Jeongguk menggertakan giginya, karena tak kuasa melihat tingkah lucu menggemaskan putrinya tersebut.

Tak lama dari itu, Barsha terlihat berlari kembali menuju Papanya yang kini sedang terduduk di kursi.

Mengusak rambut anaknya dengan gemas, dan mencium pipinya tak tahan.

"Gemas sekali.. Terimakasih banyak ya sudah bantu Papa?"

Barsha mengangguk antusias, tapi dirinya mengernyit ketika ada sesuatu perbedaan yang ia rasakan, saat Papanya menciumnya baru saja.

Pipi gembilnya ia pegang sendiri, membuat Jeongguk mengernyit bingung.

"Uhh.." Barsha mengaduh dan menggerakan tanga mungilnya pada dahi Papanya.

"Uhh panac!!" pekik Barsha kaget.

Jeongguk semakin mengernyitkan dahinya bingung, ketika melihat tingkah aneh anaknya tersebut.

"Papa takit?"

Eh?

Pria manis itu pun tersenyum dan menggeleng pelan.

"Engga kok, Papa ngga sakit, sayang."

"Tapi badan papa panac loh!" jawabanya dengan mimik yang khawatir.

Jeongguk lagi-lagi menggeleng.

"Papa mungkin kecapekan aja, sayang."

"Tida! Papa takit! yacudah, Aca mau kaci tau Daddy ya?"

"Hey, tidak usah sayang. Beneran, papa baik-baik aja kok. Gausah telfon Daddy ya? Daddy kan lagi kerja, gausah di ganggu, oke?"

Barsha menggelengkan kepalanya ribut, tak mempedulikan ucapan papanya. Lalu kedua bola matanya itu kini berpendar mencari sesuatu.

Ponsel Papa nya.

Ketika sudah menemukan benda itu yang terletak di atas meja, Barsha memberikannya pada Jeongguk.

"Tolon.. Pandi Daddy? Nanti bial Aca yang bicala.."

"Aca.. Jangan sayang," sekali lagi Jeongguk mengelak.

"Pandilkan Daddy, Papa.. Aca tawatil.. Pwease?"

Aish, puppy eye yang dilayangkan membuat Jeongguk tidak tega untuk menolaknya.

Maka dengan berat hati, Jeongguk pun mencoba mencari kontak suaminya di sana.

Memanggil suaminya, dan memberikan ponselnya pada putri kecilnya.

Aca terlihat tersenyum dan sedikit menggeser tubuhnya untuk menjauh dari Jeongguk.

Oh sial, lihatlah tubuh gempal yang kini sedang membelakanginya itu. Aca terlihat handal sekali, ia benar-benar tau etika ketika sedang ber-telfon.

Mungkin itu efek karena dia sering melihat Daddy-nya mengangkat telfon dari orang lain.

Jeongguk diam-diam menguping pembicaraan yang akan di katakan oleh putri kecilnya disana.

"Hawlo Daddy??"

Jeongguk menggertakan giginya tak kuasa disana. Menggemaskan sekali.

Jeongguk sengaja me-loadspeaker suaranya tadi, agar dia bisa ikut mendengar apa yang suaminya itu katakan.

"Ya Halo? Ini Aca kah?"

"Hum! Ini Aca Daddy~"

"Hey, ada apa? kenapa telfon Daddy sayang? Ada sesuatu yang mau di bicarakan?"

Barsha sempat menoleh pada Jeongguk yang ada di belakangnya, terus kembali fokus pada ponselnya menghadap depan.

"Daddy.. Papa takit.. Daddy bole tolon pelikca Papa? Badana Panac cekali Daddy.."

Pak Dokter - taekook ☑Where stories live. Discover now