Angin Itu Kembali

Mulai dari awal
                                    

" Ah mohon maaf,Silahkan duduk.." Sambilmenunjukkan tempat konseling yang tak jauh darimejanya. Ada apa dengannya hari ini , tak biasanyadia begini batinnya.Siang hari cukup terik kali ini , udara AC diruangan Swara berderu kasar sepertinya karenatak kuat memberikan udara sejuk. Swaratermenung sambil memutar –mutar pulpen ditangannya , Kenapa ia tak bisa fokus kali ini , apayang membuatnya resah kali ini? . Suara pintuterdengar lirih membuka , Tara muncul di balikpintu sambil membawa makanan dan dua cup iceamericano kesukaan mereka berdua. LamunanSuara usai dan digantikan dengan senyuman lebarsambil menunjukkan gigi putihnya yangmenandakan bahwa ia senang." Kenapa Ra ? Tumben banget bengong disiang hari "Tara melihat gelagat aneh Swara yangtumben bengong,Tara menyodorkan Ice americanoke Swara.Swara tersenyum sambil menyipitkan mata ,sambil meminum ice americano nya. Taramenyeringai,takut temannya kesurupan langsungmemegang dahi Swara , ia memastikan bahwatemannya satu-satunya baik – baik saja."Ih , apaan sih TAR! Gua baik – baik aja tau .."sambil manyun menghadap Tara.


" Yah lo lagi , Habis ngelamunin apaan sih ?gak kayak biasanya " Tanya Tara sambil mengambilkursi untuk duduk disamping Swara." Enggak ada apa –apa ya ampun , Cuma tadituh tiba – tiba kangen ibu gara- gara lihat ini foto"Ungkap Swara sambil memberikan bingkai foto keTemannya." Wajar dong Ra , yah mungkin aja kali ininyokap lo lagi ngeliatin lo dipojokan , ha ha ha "Tawa Tara yang mencoba menghibur Swara . " EhRa.." Lanjut Tara , " Lo inget kan lusa kita adaseminar kesehatan di rumah sakit Cipta , Lo udahnyiapin Bahan presentasi belum si? Gua males Rabikin gituan , Lo aja ya ?" Ucap Tara sambiltersenyum lebar dan mencoba berkali-kalimengedipkan mata manja ke Swara ." Yeah , dah hafal dah gua tar sama Tabiateloh.. " Ucap lemas Swara mengingat kelakuanrutin temannya setiap ada seminar kesehatan. JamIstirahat telah Usai, Tara kembali ke ruangannyadan Swara menyiapkan diri untuk pasienselanjutnya . Swara menuju pintu untuk keluarmemanggil klien selanjutnya , Jalannya lirih sambilmelihat data klien ." Engga asing.. "Ucap lirih Swarasambil menatap kertas di tangannya , Swaramembuka pintu dan mencoba memanggil Klien" Saudara Kala.. " ucap Swara terbatah sambilmenyipitkan matanya." Pradipta.." Sambung lelaki berbadansemampai tak jauh dari Swara , yang muncul darisamping.Mendengar kata selanjutnya Swaramenoleh , Melihat pria berpakaian jas rapisemampai dan Benar ia tak asing , Dia Kala..Pradipta . Swara terdiam menatap Kala , laki-lakiberjas rapi itu.Suara dentuman Jam menyelimuti keheningandiantara mereka , Mulut Swara kaku tak sepertibiasanya ia dengan klien pada umumnya. Swaramencoba mengambil Catatan para klien danmembolak – balikkan kertas , seolah sedangmencari sesuatu. Jantung suara berdebar dantangannya terasa dingin."Ekhm ekhm.. " Kala yang mencoba memecahkeheningan diantara mereka." Ah ya , Bagaimana? Ah , Maaf.. MaksutnyaApa kabar? " Swara mengatupkan bibirnya danmenunduk seolah ia akan dihukum oleh seorangguru.Kala tersenyum Kecil , " Yah.. seperti yangkamu lihat, aku baik . kamu ?"Swara mencoba melihat ke arah Kala , Tapi adaperasaan sakit ketika mendengar ucapan bahwadia baik , Dan dirinya tidak. " Yah , So far I'm fine "

Mulut Swara lancar mengatakannya , walaupun dulu ia harus berlatih berulang kali jika ini mungkin ini terjadi. " Oh iya.. silakan isi angket terlebih dahulu" Ucap wibawa Swara sambil memberikan angket data pribadi kepada Kala. Ruang Konseling lagi – lagi hening di tengah Kala mengisi angket yang diberikan Swara , Kala dengan serius mengisi data didepan Swara . Mata Swara kembali memandang Kala dingin . Tatapan Swara kosong , " Ra?" Panggil Kala  Tangan Swara yang semula menahan dagu sambil menatap Kala langsung tertegun dan langsung mengambil angket Kala. Swara membaca Angket yang ditulis Kala dengan teliti , seakan takut ada yang terlewat. " Baiklah, Disini Saya akan menjelaskan bahwasannya seorang psikolog dianjurkan tidak memiliki keterlibatan emosi maupun relasi yang dekat sebelumnya dengan klien , jadi saya akan merekomendasikan anda kepada salah satu psikolog disini , lalu beliau akan menjelaskan beberapa prosedur , bahwasannya nanti saat konseling dimulai , apapun yang telah terjadi disini biarlah berhenti disini.." " Nggak ." Potong Kala. Kala memandang Swara dengan seksama.

Dark CloudsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang