Day 3 - Canvas

4 1 2
                                    

Aroma cat minyak menyerbu indra penciuman Nayla. Gadis itu melangkah gontai menuju seorang gadis yang tengah menggambar di sudut ruangan. "Studio lo berantakan banget sampe gua gak tahu harus bilang ini studio atau gudang lukisan," seloroh Nayla membuat gadis yang sedang larut dalam imajinasinya itu tersentak.

Helaan napas panjang meluncur dari bibir gadis itu. Ia berbalik dan memamerkan wajahnya yang belepotan cat air pada Nayla. "Elo, tuh, ya! Kalau datang tuh ketok pintu, kek. Biar orang tahu kalau lo datang," sembur gadis itu galak.

Nayla menggelengkan kepalanya sembari memasang tatapan prihatin. "Miris banget deh. Gua baru tau kalau ngelukis bisa bikin orang jadi tuli tuli, ya," lirihnya dengan nada sedih.

Gadis itu memberengut sebal. Ia mengerti apa maksud dari perkataan Nayla dengan jelas. Pasti Nayla sudah mengetuk pintu dan ia tak mendengarnya karena terlalu larut dalam imajinasinya.

"Lo disuruh pulang lagi, Nay?" Gadis itu bangkit dari bangkunya dan mulai merapikan peralatan melukisnya. Setelah mencelupkan kuasnya di ember tempat cuci kuas, gadis itu menari paletnya di atas meja. Kemudian, ia menghampiri Nayla yang sedang duduk dengan nyaman di sofa.

Nayla mengangkat bahunya ringan. "Begitulah," balasnya malas. "Nantiku itu kapan, ya, Kan?"

Kanaya menggeleng pelan. "Lah? Mana gua tau, Nay. Harusnya gua yang tanya ke elo. Nanti lo itu kapan, bego?"

Nayla terkekeh kecil. Ia sendiri juga tak tahu. Kapan hal itu akan terjadi. Bukannya ia tak merindukan rumah, tetapi ia juga tak ingin pulang ke rumah. Rasa enggan dan rindunya sama besar sehingga ia sering mengulur waktu untuk pulang.

"Gua ngerti sekarang kenapa lo lebih senang menghabiskan waktu di studio lo. Ternyata aroma cat itu bisa menenangkan, ya," komentar Nayla membuat Kanaya tersenyum puas. Gadis itu selalu senang bila mendengar ada orang yang memuji hal yang disenanginya.

"Mending lo pulang aja. Bentar juga gak masalah, Nay. Bilang aja lo pulang di masa sibuk, jadi cuma bisa 3 hari. Gimana?" usul Kanaya dengan senyum cerah seolah baru saja memberikan saran bagus.

Sekali lagi, gadis itu mengangkat bahunya ringan. Setelah memejamkan mata selama 5 menit, ia pun bangkit dari duduknya. Sebelum ia benar-benar melenggang pergi, ia menunduk dan berbisik di telinga Kanaya. "Make up style baru lo bisa dibikin jadi trend nah."




--------------------
360.031222

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 03, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cerita di DesemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang