Different Conditions

141 17 0
                                    

Selamat membaca:))
.
.
.

Setahun setelah lulus, Jihan bekerja di salah satu studio milik Juan. Meskipun bekerja ditempat yang sama, mereka tetap profesionalitas. Banyak yang kagum dengan kedewasaan hubungan mereka berdua, contohnya seperti saat ini.

"Em.. Juan apakah saya boleh cuti selama 1 minggu ke depan, karena kakak saya akan menikah" izin Jihan

"Ambil format suratnya dengan Cecil" balas Juan

"Oke, terima kasih"

Jihan segera menuju meja kerja Cecil dan mengambil blangko surat untuk izinnya. FYI, kantor pusat milik Juan berada di Bali. Oleh karena itu, ia ambil izin selama seminggu penuh.

Sebenarnya Jihan mendaftar di studio cabang Jakarta saat itu agar tak perlu jauh dari keluarganya. Akan tetapi, baru saja 4 bulan bekerja Jihan sudah dikirim ke kantor pusat.

Tentu sudah ketebak alasan mengapa Jihan bisa dipindah dalam waktu sesingkat itu karena Juan dan keluarganya. Terutama sang nyonya Wicaksana yang sekarang sudah sangat sayang pada Jihan.

Jihan bahkan ditawari untuk tinggal bersama mereka sampai keduanya siap menikah. Namun hal itu ditolak oleh Jihan karena beberapa pertimbangan, dan memutuskan untuk kost di dekat tempat kerjanya. Ya, walaupun tidak terlalu jauh juga dengan rumah keluarga Juan sehingga Jihan sering berkunjung kesana.

Back to the topic, setelah mengisi lembar surat izin Jihan segera menemui Juan lagi untuk meminta tanda tangannya.

"Ini suratnya"

"Kapan berangkat?"

"Lusa, soalnya aku perlu fitting baju untuk keluarga juga.. Sama bantu bantu sisanya paling"

"Oke nanti aku anter kamu ke Jakarta"

"Aku sendiri aja gapapa Juan.. Bukannya jadwalmu padat akhir akhir ini"

"Itu bisa diatur han.."

"No, no, no.. Nanti aja pas hari-H atau H-1, mommy sama daddy kan juga dateng di tanggal segitu. Kamu bareng aja sama mereka... Lagipula kalo kamu ngikut aku ga surprise dong" ucap Jihan sembari mengecilkan suara di kalimat akhir

"I heard it"

"Huummm, jadi biar aku berangkat duluan yaa yaa yaa pleasee" pinta Jihan dengan nada memelasnya yang dibuat imut. Beruntung ruang kerja Juan kedap suara dan tertutup.

"Kalo ada apa apa gimana han?"

"Hih, bukannya kamu tau cara tracking handphone aku waktu itu.. Kan kamu bisa pantau aku dari situu kalo aku ada apa apa.. Lagipula aku bakal rajin kabarin kok... Ya..ya..."

"But—"

"Sshh.. izinin atau aku ngambek ga mau jalan sama Juan lagi!" ancam manis Jihan

"Kok gitu!?" sahut Juan tak terima

"Ya gitu pokoknya! Huh!" balas Jihan sambil menghentak-hentakan kaki dan mempoutkan bibirnya sehingga terlihat menggemaskan

Juan yang melihat kekasihnya seperti itu pun mengalah. Mengalah! Iya benar mengalah! Entah mengapa selama mereka tak terhalang jarak lagi ditambah sudah mengantongi restu dari ibu Juan, sifat keras kepalanya berkurang.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Juan & JihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang