The Untouched 'Chunhyang' (Part 1)

Mulai dari awal
                                        

Terdengar helaan dari si Nyonya. "Bawa dia masuk." Ucapnya pada dua wanita yang setia mendampinginya disamping kanan-kiri sedari tadi.

Si Nyonya melangkah masuk meninggalkan mereka. Lalu Doyoung diapit dua wanita tadi dituntun memasuki rumah bordir itu. Seketika Doyoung memberontak.

"Lepas! Lepaskan aku! Jangan sentuh aku dengan tangan kotor kalian!!! Lepaskan!!"

Perlawanan Doyoung tak membuahkan hasil. Saat kedua wanita tadi tampak sedikit kesusahan menyeret Doyoung hingga halaman, si Nyonya berbalik dan mendekat padanya.

"Diam! Atau kau akan semakin menderita setelah ini! Menurutlah padaku, maka aku akan menyelamatkanmu!" Doyoung terdiam. Ucapan penuh penekanan si Nyonya seakan tak terbantahkan. "Bantu dia membersihkan diri. Siapkan pakaian bagus untuknya."

Nyonya cantik itu berlalu kembali meninggalkan mereka bertiga.

Doyoung terduduk menangis. Hidupnya sudah hancur. Keluarganya sudah pergi tak tersisa. Nama baik keluarganya tercoreng karena fitnah kejam saudara kandung ayahnya sendiri. Semata hanya demi kekuasaan. Ibunya turut pergi setelah disiksa dan dianiaya oleh para penjahat itu. Kini dia yang sebatang kara dilempar di jurang menjijikan berlabel rumah bordir ini.




Masih sesunggukan, Doyoung hanya diam ketika tubuhnya diusap halus dengan kain basah air bunga bak mandi oleh salah satu wanita cantik yang tadi berdiri di sisi kanan si Nyonya. Air di bak besar itu merendam hampir sampai dadanya dalam posisi duduk begini.

"Aku Im Nayeon. Dulu aku juga sama sepertimu. Putri seorang pejabat negeri yang cukup tersohor. Tapi dalam satu malam, dunia berbalik begitu saja. Aku dijual oleh 'mereka' kemari setelah membuat ayah dan ibuku dieksekusi dengan perbuatan yang tak pernah mereka lakukan. Dan berakhir seperti ini." Celetuk wanita cantik itu.

Doyoung masih diam. Malas menanggapi. Tak tertarik juga dengan sosok cantik yang nasibnya mungkin sama sepertinya.

"Kau Omega yang manis. Kulitmu putih bersih dan sangat halus. Seharusnya takdir kejam ini tak membiarkan mereka menodainya nanti." Doyoung mendengus mendengar ucapan Nayeon. Mana mungkin itu terjadi jika dia sudah masuk ke rumah menjijikan ini?

"Doyoung....ah aku boleh memanggilmu seperti itu? Aku lebih tua darimu." Doyoung hanya mengangguk malas. Tak ingin memperpanjang ucapan.

"Kau......bisa tak harus menjadi gisaeng." Kata yang langsung menarik perhatian Doyoung. Omega manis itu menoleh menatap Nayeon.

"Kau bisa menjadi penari maupun pemusik di sini. Tak harus menjadi Gisaeng yang melayani tamu di kamar atau di ranjang. Nyonya Hyuna bisa menempatkanmu diposisi itu jika kau bisa...minimal memainkan alat musik atau bernyanyi atau menari."

"Noona....kau tidak bercanda?" Doyoung menatap penuh harap pada wanita yang membantunya membersihkan diri sedari tadi.

"Eum! Kau bisa apa? Menari? Bernyanyi? Atau kau bisa memainkan alat musik tertentu?"

"Aku bisa bernyanyi. Menari pun aku bisa beberapa jenis tarian tradisional. Alat musik....aku bisa memainkan gayageum dan tifai." Ucapnya antusias.

Ini kesempatan! Ada harapan jika dia bisa masuk pada kelompok pemusik, dia hanya akan menghibur tamu dengan musik, bukan tubuhnya. Setidaknya sampai dia akan bertemu seorang Alfa atau Beta dominan yang membuatnya jatuh hati. Apalagi bisa membawanya pergi dari tempat menjijikkan ini.

"Kalau begitu, setelah ini, segera temui Nyonya Hyuna. Dia akan menyambut baik permintaanmu." Doyoung mengangguk antusias.

Setelahnya, Nayeon pergi mengambilkannya pakaian bersih. Doyoung yang sudah selesai mandi, keluar bak dan meraih kain pengering yang tersampir di dekatnya. Lalu menggunakan baju dalaman yang sudah Nayeon bawakan tadi.

Oneshoot JaedoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang