Bagian 4

305 44 2
                                    

= HURT AND BROKEN =

Rasanya dunia (name) berhenti saat itu juga. Langit yang semula ada di atas kepalanya seketika runtuh, jatuh mengenai tubuhnya hingga hancur berkeping-keping. Jantungnya berhenti berdetak untuk sesaat, melihat seorang Semi Eita sedang berciuman dengan wanita asing tak dikenal.

"Eita...?"

Semi langsung tersadar begitu mendengar suara parau itu. Ia lantas melepaskan ciumannya dan menghempaskan wanita asing itu dari hadapannya.

"(n-name)? Ini-"

"'Ini tidak seperti yang kau lihat'? Kau ingin bilang begitu?"

Lelaki itu diam seketika. Segera ia bangun dari sofa dan setengah berlari mendekati sang istri.

"Sayang, dengar... Ini tidak seperti yang kau lihat."

PLAK!

Rasa panas dan perih menjalar dari pipi kiri Semi. Ada sedikit noda darah yang muncul dari sudut bibirnya, tempat dimana (name) menamparnya keras barusan.

"Apa ini 'urusan penting' itu? Apa ini rapat yang kau bilang sangat penting itu?"

Lelaki itu dengan ragu menatap (name).

"JAWAB AKU!"

Begitu (name) bersuara keras, Akira yang semula tertidur terpaksa terbangun dan menangis karena terkejut. Hal itu membuat suhu tubuhnya yang semula terasa sudah sedikit turun kembali naik.

"Sayang, ini-"

"Apa kau tidak tahu Akira sedang sakit?! Apa kau juga tidak tahu berapa kali aku menelpon dan mengirimmu pesan?! Apa ini alasan kenapa semua pesanku tidak ada satupun yang kau balas?! JAWAB AKU, SEMI EITA!"

Kembali (name) berteriak keras di hadapan Semi. Semi yang baru pertama kali melihat dan mendapat perlakuan seperti ini dari (name) tentu saja terkejut. (name) yang biasanya lemah lembut kini berubah total bahkan tidak terlihat seperti (name) yang Semi kenal.

Sekilas (name) menatap wanita asing itu dari kejauhan. Tatapan jijik ia layangkan padanya. "Rupanya kau sangat berani masuk ke dalam rumah orang lain dan berbuat hal yang tidak-tidak pada pria yang sudah menikah."

Kini ia beralih pada Semi. Dia tersenyum remeh. "Apa tidak ada tempat yang lebih bagus untuk berselingkuh selain di rumah sendiri?"

Jlebb

Sebuah anak panah yang tajam rasanya tepat jatuh menusuk jantung Semi. Lelaki itu dibuat diam, bungkam tidak berani bersuara atau membalas ucapan (name). Ekspresi wajahnya terlihat campur aduk. Antara bingung, sedih, penyesalan, semuanya menjadi satu di waktu yang bersamaan.

"Sayang... Dengarkan aku dulu."

"Apa yang harus aku dengar? Apa aku harus mendengar cerita kalau suamiku tega berselingkuh dan berciuman di rumahnya sendiri saat istrinya tidak ada? Apa itu yang harus aku dengar?"

Semi menggeleng keras. "Tidak! Bukan seperti itu! Dengarkan aku dulu!"

Tidak mau mendengar balasan Semi, (name) membalikkan tubuhnya dan berjalan kembali ke arah pintu. Namun sebelah tangannya ditahan oleh Semi yang menggenggamnya erat.

"(name) tolong dengarkan aku dulu. Dengar penjelasanku."

Wanita balas menatap Semi. "Tidak ada yang harus kau jelaskan lagi. Semuanya terlalu jelas kalau kau ingin berbohong dan menyangkal perbuatanmu."

"Aku akan merawat Akira sendirian. Berbahagialah kalian karena aku tidak akan ada di rumah malam ini. Selamat bersenang-senang dan melanjutkan aktivitas kalian. Maaf sudah mengganggu."

Sorry For Loving YouWhere stories live. Discover now