1

413 47 7
                                    

"Bangun."

Karina tersentak karena gebrakan meja dari seseorang.

Ia yang tadinya menempelkan wajahnya di atas benda bermaterial kayu itu segera berdiri karena terkejut.

Bayangkan seberapa terkejutnya Karina. Mengingat ia memang mudah terkejut.

"Apaan?" Tanyanya kesal ketika ia mendapati kawannya yang bernama Giselle sedang berdiri di hadapannya.

"Udah pulang. Kamu mau camping disini?"

Mendengar itu mulut Karina langsung membulat membentuk huruf 'o'.

Ia pun bangkit dari tempat duduknya.
"Balik bareng yuk." Ucap Karina sambil memakai ranselnya.

"Boleh. Tapi Winter?"

Karina menguap sebelum menjawab,
"Gak tahu."

Bukan urusan aku juga; batin Karina.

Iyalah.
Bukan urusan Karina lagi sih.
Kan mereka udah putus.

Sepanjang perjalanan ke tempat parkir Karina beberapa kali menguap. Sebenarnya dia mengantuk karena semalaman begadang.

Begadang karena apa?
Entahlah hanya Karina yang tahu.

"Rin, tuh Winter." Ucap Giselle sambil menyikut tulang rusuk Karina dengan pelan.

Karina sedikit meringis sambil melayangkan pandangannya pada Winter—yang pada saat itu sedang bersandar di gerbang sekolah.

Saat pandangan mereka bertemu Winter langsung memanyunkan bibirnya.

"Anterin pulang~" Rengeknya dari jauh.

Karina mendecih namun tetap berjalan kearah motor Giselle yang terparkir di bagian barat sekolah. Ia pura-pura tidak mendengarkan.

"Eh di panggil pacar tuh."
"Gak ada."

Winter yang melihat Karina yang acuh segera mendecak kesal.

"Belagu amat sih. Mentang-mentang sekarang tinggi." Gumamnya pada diri sendiri. Dia pun berlari kearah Karina.

"Rina.. Karina!"

Karina berdesis saat Winter berteriak tepat di samping telinganya.

"Kamu kenapa dah. Suka banget teriak di telinga orang?"

"Ih kamu mah yang pura-pura gak denger."

Karina pun memilih untuk tak membalas sembari mengenakan helmnya.

Ia kembali mengabaikan Winter.

"Anterin~" Namun Winter tetap kekeuh.

"Kunci?" Tanya Karina pada Giselle.

Giselle pun melemparkan kunci yang kemudian ditangkap dengan mudah oleh Karina.

Karina terus mengabaikan Winter yang masih merengek minta diantar. Giselle hanya bisa diam karena sesungguhnya ia terlalu bingung harus memberikan reaksi apa atas pemandangan yang sedang berlangsung di hadapannya itu.

"Ayo Gi."

"Winter gimana?"

Giselle tentunya bingung.
Kalau mereka berdua pulang, Winter gimana?
Kan kasian kalau ditinggal sendiri.

"Iya Winter gimana?" Tanya Winter meniru pertanyaan Giselle.

Karina tersenyum kecil pada Winter.
"Winter pulang sendiri dong. Kan udah besar."

Winter menatap Karina, ia merasa terkhianati.
"Kamu berubah ya sekarang."

"Berubah kayak power ranger gitu?"

Real Thing (JMJ)Where stories live. Discover now