Mengusap perut yang menonjolnya dengan pelan, sambil menampakkan ekspresi gila nya itu.

Lalu, yang Jeongguk rasakan kini adalah satu tangan itu, mengusap area kejantanannya secara perlahan di atas fabrik pakaian yang masih Jeongguk kenakan kini.

"Kamu tau? Alasan saya memanggilmu kemarin?"

Jeongguk tak menjawab, ia sudah tidak sudi menjawab pertanyaan dari pria brengsek seperti nya.

"Karena saya.."

"-ingin benar-benar merasakan juga, apa yang menjadi incaran saya sedari dulu."

Pria itu tersenyum, lalu tangannya kini sibuk bermain di area privasinya sambil menampilkan ekspresi kemenangannya.

"Tidak hanya keponakanku yang akan mendapatkan apa yang dia mau."

"Tapi, saya juga tidak akan kalah darinya."

"Dan maybe.. Bisa mendapatkanmu hari ini?"

Pertanyaan yang di ucapkannya, membuahkan hasil tawaannya yang menggelikan.

Jeongguk sudah muak sekali dengan permainan gilanya itu.

Lalu, ketika kakinya akan mencoba menendang wajahnya, tiba-tiba saja pergerakan tersebut di tahan kuat oleh tangan dan tenaganya.

"Jangan main-main dengan saya, Jeon Jeongguk." ucap pria itu penuh penekanan.

Sungguh, Jeongguk sangat tidak ingin ada berada dalam lingkup menyeramkan seperti ini, dia sudah ingin kabur dari sini, tapi-rasanya susah sekali.

Terdengar suara gesper yang di buka nyaring, Jeongguk melototkan matanya lebar dan melihat ke arah bawah-ternyata pria itu kini sedang mencoba membuka celananya.

"Mau ngapain lo brengsek.." ucap Jeongguk dengan nada marahnya.

Pria itu tidak menjawab, ia malah lebih fokus untuk membuka celananya, dan mengeluarkan kejantanannya disana.

Jeongguk sempat melihat area privasi itu, kini dia memejamkan matanya, karena untuk melihatnya saja Jeongguk sangat tidak sudi.

Terasa di tubuh Jeongguk, pria itu kini asik menggoyangkan kemaluannya di atas area milik Jeongguk yang masih terbungkus pakaian itu.

"Stop.."

"Gue mohon stop, please.." ucap Jeongguk dengan nadanya yang sudah bergetar ingin menangis.

Tapi apalah gunanya suaranya kini? Jika pria itu kini malah lebih leluasa menggesekan miliknya tepat di atas milik Jeongguk.

"-ahh.." desahan itu sangat jelas terdengar di telinga Jeongguk.

Berkali-kali Jeongguk memohon untuk berhenti pun, tak akan sepertinya pria itu menghentikan aksinya.

Pria ini, sudah benar-benar gila.

"Oh-shit.." umpatnya saat dirinya semakin kencang menggesekan miliknya tepat di atas miliknya.

Sangat begitu terasa, betapa besarnya privasi milik pria bajingan ini.

Namun Jeongguk, sama sekali tidak menikmati semua permainan gila yang dia lakukan terhadapnya.

Jeongguk semakin rancu, otaknya sudah tidak bisa berproses dengan baik.

Tangannya kini, sibuk memeluk perutnya, di dalam sana-ada buah hatinya dan Taehyung.

Yang sialnya, mungkin hanya dia satu-satunya nyawa, yang menjadi saksi atas kejadian gila yang Papa nya alami..

Jeongguk menangis tak bersuara.

Pak Dokter - taekook ☑Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ