BAB 24: SELANGKAH LEBIH BERANI

Start from the beginning
                                    

"Jadi dia nggak bisa ngerasain nikmat nya gudeg mercon dan sayur lodeh ya."

Tante Siska tertawa kecil mendengarnya. "Nanti kalau kalian sudah menikah, kamu jangan kasih dia makan gudeg sama lodeh ya."

Raline langsung tersipu malu begitu mendengarnya. "Hahaha.. lagian aku juga kurang bisa masak gudeg sama lodeh kok, Tan."

"Jerome itu mirip banget sama Papa nya. Dari hobi, sikap, dan kepribadian hampir mirip semua. Tante sempat khawatir kalau mungkin nggak akan ada cewek yang bisa betah menghadapi tingkah laku dia. Dan Tante berpikir kalau satu-satunya cewek yang cocok buat jadi pendamping Jerome harus mirip seperti Mama nya. Karena Papa nya Jerome juga ngerasa cocok sama Tante."

Raline terhenyak mendengar penuturan Tante Siska barusan. "Tante jangan khawatir. Suatu saat nanti Jerome bakal menemukan cewek yang tepat untuk jadi pendamping dia."

"Nggak ada cewek lain selain kamu, Raline. Tante udah yakin 100%."

"K-kenapa begitu, Tan?" tanya Raline dengan nada gugup.

"Karena Tante merasa kalau kamu nggak jauh berbeda sama Tante. Kita punya kebiasaan dan hobi yang sama. Cara kamu memperlakukan Jerome pun hampir sama kayak Tante ke Papa nya Jerome. Itulah kenapa Tante berharap banyak sama kamu. Karena Tante yakin kalau hidup Jerome akan baik-baik aja kalau kamu yang jadi pendamping nya."

"Tapi saya masih jauh banget kalau di samain sama Tante."

"Raline, Jerome itu bucin loh. Dia kayak Papa nya banget. Dan dia bakal mengeluarkan sifat aslinya sama orang yang menurutnya tepat dan bikin dia nyaman."

"Sifat asli? Maksudnya gimana, Tan?"

"Bucin. Agak posesif. Tsundere. Ketiga sifat itu bakal muncul sendirinya kalau Jerome merasa dia udah klop banget sama pasangannya. Jadi kalau nanti dia tiba-tiba jadi clingy, kamu jangan ilfeel ya. Jerome jarang banget bisa begitu."

Rona merah mulai menghiasi wajahnya yang cantik. Raline bukannya akan menampik ucapan Tante Siska, dia hanya merasa canggung dan sedikit malu-malu.

"Kalian udah pernah ciuman belum?" tiba-tiba pertanyaan tersebut terlontar dari mulut Tante Siska.

Raline hampir saja tersedak ludah nya sendiri karena terkejut di tanyai hal yang privasi seperti itu.

"J-jangan bahas itu, Tan. Saya malu."

Tante Siska terkekeh geli melihatnya. Dia malah semakin ingin menjahili pacar anaknya itu.

"Jangan malu-malu, Lin. Tante juga pernah ngerasain masa muda loh."

"Kita berhubungan baik kok, Tan."

"Syukurlah kalau begitu. Tapi kamu sama Jerome udah pernah ciuman atau belum?"

"S-saya.."

"Udah pernah ya??"

Karena merasa di desak terus-menerus, akhirnya Raline pun dengan sangat berat hati mengakui kalau dirinya dan Jerome sudah pernah berciuman.

Bahkan bukan hanya sekali. Kalian pasti tahu bagaimana Jerome akhir-akhir ini kan?

"I-iya, pernah."

Terdengar suara pekikan heboh yang keluar dari mulut Tante Siska. Beliau sangat girang sampai melupakan kegiatan memasaknya.

"Aduh maaf nih, Tante jadi kebawa suasana."

Raline hanya mengangguk sambil tersenyum canggung. Sungguh, dia tidak bohong kalau saat ini dia merasa sangat malu.

"Gimana? Kamu suka ciuman sama Jerome? Dia pasti agresif banget ya? Soalnya Papa nya juga begitu."

Aduh..

[2] HATI dan WAKTUWhere stories live. Discover now