Tidak boleh ada orang yang mempermalukan perempuan maupun submisif yang sedang bersama Sunghoon.

Pipi Sunoo sendiri tampak merah padam. Malu. Dia tahu bahwa pakaiannya yang sederhana itu pasti tidak akan cocok dengan selera Sunghoon, dia akan membuat lelaki itu malu.

Tetapi mau bagaimana lagi, pakaian yang dikenakannya ini adalah pakaian terbaiknya.

"Aku ... aku hanya punya pakaian ini." Jawab Sunoo menahan malu, sepertinya dia lebih baik mengurung diri di kamarnya saja daripada nanti mempermalukan Sunghoon, dengan sangat dia berdoa dalam hati supaya Sunghoon membatalkan acara keluar mereka.

Tetapi rupanya Sunghoon punya pikiran lain, lelaki itu menghela napas, tampak kesal, lalu meraih kunci mobilnya di gantungan dan melangkah mendahului Sunoo ke pintu.

"Ayo!" gumamnya, membuka pintu dan melangkah pergi, membuat Sunoo terbirit - birit mengikutinya.

>

>

>

Mereka berkendara melalui kawasan elite di pusat kota, hingga Sunghoon tiba - tiba berhenti di sebuah tempat yang dari papan nama di sana, merupakan sebuah butik.

Butik itu berupa rumah bercat putih dengan gaya belanda, dikelilingi pepohonan yang rimbun dan suasana yang asri.

"Ayo turun, pemilik butik ini temanku, jadi kita bisa mencari pakaian yang lebih tepat untukmu sebelum kita pergi ke mall dan butik - butik di sana."

Sunghoon membuka pintu dan melangkah memutari mobil, lalu membukakan pintu untuk Sunoo dengan sopan

Mereka lalu berjalan setengah bersisian, dengan Sunghoon di depan dan Sunoo di belakangnya.

Mereka memasuki butik elegan bergaya lama itu melalui sebuah pintu putar kuno yang berlapiskan krom dan kaca. Suasana di dalam butik itu sangat elegan, dengan lampu berwarna kuning terang yang menciptakan keindahan tersendiri terhadap pakaian berbagai warna yang digantung di berbagai sudut.

Sunoo tidak pernah masuk ke tempat seperti ini tentu saja, matanya melahap seluruh sisi dengan penuh ingin tahu, menahan keinginan untuk bergumam oooh, waaaah, atau WOOOW.

Seseorang keluar dari bagian belakang butik dan bergumam.

"Mohon maaf, tidakkah anda melihat tanda di depan pintu? Kami baru buka pukul lima sore ...." seseorang itu adalah perempuan yang sangat cantik, dengan kaos ketat berwarna biru gemerlap yang menunjukkan keseksiannya tubuhnya yang berkulit seputih susu, berkilauan bagai porselen.

"Sunghoon?" perempuan itu memekik kesenangan, "Sunghoon!!" lalu perempuan itu menghambur , memeluk Sunghoon dengan erat.
"Kemana saja kau sayangku? Lama sekali kau tidak kemari."

Sunghoon membalas pelukan perempuan itu dengan canggung,
"Aku sangat sibuk dengan pekerjaan akhir - akhir ini."

Lelaki itu memundurkan langkah dan dengan halus melepaskan diri dari pelukan perempuan itu, "Bagaimana kabarmu, Yujin? "

"Aku baik - baik saja." Yujin bergumam ceria sambil mengedipkan sebelah matanya, "Dan aku sangat merindukanmu, Hoon. Dulu kau sering kemari sambil membawa pacar - pacar mu itu ..... jadi karena kau lama tidak kemari, aku pikir mungkin kau sedang tidak berpacaran?"

Mata perempuan itu melirik ke arah Sunoo yang berdiri gugup di belakang Sunghoon dan langsung mengangkat alisnya, "Atau kau berpacaran tapi sepertinya sudah merubah seleramu?" matanya mengamati Sunoo dari ujung kaki ke ujung kepala, membuat Sunoo menunduk malu setengah mati.

Perempuan itu sangat modis dan sangat bergaya, dan sekarang mengamati Sunoo dengan secercah rasa kasihan di matanya,

"Di mana kau menemukan gembel kecil ini?" gumamnya mendekati Sunoo, dan kemudian menyentuh pundak Sunoo tanpa permisi, lalu membalikkan tubuh Sunoo yang sepertinya dianggapnya bagai boneka.

Dia mengamati tubuh Sunoo dan kemudian menoleh ke arah Sunghoon lagi, "Kekasih terbarumu?" gumamnya tak percaya.

Sunghoon terkekeh, "Jangan terlalu mendekatinya, Yujin, Sunoo akan ketakutan kepadamu. Tidak. Dia bukan kekasihku. Tetapi segera, dia akan berperan sebagai kekasihku, dan aku ingin bantuanmu untuk melatihnya."

"Apa?!" Yujin dan Sunoo berseru bersamaan, yang satu bersemangat dan penuh ingin tahu, sementara yang lain kaget luar biasa.

"Ya. Aku ingin kau mengajari Sunoo semuanya, seluruh caranya. Aku ingin dia berperan sebagai kekasih yang jalang, mata duitan, pokoknya jenis lelaki yang paling menyebalkan di muka bumi ini." Sunghoon menatap Yujin dan tersenyum manis.

"Aku tahu dari pengalamanmu di butik ini, kau banyak pengalaman dengan jenis - jenis orang seperti itu."

Yujin tertawa, tawa merdu yang enak di dengar, lalu dia menepuk pundak Sunoo lembut, "Hai, aku Yujin, dan sepertinya sahabatku yang tiba - tiba datang setelah sekian lama menghilang ini tanpa tahu malu langsung meminta bantuanku." Sapanya lembut, membuat Sunoo tersenyum malu - malu.

Sepertinya memang Yujin sering mengucapkan kata - kata cemoohan, tetapi kemudian Sunoo menyadari bahwa perempuan itu hanya menggunakannya sebagai candaan, tidak ada maksud sama sekali dari Yujin untuk merendahkan lawan bicaranya.

Mungkin memang gaya bicaranya seperti itu. Tetapi Sunoo sendiri masih bingung dengan maksud perkataan Sunghoon tadi.

Apa maksudnya lelaki itu akan menjadikannya kekasihnya, atau berperan sebagai kekasih Sunghoon tetapi kalau Sunoo tidak salah dengar, dia harus bisa membawakan peran sebagai laki - laki jahat? Untuk apa?

"Aku bisa saja melakukannya, Hoon, meskipun tampaknya misi ini begitu berat." Yujin menatap Sunoo penuh arti, "Tetapi kau harus menjelaskan semuanya kepadaku dari A sampai Z jadi aku tahu apa maksud semua rencanamu ini." Yujin lalu memanggil pelayannya yang segera datang dari pintu belakang.

"Buatkan minuman untuk kedua tamuku, kita akan bercakap - cakap sebentar."

"Aku akan menjelaskannya kepadamu Yujin." Sunghoon menganggukkan kepalanya setuju, lalu menatap Sunoo.

"Sunoo, kau bisa menunggu di sini? Aku akan bicara dengan Yujin sebentar di dalam." Meskipun merasa sangat ingin tahu hingga mendorongnya memaksa ikut, Sunoo tetap tidak berani. Yang biasa dia lakukan hanyalah menganggukkan kepalanya, meskipun benaknya masih didera oleh semua pertanyaan.

"Pelayan akan membawakanmu minuman dan kue, kau boleh melihat - lihat pakaian di sini dan mencobanya, kalau ada yang menarik untukmu bilang saja, aku yakin Sunghoon dengan senang hati akan membelikannya untukmu."

Yujin mengedipkan sebelah matanya, lalu dengan genit menggandeng lengan Sunghoon, dan dua anak manusia itu kemudian masuk ke ruang dalam yang sepertinya bagian kantor dari butik tersebut .











Jangan ada yang sider ya, atau aku mogok up nihhh

Crush in Rush (Sungsun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang