Prolog.

328 23 6
                                    


Manusia itu unik.

Sungguh... Aku takjub dengan makhluk yang bernama manusia ini.

Dia punya keinginan sendiri dan bisa mewujudkannya dengan kemampuannya, termasuk juga bisa melakukan apa yang disangka tidak akan bisa dilakukan sebelumnya... Dan mereka memang terbukti bisa melaksanakannya.

Mereka memang menakjubkan...

Dia menakjubkan...

Ya...

Sena itu menakjubkan.

.
.
.

//SMA Yumenosaki//

"ARRRGH APALAGI SIH INI?!!"

Entah sudah berapa kali aku menulisnya...
Kenapa tidak tercapai...? Sebenarnya apa sih yang aku lakukan ini huh?

Suasana sepi ruang kelas yang biasa aku rasakan ini perlahan memanas, udara di sekitarku terasa menyesakkan. Ah ini menyebalkan...
Aku tidak mendapatkan inspirasi apapun, sungguh tidak ada.
Seniman yang tidak ada inspirasi itu bagaikan pohon tanpa akar, kita tidak akan berkembang. Seniman itu akan kering dan mati seperti pohon tanpa akar itu.

....

Ugh...

Aku tidak ingin seperti itu...

.
.
.

Siswa bersurai oranye dari SMA Yumenosaki yang terkenal itu bernama Tsukinaga Leo.

Kesehariannya adalah... Berteriak di dalam ruangan kelas kosong sembari mencoret-coret kertas yang tersirat semua emosi terdalam dari dirinya.
Ya, itu coretan partitur lagu.

Ada yang robek, ada yang kusut, kotor karena gesekan tinta pena..., bahkan ada yang sudah tidak berbentuk kertas lagi. Lelaki jenius itu sudah tidak bisa berpikir apa-apa pada hobinya... Sesuatu telah merusaknya. Sesuatu telah menganggunya untuk mendapatkan inspirasi lagi.
Di dalam kerisauannya seperti ini, lelaki bernama Leo itu hanya bisa berbaring terlentang meratapi ketidakbergunaannya. Menatap kosong langit-langit kelasnya.

"Andai...-- Aku bukan manusia..."

Lelaki itu bergumam pelan dengan nada sendu, otaknya kembali bekerja namun bukan untuk menyelesaikan hobinya tadi-- Melainkan dia berpikir untuk segera mengakhiri kesenangannya itu dengan hal lain.

Berpikir random salah satunya.

"Kenapa ya burung bisa terbang? Kenapa daun warnanya hijau? Kenapa langit warnanya biru? Kenapa ada laki-laki dan perempuan? Kenapa bumi berbentuk bola? Lagian bukannya di peta bumi itu digambar datar? Hah.... Aku bingung--"

*brak

Suara pintu kelas terbuka dengan kasar di saat lelaki bersurai oranye itu sibuk dengan pemikirannya, namun tampaknya dia tidak mempedulikan hal itu. Alih-alih peduli, seorang Tsukinaga Leo masih menerawang jauh tentang pertanyaan-pertanyaan random tadi.

Di sisi lain... Orang yang membuka pintu itu tampaknya masih berdiri di bibir pintu kelas dengan ekspresi dinginnya. Terlihat tampan dengan rambut bergelombangnya yang sewarna silver. Namun sepertinya ada yang aneh dengan raut wajahnya-- Walaupun lelaki itu pandai menyembunyikan perasaannya di balik wajah dinginnya, tentu dengan langkahnya yang menapak keras menghampiri orang yang dijuluki dengan sebutan Ou-sama itu-- tak bisa dibantah lagi bagaimana kesalnya lelaki yang bernama Sena Izumi.

Every day Without You [Enstars Fanfiction]Onde histórias criam vida. Descubra agora