0.1 New Students Interview

Começar do início
                                    

Hening.

"Ga gitu juga konsepnya, Fa....."

"Eyow, Ka!!" seru seorang lelaki berseragam putih biru dengan topi SMP yang dipasang terbalik terpasang di kepalanya

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

"Eyow, Ka!!" seru seorang lelaki berseragam putih biru dengan topi SMP yang dipasang terbalik terpasang di kepalanya.

Lelaki itu memasuki ruang wawancara dengan gaya hip hop dan heboh. Kedua kaka kelas yang akan mewawancarainya menghela napas. Wawancara kali ini sepertinya akan menguras tenaga mereka. Rasanya ingin menghindar tapi tidak mungkin. Bisa – bisa mereka kena omel sang ketua OSIS. Agar tidak mengulur waktu lebih lama lagi, salah satu kaka kelas itu pun segera menekan tombol rekam pada kameranya.

"Eyow! Cet aplikesyen, gaez!" seru Haris membuat kaka kelas yang mewawancarainya mengernyit.

"Ha?"

"Whatsapp, Ka. Whatsapp. Masa gatau sih, Ka? Gak gaul nih," celetuk Haris membuat sang kaka kelas hanya tersenyum kecil walau dalam hati mereka memisuh hebat.

"Yaudah langsung aja. Jadi kenapa kamu masuk ke SMA BAM?" tanya sang kaka kelas.

"Karena gue anak keren dan cakep, Ka," seru Haris dengan bangga membuat kedua kaka kelasnya cengo.

"Ha?"

"Gini gini. Anak SMA BAM kan pada cakep cakep tuh. Ada Ka Jenny model swag yang beuh aduhai mantannya Bang Rizky yang penari profesyionel itu loh, Ka! Yang lulusan SMA ini juga. Ada Bang Joshua yang kalem dan meneduhkan hati tapi gue jamin dia juga pasti pernah bobrok, walau udah lulus bakal gue bongkar aibnya! Terus siapa lagi ya? Banyak deh pokonya. Ya, jadi gue yang cakep ini juga mesti masuk sini, dong," jelas Haris panjang lebar yang membuat sang kaka kelasnya untuk sekian kalinya melongo.

"Duh, Ka. Gue tau ko gue cakep banget. Kakanya sampai terpesona gitu, deh," ucap Haris sambil tertawa kalem dan menutupi mulutnya.

Ini gue boleh skip aja ga adik kelas kaya gini?! umpat kaka kelasnya dalam hati.

Ini gue boleh skip aja ga adik kelas kaya gini?! umpat kaka kelasnya dalam hati

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Brak brak!

Suara langkah kaki yang keras dan cepat membuat kedua kaka kelas yang bertugas sebagai pewawancara pun terkejut. Saat mereka menoleh, seorang lelaki berwajah bule dan datar sudah duduk di hadapan mereka. Melihat lelaki itu hanya diam saja, sang kaka kelas pun berdeham dan mulai menekan tombol rekam pada kameranya.

"Hai," ucap Kevin singkat dan datar.

"Halo, Kevin. Udah siap ya?" tanya sang kaka kelas yang dibalas anggukan oleh Kevin.

Kaka kelas tersebut menghela nafas lalu tersenyum. Akhirnya ada yang normal juga. Walaupun modelan es batu kaya gini. Gapapa deh, daripada modelan Haris yang bikin darah tinggi.

"Jadi, coba kasih tau temen – temen yang nonton nih, kenapa sih kamu milih masuk ke SMA BAM?" tanya sang kaka kelas sambil tetap tersenyum.

"Pengen aja," balas Kevin tanpa mengubah raut wajahnya yang membuat kaka kelasnya melongo.

"Udah? Gitu doang?" tanya sang kaka kelas memastikan dan dibalas dengan anggukan oleh Kevin. Kedua kaka kelasnya melongo sembari mengerjapkan matanya.

"Udah kan, Ka? Gue mau ke warteg belakang sekolah nih sebelum keabisan ikan asin sama sambelnya. Mana lagi ada flash sale sambel goreng kentang buat makan siang. Udah ya, bye!" seru Kevin panjang lebar yang segera melangkah pergi meninggalkan sang kaka kelas yang semakin melongo atas kalimat panjang Kevin.

"Permisi, Ka," ucap seorang perempuan berseragam putih biru dengan lembut menyapa kaka kelas yang akan mewawancarainya sambil duduk di hadapan mereka

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

"Permisi, Ka," ucap seorang perempuan berseragam putih biru dengan lembut menyapa kaka kelas yang akan mewawancarainya sambil duduk di hadapan mereka.

Kedua kaka kelasnya pun membalasnya dengan senyum hangat. Dalam hati mereka berharap ini benar – benar akan menjadi wawancara yang normal. Ya, 'berharap'. Seorang kaka kelas pun kembali menekan tombol rekam pada kameranya.

"Halo, Sinta. Sapa dulu dong temen – temen yang nonton," ucap kaka kelas yang akan mewawancarainya sambil menunjuk ke arah kamera.

Sinta yang mendengarnya pun tersenyum dan berdeham sambil memejamkan matanya. Ia pun membuka matanya dan melihat ke arah kamera. Perempuan itu pun mengembangkan senyumannya lebih lebar lagi.

"Haaiiiiiiiii!" seru Sinta sambil dadah – dadah heboh ke kamera dan mendekatkan wajahnya membuat kaka kelas yang bertugas sebagai kameramen terlonjak.

"Astagfirullah! Kaget!" celetuk kaka kelas tersebut sedangkan Sinta hanya memasang cengiran lebarnya. Kaka kelas yang bertugas sebagai pewawancara menggelengkan kepalanya.

Oke, wawancara ini tidak akan normal lagi! batin kedua kaka kelasnya sambil menetralkan kekagetan mereka.

"Oke oke, langsung aja ya. Kita penasaran nih, kenapa sih kamu milih masuk ke SMA BAM?" tanya sang kaka kelas.

"Hmm.. Kaka gue sekolah di sini juga nih, Ka. Jadi gue disuruh masuk sini juga biar nanti berangkat sekolahnya gampang. Ya, walau sebenernya cuma bakal bertahan setahun karena Kaka gue udah mau lulus," jelas Sinta.

"Oh, gitu. Jadi sebenernya kamu sendiri minat ga buat masuk sini?" tanya sang kaka kelas.

"Minatlah, Ka. Mana SMAnya luaaaaaaaaaaaaaaaaaas ba– EH! EH! SORRY, KA!" seru Sinta heboh karena tangannya tidak sengaja menggeplak kamera yang dipegang oleh kaka kelasnya.

Beruntung kaka kelasnya ini punya reflek yang bagus sehingga kamera itu tidak terjatuh. Hening sebentar karena ketegangan yang diciptakan oleh Sinta. Setelah dipastikan kamera itu selamat, mereka bertiga pun bernapas lega. Sinta segera melihat ke arah kaka kelas yang bertugas sebagai kameramen itu.

"Hehe, sorry ya, Ka. Btw, nice catch!" seru Sinta sambil mengacungkan jempol tepat di depan wajah sang kameramen membuat kedua kaka kelasnya kembali terkejut.

Ya Tuhan, mau preloved adik kelas boleh ga? batin kedua kaka kelasnya.

Ya Tuhan, mau preloved adik kelas boleh ga? batin kedua kaka kelasnya

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.
Our Labyrinth Loveline #2018Onde histórias criam vida. Descubra agora