Yah, ucapan Jimin sebetulnya penting tidak penting. Yang membuat Jeongguk menghembuskan nafasnya.

Dan mencoba untuk menahan malu di hadapan Dokter Seokjin dan Lisa.

"Hehe, maaf ya Dok.. temen saya ini kadang emang gitu tingkahnya, harap maklum ya Dok.."

Seokjin mengangguk, "Tidak apa-apa.."

"Yasudah, kalau tidak ada yang akan di tanyakan lagi, saya pamit ya?"

"Jika ada sesuatu yang mungkin lupa, dan ingin segera di tanyakan, Kak Jeongguk boleh langsung call saya saja seperti biasanya, ya?"

"Baik, Dok. Terimakasih banyak Dok, maaf ya, hari ini jadi Dokter yang harus repot-repot dateng kesini buat cek kandungan saya."

"Tidak apa-apa.."

Tak lama dari itu, Seokjin pun benar-benar berpamitan dari Jeongguk dan Jimin.

Begitupun dengan Lisa, yang kini sudah ikut pergi juga dengan Seokjin.

Tapi saat akan pergi, tangan Lisa di tarik oleh Jeongguk, yang membuat wanita itu memekik kaget menoleh ke belakang.

"Siapa yang nyuruh Dokter Seokjin datang ke sini?"

"Aku ngga nyuruh lho, aku beneran lupa kalo hari ini ada check up.."

Lisa pun menyunggingkan senyuman khasnya.

"Pak Taehyung yang menyuruh, Kak. Dia yang bilang pada saya untuk membawa Dokter Seokjin ke rumah, untuk mengecek kondisi kehamilan kamu."

Sempat termangu atas jawaban itu, Jeongguk kembali menatap wanita tersebut.

"T-terus.. sekarang Pak Taehyung nya masih di rumah sakit? Dia beneran yang bilang sama kamu?" Lisa mengangguk lagi.

"Soalnya.. dia bilang sama saya, kalau hari ini katanya ada jadwal operasi, benar begitu?"

Lisa lagi lagi mengangguk. "Betul sekali, Kak."

Jeongguk mengangguk, tapi ada setitik hati yang entah mengapa rasanya berbeda dari biasanya.

"Kalau begitu.. Aku titip salam buat suamiku ya? Jangan sampai telat makan, kalau bisa, nanti kamu kasih tau dia, sesuai jam makannya disana, bisa kan?"

"Bisa, Kak." Lisa menyanggupinya.

Jeongguk tersenyum simpul,

"Baik, terimakasih banyak Lisa."

"Sama-sama, Kak. Saya pamit dulu kalau begitu ya, Kak?"

Jeongguk mengangguk, hingga akhirnya Lisa pun terlihat masuk pada satu mobil yang tadi sudah lebih dulu di masuki oleh Dokter Seokjin.

Jeongguk menghembuskan nafasnya, dan menutup pintunya perlahan, di sana ada Jimin yang sedari tadi sedang menunggunya.

"Salah berarti gue bawain lo ramyeon, yang."

"Udah lah, gausah di makan, biar gue bawa pulang aja kalo gitu,"

"Dih? Yaudah taro aja disini kenapa sih? Masa udah di kasihin mau di bawa lagi, aneh lo!"

Jimin tergelak tawa.

"Emosinya~"

"Ya siapa yang ngga emosi, lo nya ngeselin gini."

Jeongguk sudah duduk bersebelahan dengan sahabatnya lagi.

Lalu terasa jika tangan Jimin meraba area perutnya yang kini sudah sangat membesar itu.

"Sepuluh hari lagi katanya, yang. Anak lo bakal lahir kedunia ini, gila.. Ngga kerasa ya?"

"Seneng ngga lo?"

Pak Dokter - taekook ☑Where stories live. Discover now