ia menoleh, ia menemukan seorang anak seusianya di sebrang pagar pembatas.

"War okie." War membentuk jarinya menjadi 'o' sambil tersenyum lebar menandakan dirinya baik-baik saja.

Setelah tahu War baik-baik saja, anak itu langsung mengabaikan War.

"Hei, kamu kenapa diam?" War bertanya heran anak itu tiba-tiba tidak mengeluarkan sepatah katapun.

Lagi-lagi War diabaikan, wajah yang penuh dengan senyumanpun berubah menjadi sedih, "War salah ya? War tidak boleh main di tempat ini?"

Anak itu menggeleng pelan tetapi tetap tidak mengatakan apapun.

Pandangan War teralihkan ke tangan anak itu yang terlihat kecil. "Kamu kenapa kecil sekali?"

Du hast das Ende der veröffentlichten Teile erreicht.

⏰ Letzte Aktualisierung: Dec 06, 2022 ⏰

Füge diese Geschichte zu deiner Bibliothek hinzu, um über neue Kapitel informiert zu werden!

Bound | YINWARWo Geschichten leben. Entdecke jetzt