9

561 68 7
                                    

Kini Aldo, pak Slamet juga beberapa warga sudah berada di dalam hutan, dengan bantuan cahaya senter dan beberapa obor bisa sedikit mengurangi suasan hutan yang yang gelap dan mencekam malam itu

Tiba-tiba Aldo berhenti di sebuah pohon besar, dimana di dalam mimpinya dia menemukan keberadaan Zee, Marsha dan Indira

Namun tiba-tiba dari kejauhan Aldo melihat seorang laki-kaki paruh baya yang membawa beberapa kayu di pundaknya berjalan ke arah nya

Aldo menatapnya bingung, karena di jam segini masih ada orang yang berada di hutan untuk mencari kayu atau mungkin warga di sini sudah terbiasa mencari kayu malam-malam

Setelah mendekat,.Kini Aldo bisa melihat jelas wujud laki-laki tersebut, walaupun sudah sepuh namun tubuhnya masih terlihat bugar dan sehat

Matanya Aldo kini tertuju pada kaki laki-laki itu, ternyata menyentuh tanah,. Aldo terlihat lega ternyata dia manusia sungguhan, bukan mahkluk jadi jadian

"Jam segini kok bapak masih di hutan?"

"Iya mas, soalnya nanti subuh mau di pake, saya lupa kalo kayu di rumah sudah habis"

"Sini pak istirahat dulu"

Karena Aldo melihat wajah bapak itu terlihat kecapean

"Oh iya"

Keduanya kini sudah terduduk di akar pohon yang cukup besar

"Minum dulu pak" Ucap Aldo yang memberikan bekal minum yang sempat di belinya sebelum ke hutan

"Makasih mas"

Setelah menenggak setengah botol, laki-laki itu pun mengembalikan minum ke arah Aldo

"Bapak warga sini?"

"Iya mas, saya Asli warga sini"

"Kok bapak gak takut sendirian di hutan malem-malem"

"Sudah biasa mas, dari kecil saya sudah keluar masuk hutan ini malem-malem, mas nya sendiri kenapa ada di hutan malem-malem?"

"Saya lagi cari teman saya yang hilang pak, mereka ber empat masih di sini, oh iya kenalin pak nama saya Aldo"

"Nama saya Tarjo mas" Ucapnya sambil membalas uluran tangan Aldo

"Bapak gak kedinginan cuma pake kaos doang"

"Engga mas, mungkin karena sudah terbiasa, oh iya mas lain kali jangan pergi lagi ke hutan ini ya, bahaya"

"Iya pak, kalo bukan karena temen saya,. saya juga gak akan balik ke tempat ini"

"Saya mau menunjukan sesuatu mas"

"Apa pak?"

"Mari ikut saya"

"Kemana pak?"

"Ikuti saja mas"

Tanpa ada rasa curiga dan takut Aldo pun mengikuti pak Tarjo, setelah 10 menit berjalan kini keduanya berhenti di balik pohon

"Ada apa pak?"

"Coba lihat ke depan?"

Aldo pun di buat tidak percaya dengan apa yang di lihatnya, Oniel dan Aris kini berada di sana

"Loh itu kan temen-temen saya pak"

"Iya mas"

"ONIEL.. MAS ARISS!!!"

Teriak Aldo,. Namun anehnya mereka berdua hanya acuh seperti tidak mendengarnya

"Lah kok mereka gak denger saya pak"

"Lebih baik kita mendekat mas, tapi tolong jangan sentuh mereka"

"Lah kenapa pak, saya kan kangen sama mereka"

"Sudah mas turuti saya saja, mari!"

Aldo dan pak Tarjo pun kini mendekati Oniel dan Aris yang tengah terduduk di atas tanah saling berhadapan

Namun anehnya mereka berdua tidak menyadari keberadaan Aldo dan pak Tarjo yang sedang memperhatikan mereka berdua

"kita bisa mulai ritualnya kan mas?" Tanya Oniel

"Bisa mas, tapi mas Oniel yakin mereka berdua masih perawan dan perjaka?"

"Yakin mas, mereka aja baru kenal, dan ini persyaratan yang mas Aris minta"

Oniel memberikan sebuah kain putih yang terlipat ke arah Aris, setelah di buka ternyata di dalamnya ada dua helai rambut dan dua tetes berwarna merah seperti darah

Aris pun mengeluarkan kendi kecil yang berada di tas nya dan di dalamnya sudah ada bunga dan kemenyan, tak lama Aris pun membakar kemenyan tersebut dan kain putih yang berisi rambut dan tetesan darah di taruh di atasnya dan barulah mulutnya komat kamit seperti membaca mantra

Tak lama anginpun berhembus kencang, suasana malam di sana sangat mencekam,. Tiba-tiba ada suara cekikikan dari atas pohon, Aldo melihat Oniel seperti ketakutan dengan menundukan kepalanya sementara mulut Aris masih terus membaca sesuatu

Tiba-tiba aris membukakan matanya dan darah sudah keluar dari hidung dan mulutnya

"Mas Aris kenapa mas?" Ucap Oniel yang terlihat panik

"Dia menolak mas, darah mereka sudah kotor"

"Apa?,. Gak mungkin mas,. Saya yakin mereka masih perawan dan perjaka"

"Lebih baik kita pergi dari sini mas"

Namu sebelum mereka pergi, mereka berdua sudah di hadang sosok pocong yang selama ini mengikuti Aldo

"Nuwun sewu mbah" Ucap Aris dengan suara yang bergetar

"KOWE KUDU MATI!!!"

Perlahan sosok pocong itu pun mendekat namun dengan cepat Oniel menarik baju Aris untuk pergi berlari dari tempat itu

Aldo terus memperhatikan mereka berdua,dan mengikutinya. Oniel dan Aris terus berlari menembus hutan, namun karena suasana hutan yang gelap tanpa ada penerangan, mereka berdua pun terperosok jatuh ke dalam jurang, dan seketika mereka berdua meninggal setelah tubuhnya jatuh di atas bebatuan

Aldo pun hanya bisa menangis menyaksikan sahabatnya harus meninggal dengan cara yang tragis

"Pak ini sebenarnya ada apa?"

"Nanti juga kamu akan tau, sekarang kamu pergi ke arah sana"

Ucap pak Tarjo yang menunjuk ke arah selatan

"Emang kenapa pak?"

"Pergi saja, kalo begitu saya pamit" Sementara Aldo masih masih menatap ke arah selatan

"Kenapa gak bareng aja pak pulangnya"

Namun ketika Aldo menoleh, ternyata pak Tarjo sudah tidak ada, seketika Aldo di buat merinding dan bergegas untuk pergi

"Ya Allah mas Aldo dari mana aja, dari tadi saya sama bapak-bapak yang lain nyariin mas Aldo" Ucap pak Slamet yang baru tiba di tempat bersama dengan warga yang lain

"Saya gak dari mana-mana pak, dari tadi saya di sini"

Pak Slamet hanya bisa terdiam dia tau apa yang sebenarnya terjadi pada Aldo

"Lain kali jangan pisah sama rombongan mas"

"Maaf pak saya sudah merepotkan"

"Ini sudah jam 3 pagi, kita harus pulang mas, kasian bapak-bapak yang sudah kelelahan, kita lanjutkan saja besok siang"

"Sebentar lagi aja pak saya mohon, kita cari kesebelah sana ya" Ucap Aldo yang menunjuk ke arah selatan sesuai dengan perintah pak Tarjo

"Kami sudah kearah sana, tapi tidak ada, kita lanjut besok saja mas"

"Tapi pak saya yakin mereka ada di sana, saya mohon kita cari sekali lagi"

"Yasudah,. Ayo bapak-bapak kita cari lagi kesebelah sana, kalo tidak ada,. kita pulang dan di lanjutkan besok"

"Baik pak" Ucap mereka

Merekapun terus menyusuri hutan ke arah selatan dengan bantuan senter dan obor, mata Aldo terus menajamkan pandangan tak lupa cahaya senter terus di arahkan ke setiap penjuru

Dan tiba-tiba..


SilentWhere stories live. Discover now