⚔️FW || move away 1.0

86 17 18
                                    

"Boleh kenalan?" tanya manusia asing yang entah berantah datang dari mana menemui Arabelle.

Sedikit curiga lebih ke waspada, dari sekian banyak orang yang berada di aula kenapa harus menemuinya?

Arabelle hanya mengabaikannya saja.

Ya benar mengabaikannya.

Sangat tidak mempunyai ketertarikan terhadap manusia itu. Jujur sangat jujur itu dari dalam lubuk hati paling terdalam.

Berdiam diri di perpustakaan sekolah, tidak membuat dirinya tenang jika ada seekor serangga yang mengaggu ketenangannya.

"Ok kalau tidak boleh, semoga bisa ketemu di lain waktu." ucapnya dan meninggalkan Arabelle begitu saja.

Sangat aneh bukan?

Sikap yang sangat mencurigakan untuk seseorang yang berkelamin laki-laki.

*****

"ARABELLE!!" reriak ayahnya dari depan pintu rumah.

Sebuah rumah yang sudah ia tinggali sekitar 16 tahun lamanya, sederhana tetapi sangat enak dipandang mata.

"Kenapa?" tanya Arabelle dengan wajah bertanya.

Ia merasa tidak mempunyai kesalahan sedikitpun untuk hari ini.

Ya untuk hari ini saja, untuk hari kedepannya ia tidak bisa berjanji untuk tidak membuat ulah.

"Kau tau? Wali kelasmu menemui ayah untuk ke tiga kalinya di bulan ini."

"Bukankah itu bagus?"

"Hubungan antar orangtua murid dengan wali murid sangat terjalin erat?" jawab Arabelle tersenyum lebar menanggapi ucapan ayahnya.

Edgar hanya bisa tersenyum masam melihat tingkah anak semata wayangnya itu.

Setelah ditinggal oleh mendiang istrinya 3 tahun lalu, sikap Arabelle semakin menjadi-jadi.

Dulu sebelum ibundanya meninggal, Arabelle paling banyak membuat masalah di Chantavy high school setidaknya 1x dalam satu bulan.

Atau kadang membuat masalah kepada saudara sepupunya itu sampai membuatnya trauma untuk bertemu Arabelle.

"ARABELLE!!" teriak Edgar melihat Arabelle memasuki rumah tanpa salam, mencopot sepatu yang dikenakannya, dan berlari melewati ayahnya tanpa memberikan ucapan satu katapun.

Arabelle acuh dah segera berlari menuju kamarnya dengan segera.

⚔️

Tik

Tik

Tik

Tik

Suara detikkan jam berbunyi, Arabelle tak sadar jika ia sudah menatap buku sejarahnya selama beberapa jam lamanya karena tak memahami isi yang sedang dibahas.

Arabelle terlelap dengan wajah nan damai.

Jarum jam menunjukkan jam 12 malam.

Buku, bolpoin, pensil, vas bunga, lampu belajar, semua yang ada di ruangan yang Arabelle tinggali seketika terbang tanpa terkecuali.

Badan Arabellee pun juga terbang, entah kenapa Arabelle tak menyadari sedikitpun atas tragedi ini.

Brak

Clang

Pyar

Semua terjatuh dengan tiba-tiba.

"ARABELLE!!" teriak mereka berdua dari luar ruangan.

Foreign WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang