[02] Jajan Wanita

136 8 2
                                    

"Oh ayahmu yang kau bilang masih berumur 39 itu?" Helyah mengangguk pelan.

Mengingat Helyah saat ini berumur 23 tahun, artinya ayahnya Helyah sudah memiliki bayi saat berumur 18 tahun. Itu umur yang sangat muda. Akan tetapi, tentu saja untuk orang kaya seperti keluarga Helyah, itu bukan hal yang buruk. Ia bisa melaluinya karena memiliki uang yang banyak.

"Okay dia kenapa? Sakit?"

Helyah menggelengkan kepalanya.

"Lalu?"

"Dia suka jajan di luar. Itu buat aku khawatir sama Ayah." Fey tersedak pelan dari mie yang dia makan. Lalu dia tertawa pelan saat mendengar penuturan Helyah.

"Jadi, kamu cuma khawatir Ayah kamu jajan di luar?" tanya Fey dan Helyah mengangguk pelan.

"Ya ampun! Itu sih gak perlu khawatir, Helyah. Aku kira ada masalah besar sampai buat wajah kamu lesu gitu," ungkap Fey, tapi Helyah malah gemas mendengar kata-kata wanita berumur 24 tahun ini. Dia terlalu polos untuk hidup di kota.

"Maksudku jajan itu, bukan jajan seperti anak SD Fey!" tekannya.

"Lalu?"

Helyah memajukan wajahnya ke arah Fey, membuat Fey kaget saat Helyah mencondongkan wajahnya dan berkata, "Ayah suka tidur berganti-ganti wanita," ucapnya sangat pelan di depan wajah Fey. Hal itu jelas membuat Fey mematung.

Jadi, jajan yang dia maksud itu. Jajan wanita? Oh... Fey merasa bergidik dan entah kenapa dia malah mengingat masa lalunya.

"Oh Helyah kepalaku mendadak pusing," ungkap Fey membuat Helyah langsung beranjak dari duduknya.

"Kau sakit?"

"Bukan, aku..., ohh ingatan itu teringat lagi," ungkapnya dan Helyah baru sadar kalau ini semua karenanya. Baru saja beberapa hari yang lalu Fey menceritakan traumanya. Ia kembali mengingat dengan jelas saat kekasihnya tengah bercumbu dengan wanita lain.

"Maafkan aku," ucap Helyah, tapi Fey tak berpikir ini karenanya.

"Tidak apa-apa. Nanti pun akan baik," ungkapnya dan Helyah pun melepaskan tangannya dari punggung Fey. Dia kembali duduk di hadapan Fey dan menghela nafasnya dengan sangat berat.

"Sejak kapan?" tanya Fey.

Helyah melirik ke arah Fey. "Eouh, apanya yang sejak kapan?"

"Iyah sejak kapan ayahmu sering jajan," tanya Fey.

"Aku juga tidak tahu sejak kapannya, tapi aku ingat sekali kalau Ayah pernah bilang saat nanti aku semakin dewasa. Aku harus semakin bisa berpikir secara luas tentang Ayah. Tentang kepribadian Ayah yang sering berubah menjadi lembut dan galak. Tentang semua kemauan Ayah yang harus aku patuhi dan sekarang aku sangat patuh dengan Ayah. Hingga aku tak memiliki kekasih."

"Sungguh? Kau? Secantik kau tidak punya kekasih?"

"Ya apa boleh buat. Aku tidak mau menyakiti kekasihku kalau nanti Ayah tahu. Aku tahu sekali kalau sebenarnya Ayah itu baik. Dia sangat menyayangiku, tapi terkadang dia juga berlebihan. Dia agak posesif denganku jika sudah bicara tentang pria. Begitulah menurutku." Helyah mencemberutkan bibirnya dan Fey hanya bisa menghela napas berat.

"Kenapa tidak pernah kau ceritakan sebelumnya padaku?"

"Aku ingin kau yang bertanya, karena setiap kita bercerita hanya aku yang bertanya dan kau yang menjawab."

Fey menghela nafasnya sejenak. "Maaf, mungkin aku masih belum terlalu bisa menjadi orang yang bawel."

"Tidak apa Fey. Justru sekarang seharusnya kita saling bercerita jika sedang ada masalah. Apapun itu, tanpa ditanya seharusnya kita sudah menceritakannya. Bagaimana?"

Jatuh Cinta Pada Pria Lebih TuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang