Gun yang membuat Off jatuh cinta tapi Off lah yang jatuh terlalu dalam di lubang cinta mereka berdua yang penuh dengan berbagai macam takdir.

“Apapun itu jangan pernah memancing kemarahan Kakak, satu satunya orang yang bisa meluluhkan kemarahannys baru bisa datang besok karena dia baru saja sampai beberapa jam yang lalu.” Tanpa sepatah kata lagu Chimon berlalu meninggalkan ketiga Orang itu.

“Isinya apaan Peng?” tanya Tay penasaran. Off dengan senang hati nenyodorkan lembaran surat itu kepada Tay dan juga New. Sepasang Kekasih itu terlihat kebingungan setelah membaca surat dari penerus utama Keluarga Patthiyakorn itu.

“Ini jauh banget dari Gun. Walaupun Gun gak pernah gunain bahasa lo gua tapi dia gak pernah sebaku ini,” ujar Tay yang mencoba untuk menganalisis segala kemungkinan yang ada.

“Serius lo? Gun gak pernah pakr lo gua?” Saat New datang kelingkaran mereka Gun sudah menghilang, tidak heran jika dia tidak tahu banyak tentang sosok yang selalu menghantui Kekasih dan Sahabat Kekasihnya itu.

“Keluarga Gun selalu tegas dalam hal sopan santun makanya dia gak pernah make lo gua, tapi White ini....”

Drtt drtt drtt.

Ponsel New berbunyi dah hal itu sontak menarik perhatian kedua orang lainnya. Dengan segera dia mengangkat telepon itu tepat disitu juga.

“Kenapa?”

....

“Lah kok mendadak!”

“....”

“Iya iya gua kesana kesarang!”

“Tee Dosenku tiba tiba mau ngajakin buat penelitian sekarang!” pekik New yang membuat kedua orang itu terkejut, pasalnya kapanpun diadakan penelitian tidak pernah semendadak ini.

“Mendadak banget New?” tanya Off tidak kalah bingungnya dengan Tay. Bahkan sampai Tay sudah Wisuda kejadian seperti ini tidak pernah ada.

“Gak tau, ini aja sekelas pada kaget semua,” pekik New yang sudah semakin panik dan hal itu membuat Tay langsung menarik tangan New masuk kembali ke Mobil.

“Peng! Gua anter Hin dulu nanti gua kabarin kalo ada info soalnya gua juga kudu balik ke Perusahaan,” ucap Tay dari dalam mobil yang dibalas anggukkan mantap dari Off.

Begitu sepasang Kekasih itu pergi meninggalkan Off yang masih terdian memegang kertas itu pikiran Off kembali melayang bahkan perasaannya juga tidak enak. Sungguh, setelah melihat siapa Kakak dari Chimon itu perasaan Off sering tidak enak seolah olah ada sesuatu yang besar akan terjadi nantinya.

Tiap malam dia memimpikan satu hal yang sama yang bahkan tidak bisa dia ingat dengan jelas. Dia selalu bermimpi merasa seperti disebuah Rumah Duka entah itu dia atau siapa pun itu tapi yang jelas ada satu foto yang rasanya dikenali. Entah siapa yang berada di Rumah Duka dan entah siapa yang meninggal tapi yang jelas itu berhasil membuat Off ketakutan setiap terbangun. Dia tidak takut pada kematian, sungguh dia tidak pernah takut pada kematian, tapi yang dia takutkan sebenarnya adalah melihat kematian orang orang terdekatnya seperti, Tay, New, dan tentu Gun walau entah kemana dia sekarang. Off pernah sekali, sekali melihat Tay yang hampir meregang nyawa karena salah satu musuh bisnisnya, saat itu juga Off teringat dengan darah Gun yang bahkan bisa dia ambil dengan tangannya, sungguh dia tidak akan sanggup jika melihat orang terdekatnya diambang kematian atau bahkan kenapa napa.

Off meremas kertas surat yang diberikan oleh White. Entah mengapa dia bimbang harus pergi atau tidak, dia takut nanti dia justru menganggap orang itu adalah Gun, tapi jika dia tidak pergi maka pasti masalahnya akan semakin panjang. “Aku mohon Gun, aku minta maaf belum bisa menemukanmu tapi kumohon jangan muncul bagai bayang bayang seperti ini,” monolog Off tanpa sadar air matanya mengalir tanpa diminta.

Pliss! Remember Me (END)Där berättelser lever. Upptäck nu