Jungkook tidak berbohong. Segala ucapannya itu benar adanya. Pria itu hidup dan besar di Amerika Serikat, belajar ilmu bela diri, hukum, bisnis dan lainnya. Jungkook tak segan untuk menghabisi musuhnya, menentang hukum yang ada.

"Lo.."

"Hm? Kalau lo mau mundur dari sekarang aja," ucap Jungkook.

Rose menggeleng, "Gue lanjut,"

"Pilihan yang bagus," jawab Jungkook mengacungkan gelas berisi wine-nya, "Cheers!"

•••

Johnny melempar beberapa foto tempat kejadian dimana Jaemin kecelakaan. Foto Jaemin yang tergeletak tak berdaya bersimbah darah.

Jaehyun memegang foto itu, tangannya gemetar. Matanya memerah, tetapi bibirnya menyunggingkan senyuman penuh kemenangan.

"Your brother is already dead," ucap Johnny.

"I killed him," ucap Jaehyun.

Pria itu terdiam sejenak melihat foto Jaemin. Ada perasaan yang mengganjal, membuat Jaehyun merasa sesak di dada. Ia membenci Jaemin, tetapi hati kecilnya tak munafik jika ia juga menyayangi Jaemin. Bagaimana tidak? Keduanya sudah bersama sejak kecil, meskipun Jaehyun tak pernah menujukkan rasa sukanya pada Jaemin sebagai kakak, kenangan masa kecil itu terus terulang di ingatan Jaehyun.

Jaehyun melonggarkan dasinya, ia menarik nafas dalam. Apa yang harus ia katakan pada ibunya, apa harus ia mengatakan dirinya yang menghabisi adiknya dengan tangannya sendiri?

"Lo baik-baik aja?" tanya Johnny.

"Fine. Johnny, untuk menutup kasus bokap gue. Kepala kepolisian—Lee Taeyong. Minta dia buat surat pernyataan bahwa kasus ini ditutup. Bawa juga uang tutup mulut," ucap Jaehyun.

"Okay. Itu hal yang mudah," ucap Johnny.

"Choi Minho, kepala jaksa. Buat relasi dengannya," ucap Jaehyun. Johnny mengangguk, memahami maksud perkataan Jaehyun.

Ting!

Johnny merogoh ponselnya, membuka pesan dari tim firma hukumnya. Johnny menautkan alisnya, terkejut dengan apa yang ia lihat.

"Roseanne Park, dia baru saja keluar dari lobby penthouse termahal ini," ucap Johnny.

"Apa? Bukannya dia pindah ke rumah? Penthouse? Gak mungkin, dia gak beli apapun, mutasi rekeningnya masih belum aktif lagi," ucap Jaehyun.

"Perlu kita singkirin dia juga?" tanya Johnny.

Jaehyun tersentak, "Jangan, jangan Rose. Dia—"

"Masalah cinta memang rumit. Tapi Jaehyun, gue bukan orang yang punya belas kasih. Kalau Rose ngehalangin jalan kita, mau gak mau gue harus singkirin dia," ucap Johnny.

Jaehyun berdecak, "jangan lo sentuh, Rose. Paham?" ucap Jaehyun memperingati Johnny.

"Woahh! Baru aja gue bilang gitu, kenapa? Masih ada rasa sama Rose? Bukannya perasaan lo itu udah sepenuhnya milik Naeun?" tanya Johnny menyindir hubungan Jaehyun dan Rose. "Jaehyun, lo munafik," sambungnya.

Jaehyun terdiam, rasa benci dan cinta itu menjadi satu. Dia tak mau Rose terluka, tetapi Rose menyatakan dirinya sebagai musuh Jaehyun meskipun masih dalam status pernikahan.

TOXIC Where stories live. Discover now