Jeongguk masih saja bungkam, yang membuat Jimin akhirnya menghembuskan nafasnya pelan.

"Yaudah, kalo pun emang lo belum siap cerita sekarang, gapapa."

"Lo cerita aja sesiap yang lo mau, oke?"

"Gue ngga nuntut, gue ngga maksa."

Jimin pun mengusap bahu sahabatnya itu dengan perlahan.

"Tapi, kalaupun emang ini masalahnya berat banget buat lo. Lo boleh banget bagi bebannya sama gue sini."

"Lo curhatin semua sama gue, biar lo nya juga ngerasa lega."

Jimin adalah Jimin.

Seorang sahabat satu-satunya, yang memang selalu membuat Jeongguk merasa aman dan nyaman ketika ia berada di sebelahnya.

Senyuman itu pun kembali tercipta.

"Thanks, Jim."

Pemuda itu mengangguk, "No problem, itu udah tugas gue jadi sahabat lo, hm?"

Jeongguk mengangguk ribut dengan senyuman manisnya.

"Sekarang, gimana kalo kita sama-sama makan? Suami lo udah rela buat nganterin pesenan ini buat lo."

"Masa ngga lo makan sih? Makan ya? Gue suapin?"

"T-tapi gue mau Ramyeon juga.." cicit Jeongguk pelan.

"Iyaa, ramyeon nya nanti, sekarang lo makan nasi dulu, oke?"

Anggukan pun tercipta, maka yang terlihat setelahnya disana adalah Jimin yang terlihat begitu antusias untuk menyuapi pemuda yang kini tengah berbadan dua tersebut.

"Hebat lho suami lo, milihin makanannya yang sehat-sehat semua."

"Dokter sih ya, jadi dia tau banget makanan sehat apa yang harus lo konsumsi di saat lagi hamil kayak gini."

Suapan pertama itu Jeongguk terima dengan hati-hati, Jimin tersenyum saat sahabatnya menguyah makanan yang di berikannya.

"Lo nih gemes banget sih?"

"Bentar lagi udah mau punya bayi, tapi kelakuan lo masih aja keliatan kayak bayi."

"Kadang gue heran sama lo, yang."

"Gemesnya ngga ilang-ilang!"

Jeongguk tersenyum geli di sela-sela mengunyahnya, Jimin pun tertawa kecil disana.

Sambil menyuapi sahabatnya, tak lupa juga sebelah tangan Jimin sesekali memegang perut Jeongguk yang kini sudah begitu membesar.

"Aku penasaran banget, akan selucu apa sih kamu nanti waktu udah lahir kedunia ini, hm?"

"Papa mu itu lho, gemes banget! Pasti kamunya juga bakal lebih gemes dari dia!" bisik Jimin seolah mengajak bayi dalam kandungan Jeongguk bercanda.

Mulut Jeongguk yang penuh dengan makanan pun rasanya ingin termuntahkan, karena ia tidak kuat dengan tingkah gila yang di lakukan sahabatnya kini.

"Gue yakin dia pasti akan cantik banget sih, Jim."

"—lo yakin ngga sama omongan gue?"

Jimin mengangguk, "Yakin ngga yakin sih.."

"Tapi yah.. Banyak yakinnya, soalnya lo juga kan sekarang nih cakep banget, apalagi anaknya nanti, iya kan?"

Jeongguk terkekeh lagi dan lagi.

"Kalo misal umur anak kita ngga jauh beda nantinya, bisa kali kita besanan?"

Perkataan Jimin sontak membuat alis Jeongguk mengernyit kaget.

Pak Dokter - taekook ☑Where stories live. Discover now