𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟏𝟐 : 𝐇𝐮𝐣𝐚𝐧⚠️ (𝟐𝟏++)

14.3K 321 17
                                    

*
*
*
*
*
*
*
*
*
Happy Reading🌹

Gulf memegang dinding rumah jongcheveevat, berjalan dengan bantuan dinding karena lubangnya sakit bukan main, ia ingin berputar putar melihat isi rumah besar tersebut. Ingin meminta tolong dengan Mew tapi gengsi lebih besar, apalagi sekarang Mew lagi dikamar membuat skripsi.

Netranya menatap sebuah foto besar yang difoto tersebut ada Mew, enyak, dan babeh, tapi ada satu disana yang tak gulf kenal. Dia seorang anak kecil berambut panjang. Lebih tepatnya seorang wanita.

Gulf berjalan mendekat agar bisa melihat lebih dekat.

Wanita kecil tersebut berada dalam gendongan Mew yang tersenyum.

"Dia siapa ya?" gumam gulf mengelus foto tersebut

Ia ingat jika mama memberi tahunya bahwa Mew itu anak tunggal tapi kenapa disini ada seorang anak kecil dan seperti adik Mew saja.

"Nak Gulf ngapain disini?" tanya seseorang yang ternyata adalah maid tadi yang memasakkannya sayur

Gulf terlonjak kaget dan mengelus dadanya "Hehe gapapa bi cuman mau lihat lihat isi rumah aja, bosen soalnya" cengir Gulf yang membuat maid tersebut tersenyum

"Em bi? Boleh Gulf nanya?" ujar Gulf yang diangguki

Gulf menunjuk kearah Mew yang menggendong anak kecil tersebut "Yang digendong mew itu siapa bi? Bukannya Mew anak tunggal ya kayak gulf?" heran Gulf

Bibi menghela nafas kemudian menatap Gulf dengan tatapan aneh "Itu adik nak Mew, lebih tepatnya adik angkat, dan mungkin nak Gulf bingung ya karena ga pernah lihat thanya disini karena thanya udah tiada" jelas bibi mencoba menghapus air matanya yang keluar

Gulf kaget setelah mendengar penjelasan bibi "T-tiada?" lirih Gulf

"Nak Mew saat itu bertemu thanya di sebuah toko swalayan. Mew yang saat itu membeli titipan nyonya jong tak sengaja melihat thanya yang tertidur beralaskan kardus" bibi tersenyum tipis "Nak Mew akhirnya bawa thanya kerumah ini dan thanya menjadi salah satu bagian keluarga jongcheveevat tapi nyarisnya beberapa bulan kemudian thanya tiada karena—kecelakaan"

Gulf terdiam.

"Kau tahu nak? Mew sangat menyayangi thanya. Setelah kepergian thanya nak Mew benar benar berubah menjadi nakal seperti sekarang ini" ucap bibi

"Nak Mew juga sangat menyukai anak kecil, kau akan kaget jika melihat sisi nak Mew yang lain saat dengan anak kecil" sahut bibi

Gulf kembali menatap foto keluarga tersebut, benar benar terlihat saling menyayangi satu sama lain.

"Gulf? Lo dimana?!" teriakan dengan suara berat tersebut mengalihkan tatapan Gulf dari foto tadi

Bibi menoleh kearah Mew "Nak mew" panggil bibi

"Disini toh, gue nyariin lo kemana, kirain gue lo nyesat nanti dirumah gue" sindir Mew

"Ck sumpah pengen robek robek muka lo!" geram Gulf

Bibi hanya menggelengkan kepala kemudian pamit undur diri.

Mew mengenggam tangan Gulf  dan menariknya pergi "Heh goblok pelan pelan! Gue ga bisa jalan!!! Lubang gue sakit" pekik Gulf keras

Mew berhenti dan menggendong Gulf ala bridal style "Makanya mending kekamar aja, gue udah beli salep nanti gue pakein" ujar Mew

"Makasih, tapi gue punya tangan bisa sendiri" sinis Gulf mencubit bahu Mew

"Akhh, sakit bego" ringis Mew menatap tajam Gulf yang dibalas tatapan tajam juga

((--------------------------------------))

𝐊𝐞𝐭𝐮𝐚 𝐆𝐞𝐧𝐠 𝐌𝐨𝐭𝐨𝐫 𝐈𝐬 𝐌𝐲 𝐇𝐮𝐬𝐛𝐚𝐧𝐝 (𝐌𝐞𝐰𝐆𝐮𝐥𝐟) 𝐄𝐍𝐃√Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu