"Hem, badannya kurang ideal deh buat jadi penari utama. Berat kamu berapa Ai?"

"55 kilo kak."

"Tinggi?"

"160cm."

"Kegendutan, enggak ideal buat penari, sebulan ini kurangin jadi 45 atau paling 48 deh yah? Tuh lihat lengan kamu, nih, nih, nih lemmmaaak nih." Sang senior memijat-mijat kelenjar lemak di area lengannya hingga Ailen pada akhirnya mengganguk dan menyanggupi akan turun setidaknya sampai 48 kilo untuk pentas bulan depan.

Ideal, sesuatu yang harus seseorang penuhi demi menjadi standar. Padahal Ailen merasa beratnya wajar untuk tinggi badannya, hal itu juga tidak mempengaruhi gerakan menarinya, meskipun memang lekukan badan yang indah dimulai dengan tubuh ideal.

Ah, ideal mulu!

Juga standar ideal di rumah yang ditekankan masnya, aduh bagaimana Ai harus menjelaskan kalau ia harus begadang sebab tugas dan pulang tengah malam karena harus latihan.

Apa masnya lupa adiknya ini jurusan seni tari yang tidak seperti mahasiswa lain yang hanya bergelut dengan paper, makalah, dan tetek bengeknya? Ailen ini juga harus praktek, harus latihan, biar enggak malu-maluin kalau pentas.

Pagi kuliah, sore sampai malam latihan, bagus kalau latihannya cuma sejam, dua jam, kalau sampai larut? Masnya tidak akan paham betapa lelahnya jika harus mengerjakan pekerjaan babu lagi di rumah.

"Hhhhhh gue mulai diet dari mana ya? Stress banget gue, bisa enggak sih turun segitu banyaknya dalam sebulan? Apa gue enggak usah makan apa-apa aja selain salad sama air putih La? Atau makan apel doang kayak IU?"

Gulungan paper itu seketika menghantam kepala Ailen dengan rentetan ide bodohnya, sang pelaku adalah Lula salah seorang teman dekatnya yang sudah memicing ingin melemparkan umpatan pada Ailen.

"Itu sih elo cari mati bangsat! Ya jangan instan begitu, bukannya turun berat badan yang ada tipes terus mati. Mau?"

Ailen dengan polosnya menggeleng.

"Olahraga aja Ai, sama defisit kalori, lo liat deh di tiktok-tiktok gitu banyak yang berhasil. Tetep makan tapi kalorinya dikurangin sama olahraga, turun banyak anjir dan enggak nyiksa."

"Ahhhh masalahnya gue males banget olahraga, ada enggak ya olahraga menyenangkan dan enggak bikin terlalu capek?"

"Mana ada!" Sekali lagi paper Lula menghantam kepalanya, ia sudah kepalang ingin mencubit pipi Ailen keras-keras selain gemas, ia juga kesal. Mana ada olahraga enggak bikin capek? Itu sama aja mau diving tapi enggak mau basah. Ada-ada aja!

"Elo kardio dulu deh, jogging apa naik sepeda gitu ntar tambah lagi porsi latihannya."

Sepedaan ya? Ailen pikir itu akan cukup menyenangkan, ia memang suka kegiatan outdoor tapi selama kuliah ia jarang untuk sekedar tracking menikmati alam. Mungkin sepedaan bisa mengobati rindunya jalan-jalan di alam, sekalian olahrga dan sekalian sarana me time. Perfect.

***

Lalu hanya perempuan yang dituntut jadi Ideal di dunia ini?

Oh tentu tidak, mari bertemu Arjuna yang dilanda minder sebab nilainya tidak ideal hingga tidak bisa mencoret skripsi di KRSnya untuk semester ini karena SKS yang tidak mencukupi.

Cycle mateWhere stories live. Discover now