23 | Terima Kasih, Mac

1.9K 456 26
                                    

Vote!

.

.

.

Buagk!

Juan tersungkur.

"Apa yang kau lakukan padanya?!"

Juan bangkit, mengusap setitik darah di sudut bibir kanannya lalu tersenyum mengejek.

"Mac ..., haha ... BAJINGAN!!" Juan menerjang pria yang baru saja menghantamnya tadi. Duduk menindih perut Mac dan menghajar wajahnya bertubi-tubi.

"Bajingan!"

Buagk!

"Karena kau, Ken berhenti memujaku!"

Buagk!

"Karena kau, Ken berhenti mengemis cintaku!"

Buagk!

"Karena kau, Ken tak jadi milikku!"

Buagk!

Juan memang sengaja menarik ulur perasaan Ken selama ini, dia memang keterlaluan, sejujurnya Juan juga jatuh cinta dengan Ken, dia hanya merasa senang saja memperlakukan Ken begitu, bisa sehari mesra, besoknya dingin, bisa hilang tanpa kabar, lalu kembali datang dan terus mengganggu.

Juan ahlinya permainan perasaan, dan dia juga enggan berkorban, dia suka diberi hadiah dan juga memanfaatkan, intinya Juan benar-benar keterlaluan.

"Dan harusnya dia menyerahkan tubuhnya untukku, bukan untukmu, Bajingan!" Juan mengangkat kepelannya tangannya lebih tinggi agar mendaratkan pukulannya lebih keras lagi,

Krak!

"Ak!" pekik Juan.

Mac berhasil menahannya, dan memutar kepalan tangan Juan ke dalam hingga sendinya terkilir. Dia bangun dengan menggeram rendah, kilat mata pemangsanya menyala, begitu tajam dan mengintimidasi. Mendadak atmosfer di sekitar mereka berubah mencekam, rasanya marah Ken dianggap semurahan itu.

"Mac!" Ken berhambur memeluk Mac. Dia paham situasi, dia takut Mac akan membunuh Juan yang sedang mabuk itu dengan Mac merubah diri.

Terlihat jelas mata serigala itu menyala.

"Mac ... aku mohon!" Ken menakup kedua pipi Mac. "Lihat aku ..., lihat aku!" ratapnya memohon, tapi kilat matah mata Mac semakin menyala. Ken menoleh ke arah Juan dengan tetap menakup kedua pipi Mac. "Juan pergi!!" usirnya dengan hampir menangis takut, dia takut setengah mati, suhu tubuh Mac semakin terasa meningkat dalam pelukannya. "PERGI, JU!!"

Juan segera bangkit dan mundur perlahan. "Bajingan," geramnya sebelum pergi.

Dada Mac tampak kembang kempis, dia mengeratkan kepalan tanggannya hingga Ken menggengam tangan Mac dan dia jatuh berlutut kemudian merunduk. "Mac ..? Aku mohon," ucapnya mengiba semkain takut.

Mac masih terpaku di atas kakinya menyorot Juan yang semakin jauh.

"Mac ...," suara Ken serak dengan bahu mulai bergetar.

Mac sadar lalu menoleh dan merunduk kemudian dapati Ken berlutut di bawah kakinya. "Maafkan aku ... maafkan aku," Dia ikut berlutut.

Ken segera memeluk Mac lagi, kali ini lebih erat, dia itu takut setengah mati, dia baru saja hampir dipaksa Juan yang mabuk, kemudian dapati dua orang pria gagah berkelahi di depan matanya, ditambah lagi perubahan aura pemangsa Mac yang begitu menyeramkan dan tiba-tiba.

"Ayo kita pulang," Mac mengajak Ken berdiri.

Mereka berjalan bersama dengan Ken terus memeluk pinggang Mac dari samping. Tidak tahu, meski dia takut dengan Mac tapi di saat bersamaan dia merasa aman.

POLAR WOLFWhere stories live. Discover now