The Untouched 'Chunhyang' (Part 1)

Start from the beginning
                                        

"Tidak heran jika Rowoon tertarik pada sepupunya yang cantik itu. Omega itu begitu menawan. Bukankah begitu, Jaehyun?" Goda Yugyeom sambil melirik nakal pada Alfa dari keluarga terpandang itu. Merasa tersindir dengan fakta ucapan Yugyeom, Jaehyun secara tak sadar meneguk arak di gelasnya hingga tandas dan membuang muka. Seakan mengakui kebenaran ucapan sang sahabat. Mingyu dan Yugyeom yang paham isyarat itu langsung tergelak.

Semenjak itu, Jaehyun yang dari dulu tak pernah menginjakkan kaki di rumah Bordir menjadi orang yang sering mampir ke sana setelah pekerjaannya usai. Hanya demi melihat si Omega dan mendengarkan alunan musik menghipnotisnya. Hal itu juga yang pada akhirnya mulai mendekatkan mereka. Tak jarang setelah usai pertunjukan musiknya, Doyoung menemani Jaehyun mengobrol hal random. Tak seperti biasanya pada para tamu di rumah itu yang Doyoung tinggalkan setelah pertunjukan usai.

Entah karena pesona putra Alfa keluarga Na itu terlalu kuat menariknya atau karena Jaehyun yang terlihat bukan seperti Alfa maupun pejabat yang datang kesana. Layaknya Alfa baik-baik yang terjebak melangkah ke tempat penuh maksiat ini.

Predikat Pemusik menawan bak Chunhyang di rumah Bordir itupun menjadi buah bibir banyak orang di kalangannya. Terlebih fakta menarik jika Doyoung adalah Putra Omega Pejabat Kim yang dieksekusi menajdi topik menarik para lelaki yang penasaran akan paras dan keahliannya. Rumah Bordir milik Hyuna itu ikut ramai dikunjungi.

Tak ayal juga hal itu menimbulkan kompetisi dan banyak sekali para lelaki hidung belang berkedok bangsawan yang ingin memesan Doyoung bermalam. Tentu hal itu ditolak mentah-mentah -meski dengan lagak halus Hyuna- oleh pimpinan Gisaeng ternama itu.

Salah satu orang paling gigih ingin bermalam dengan Doyoung adalah sang sepupu sendiri. Kim Rowoon. Tak pernah menyerah menginginkan Doyoung.

Seperti hari ini dimana pemuda Kim itu mengamuk karena Doyoung menolak menemuinya dan memainkan musik untuk Rowoon. Hyuna tentu menjadi orang terdepan yang melindungi sang keponakan. Malam yang tenang menjadi gaduh karena amarah seorang Kim Rowoon.

.
.
.
.
.

Jaehyun sedang berjalan-jalan memantau pasar. Melihat para pedagang dan rakyat Hanyang yang melakukan transaksi. Hingga mata elangnya menangkap wujud seorang Kim Doyoung bersama pelayannya sedang berdiri memilih aksesori tak jauh darinya berdiri.

Jaehyun dengan keberaniannya mendekat dan menyapa ramah Doyoung.

"Cantik. Anda pandai memilih Doyoung-ssi." Pujian dengan suara bass yang sangat dikenalnya sontak membuat Doyoung menoleh. Melihat Jaehyun berdiri disampingnya, Doyoung segera membungkuk menyapa.

"Tuan Na Jaehyun, selamat siang. Sebuah kehormatan dapat bertemu anda di sini." Tak lupa, senyum manis Doyoung terlampir menyapa Alfa keren nan mempesona itu.

Keduanya lantas berjalan beriringan sambil melempar kabar dan obrolan.

"Kau pernah kesana?" Tanya Jaehyun antusias.

"Ne. Eomma pernah mengajakku kesana. Kami terkadang membawa beberapa makanan dan obat untuk anak-anak dan penduduk di kaki gunung itu." Jawab Doyoung mengiyakan.

"Mau mengunjungi mereka bersamaku? Mereka juga rakyat Hanyang tapi memilih hidup memisah di dekat kaki gunung hanya karena keterbataan ekonomi dan bertahan dengan mengandalkan alam." Komentar Jaehyun. Dia yang baru menjabat sebagai Gubernur sedikit sedih dengan perekonomian yang tak merata pada rakyatnya. Sudah menjadi tanggung jawabnya, tapi permasalahan di pusat juga masih banyak yang menyita perhatiannya.

Mumpung Doyoung tahu tempat sekelompok rakyatnya itu, Jaehyun ingin melihatnya langsung. Lalu mereka membeli banyak makanan dan beberapa obat yang sekiranya dibutuhkan. Keduanya bersama sang pelayan Doyoung, mereka menempuh jalan menuju kaki gunung.

Oneshoot JaedoWhere stories live. Discover now