Rumah yang lama dingin perlahan hangat

Ξεκινήστε από την αρχή
                                    

Bagaimana tidak? Seminggu ini Ai sudah tidak makan malam dan tadi pagi ia melewatkan sarapannya begitu saja karena harus bergegas ke kampus, tentu itu semua sebab tuntutan diet ketat yang harus dijalaninya sebelum pentas bulan depan.

"Lo enggak apa-apa?"

"Fine. Gue enggak apa-apa kok Lul, agak puyeng aja kurang tidur."

"Lo udah makan belum?"

"Nanti deh kalau pulang."

Aileen berbohong pada Lula buktinya ketika pulang ia langsung tertidur pulas seolah balas dendam untuk jam-jam nyenyak yang selalu ia lewatkan saat malam. Ketika sudah bangun, bukannya mengisi perut Aileen malah langsung bersepeda biar nanti makannya ketika pulang saja jadi sekalian makan malam.

Dan ada satu hal yang membuat Ai begitu bersemangat sore ini...

karena ia punya seorang cycle mate.

***

Kalau boleh jujur... SEMUA BADAN NANANG LINU ANJ!

Ya iyalah enggak pernah olahraga tiba-tiba naik sepeda hampir 9 kilo, mana sepedanya kayak gitu, bawanya kudu rukuk, berat, kemarin nyusruk pula depan cewek, imagenya sudah tidak terselamatkan lagi.

Ya ngapain juga pakai acara jaga image? Kayak mau PDKT aja. Pikir Nanang yang kini coba berjalan dengan normal menyusuri lorong fakultas mencari kelas adik tingkat tempatnya mengulang.

"Habis diperawanin siapa lu ampe jalan kayak gitu Nang? Pistolnya gede kayaknya."

Sekali lagi Evan Dimas itu definisi anj! Kurus, kuyu begini meskipun Nanang bukan homo, tapi ia yakin ia top, the dominant one. Diperawanin? Haha yang bener aja!

"Anj lo, ini gue habis sepedaan dari kos Juna ke rumah gue, mana pake acara nyasar. Lo enggak tahu aja dudukan sepeda tuh kalau kena titit sakit anj, kelipet pula."

Kali ini Dimas tertawa lepas membayangkannya.

"Seminar hari senin jadi ikutkan lo? Udah gue daftar., elu, gue sama Juna. Arjun enggak ikut, dia mah udah cocok jadi pemateri seminar bukan peserta lagi." Dimas merangkulnya akrab.

"Ikut Dim, nambah-nambah ilmu sama sertifikat, lumayanlah."

"Nah kalau nongkrong bentar sore gimana? Sekalian nonton piala AFF di warkop bu Umah."

"Itu skip, gue kudu sepedaan." Sambar Nanang cepat.

"Elahhhh katanya titit lu sakit, kelipet." Dimas sengaja mengucapkannya mendayu dan keras-keras.

Jitakan Nanang tentu tepat sasaran, tapi bukannya meringis si Dimas anj malah tertawa dan menyiksanya dengan melompat ke punggung Nanang hingga sang sahabat yang sekujur tubuhnya sudah sakit kini mengerang menahan Dimas yang tidak kecil itu.

"Wah baru olahraga sehari elo udah bisa nahan gue!"

"Turun enggak lo anj? Sebelum gue buang lo dari lantai tiga!"

***

Jujur saja Nanang itu benar-benar tipe mager, ia lebih memilih main battle ground lewat komputer di kamarnya ketimbang ikut ngegym bareng Juna atau hiking bareng Dimas.

Selain itu pola tidur dan makannya juga bermasalah, jangan lupakan kopi racikan mematikan dengan 8 shoot espreso yang selalu dikomsumsinya tiap hari itu, belum lagi rokok malboro yang selalu jadi teman setianya.

Jadi Nanang tidak heran begitu tubuhnya merasakan reaksi ketika mulai berolahraga, tidak cuma ototnya yang kaku, jantungnya juga berdetak tidak wajar, tapi untuk yang kedua itu ada dua kemungkinan.

Cycle mateΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα