The Untouched 'Chunhyang' (Part 1)

Mulai dari awal
                                        

SuA bertepuk tangan ceria ketika Doyoung selesai memainkan lagu itu. Si pelayan mendekat lebih pada Doyoung.

"Doyoung-nim, ulurkan tangan anda." Sedikit tak mengerti, tapi Doyoung tetap mengulurkan tangannya. "Apa anda percaya jika saya bisa membaca garis takdir?"

Mata Doyoung menatap selidik pada dua manik penuh antusias di depannya.

SuA menelusuri garis tangan Doyoung. Matanya terpejam erat hingga ditengah garis melintang itu, mata Sua terbuka lebar menatap Doyoung.

"Luar biasa!"

Doyoung mengeryit bingung. "Apa maksud-"

"Pemutus kutukan! Anda akan melahirkannya!!!"

Doyoung makin bertambah bingung dengan ucapan si pelayan.

.
.
.
.
.

"Jaehyun!!!"

Yang dipanggil langsung menghentikan langkahnya. Lelaki tinggi berlari mendekatinya.

"Ayo ikut! Kami akan bersenang-senang!"
Ajakan yang tak hanya sekali dia tolak terlontar lagi.

"Aku-"

"-banyak kerjaan! Yak! Kau butuh bersenang-senang juga! Kau bisa jadi perjaka tua jika terus seperti ini! Kami hanya minum-minum. Tidak memesan gisaneg. Janji!"

Jaehyun menatap Mingyu sejenak. Wajah penuh harap binar itu akhirnya meluluhkan Jaehyun. "Baiklah."

"Asaa!! Ayo! Yugyeom, Jungkook, dan Rowoon sudah menunggu." Jaehyun diseret menuju kudanya.

Tak lama, mereka sudah sampai di sebuah rumah bordir ternama di Hanyang. Sejenak, ada keraguan ketika dia akan menginjakkan kaki di sana. Seumur hidupnya, baru kali ini dia mampir kemari. Biasanya mereka hanya akan berkumpul di rumah makan atau rumah salah satu dari mereka.

Mereka berdua berjalan menuju sebuah gazebo sayap kanan di dekat taman dan danau. Gazebo yang cukup luas. Para temannya berkumpul disana. Ketika mereka menaiki anak tangga, sapaan Rowoon menyambut.

"YO! Na Jaehyun! Gubernur termuda kita datang!! Woah! Sebuah kehormatan bisa bertemu Tuan Na yang terhormat ini disini. Hahahhaa....." Ucap Rowoon jenaka.

Jaehyun hanya terdiam. Mengambil duduk di dekat Yugyeom. Seorang wanita cantik yang sedari tadi duduk di sebelah Rowoon kembali menuangkan arak di gelas kosong pemuda Kim itu.

"Bagaimana rasanya menjabat menjadi Gubernur, Jaehyun?" Tanya temannya bernama Jungkook.

"Tentu saja melelahkan! Dia menjadi sangat sibuk. Lihatlah! Jika tidak aku paksa, dia tidak akan sampai kemari." Mingyu yang menjawab disambut gelak tawa mereka.

Jaehyun hanya diam. Diteguknya arak di gelasnya. Tak sengaja, matanya menatap gerbang masuk. Seorang wanita cantik bersama dua orang wanita. Dibelakangnya, ada seorang Omega cantik yang mengikuti si wanita tadi yang berjalan di samping seorang pelayan Omega. Jaehyun terpaku sejenak sampai tatapannya bertemu dengan manik bulat bak kelinci itu.

Deg!

"Tuan-Tuan, kami memiliki pemusik handal yang baru pulang berlatih. Apa anda sekalian ingin mendengarkan musiknya?" Tawar sosok cantik menggoda yang duduk di samping Rowoon.

"Tentu! Panggilkan dia!" Rowoon yang sepertinya sudah sedikit mabuk, merangkul wanita itu. Sesekali, memberi ciuman pada wajah ayunya. Jaehyun mendengus. Menjijikkan. Jika bukan karena lingkup pergaulan para bangsawan, Jaehyun tak akan mau bergaul dengan pemuda ini.

Sebuah rombongan datang. Seorang wanita berwibawa yang Jaehyun tebak adalah Nyonya rumah ini. Dibelakangnya, seseorang yang sempat membuatnya terpaku dengan dandanan yang sangat berbeda. Sekali lagi, Jaehyun terpaku. Meski si wajah kelinci itu memasang raut datar, namun aura mempesonanya sungguh tajam hingga membuat Jaehyun kembali terpana.

Oneshoot JaedoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang