Kim Bum mengangguk, mendengar dengan baik berita melegakan itu

"Untungnya, posisi jatuhnya tidak mengalami benturannya pada perutnya", terang sang Perawat lagi, yang semakin melonggarkan pernapasan Kim Bum yang beberapa saat ini tercekat.

Kim Bum mengangguk dengan tatapan terimakasih, "terimakasih", ujarnya tersenyum kepada sang Perawat.

"Masuklah, istri Bapak sudah menunggu", ujar sang Perawat yang membaca bahwa sepertinya semua yang diberitakan di media tidak benar. Terlihat pasangan ini justru baik-baik saja. Mereka seperti pasangan harmonis pada umumnya. Tidak ada juga yang pura-pura hamil seperti yang diberitakan. Jelas-jelas Kim So Eun, wanita yang mereka tangani sedang hamil sebesar itu.

"Terimakasih", ulang Kim Bum kepada sang Perawat dan mulai menciptakan langkah memasuki ruangan So Eun. Namun langkah itu terhenti tiba-tiba, ada sesuatu yang ia lewatkan dan sekarang menjadi sebuah pertanyaan baginya.

Segera Kim Bum berbalik, membalas tatapan sang Perawat yang masih di sana.

"Organ vital mereka?" Tanya Kim Bum dengan bingung, memperjelas kalimat sang Perawat yang sebelumnya.

"Ya...", jawab Perawat itu lagi dengan sedikit bingung.

"Mereka siapa?" Balas Kim Bum kembali dengan jujur dan kali ini membuat sang Perawat tersadar pada satu hal yang mungkin belum diketahui Kim Bum.

"Calon bayi bayi Bapak"

"Bayi bayi?" Timpal Kim Bum masih setengah bingung namun membuncah dalam dirinya sekaligus. Dengan gugup Kim Bum menelan saliva, "mereka kembar?" Lanjut Kim Bum untuk sepenuhnya memperjelas. Dan betapa terkejutnya Kim Bum ketika Perawat itu mengangguk sambil tersenyum.

"Bapak tidak tahu?" Tukas snag Perawat, "Istri Bapak memang mengandung bayi kembar", lanjutnya dengan terus tersenyum melihat syok di wajah serta mata Kim Bum yang tidak terkendali. Pria itu bahkan tidak lagi mengatakan apapun saat Perawat itu meninggalkannya dengan segala kekakuan di wajahnya.

"Bayi bayiku?" Kim Bum membuang napasnya sendiri dengan senyuman yang berangsur haru dan tak bisa ditutupinya.

Beberapa menit berusaha mengatasi syok juga haru yang entah datang darimana saja, Kim Bum yang merasa membuncah di dalam dadanya memberanikan diri membuka pintu ruangan So Eun. Kemudian melihat sang istri sudah tertidur lelap dan tak berani untuk diganggunya.

"Huh....", Kim Bum membuang napas panjang, menatap wajah terlelap So Eun dan perut wanita itu secara bergantian terus menerus. Mereka ini adalah orang-orang yang nyaris dibuang Kim Bum dari dalam hidupnya.

Langkah berat itu terus di bawa Kim Bum dengan degup jantung seperti orang-orang yang sedang jatuh cinta sangat dalam. Terus mendekati So Eun yang tidur tenang.

Sampai di sisi ranjang So Eun, Kim Bum memandang dalam pada wajah cantik itu. Tiba-tiba mengingat semua penolakan yang pernah Kim Bum berikan kepada So Eun, juga kepada anak mereka. Namun wanita itu selalu berdiri di sana, bertahan untuk hubungan mereka.

Selain tentang anak mereka yang memang sudah pasti salahnya, apakah tentang hubungannya dengan So Eun, Kim Bum juga sudah salah mengambil keputusan?

Mengapa mendadak Kim Bum harus merasakan itu, bahwa ia tidak siap bahwa suatu saat pria lain yang menemani So Eun di saat-saat seperti ini, menemani So Eun tidur, serta meladeni semua pertengkarannya.

"Apa yang sudah kau lakukan padaku So Eun...", tukas Kim Bum pelan dengan menyentuh dadanya yang sedang bergemuruh hebat. Terus mengingat masa dimana mereka pernah tanpa pertengkaran, saat mereka menjadi rekan kerja yang bersinergi, serta momen dimana mereka terkadang bisa menjadi suami istri yang manis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love Me, Love Me NotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang