2. Lamaran

28 1 0
                                    

Keesokan harinya, Joseph datang lagi menemui Juliana di hotel

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.


Keesokan harinya, Joseph datang lagi menemui Juliana di hotel. Pria itu mengajaknya berjalan-jalan di taman kota yang dipenuhi oleh banyak bunga mawar berwarna-warni. Mereka berjalan mengelilingi taman dan sesekali Juliana berhenti berjalan hanya sekedar untuk mencium aroma bunga itu.

"Kenapa kamu tidak memetiknya saja?" Tatapan Joseph begitu lembut.

"Aku tidak tega untuk memetiknya. Biarkan saja bunga mawar itu tumbuh di sana sehingga akan banyak orang yang akan menganguminya."

"Kamu wanita yang baik. Aku sungguh beruntung bisa bertemu denganmu di sini."

"Aku juga beruntung bisa bertemu denganmu, kalau tidak ada kamu, aku pasti sudah mati tenggelam."

"Mungkin pertemuan kita sudah ditakdirkan."

"Itu mungkin saja."

Mereka kembali berjalan dan Joseph mengajak Juliana duduk di gazebo yang dipenuhi oleh tanaman merambat. Angin sepoi-sepoi berhembus membawa aroma harum bunga. Juliana kembali berjalan sendirian disekitar taman, lalu membungkuk dan mencium sekuntum bunga mawar dan menghirup aromanya. Juliana kembali mendekati gazebo.

"Kalau boleh aku tahu, apa pekerjaanmu di sini?"tanya Juliana.

"Aku bekerja sebagai staff marketing di perusahaan properti. Bagaimana denganmu?"

"Aku bekerja sebagai guru TK,"jawab Juliana.

"Itu bagus."

"Aku suka anak-anak."

"Aku juga."

Wajah Juliana langsung memerah dan memanas. Ia menegakkan tubuhnya, lalu berkata dengan tegas namun tenang. "Apa kamu pria lajang atau bukan?"

Joseph terkejut atas pertanyaan Juliana yang begitu pribadi, tapi ia suka dengan keterusterangannya dan keberaniannya.

"Sebelum aku menjawab pertanyaanmu, jawab dulu pertanyaanku ini. Kamu berharap aku menjawab apa atas pertanyaanmu tadi?"

"Aku berharap kamu pria lajang."

"Kenapa?"

"Jika kamu sudah menikah atau memiliki kekasih atau memiliki tunangan, aku akan merasa bersalah berjalan-jalan bersamamu di sini. Aku seperti wanita yang sedang merebut pria seseorang padahal kenyataannya tidak seperti itu. Kita hanya berteman."

Joseph tersenyum. "Kamu tidak perlu memiliki perasaan seperti itu, karena aku masih lajang."

"Oh benarkah itu?"

Juliana yang mendengar itu merasa senang.

"Sepertinya kamu tidak percaya."

"Iya agak tidak percaya, karena pria setampan dirimu tidak mungkin tidak punya pasangan hidup."

"Dulu aku punya, tapi sekarang kami sudah putus. Itu sudah lama sekali. Kekasihku selingkuh. Sejak saat itu aku belum menemukan wanita yang bisa membuatku jatuh cinta lagi."

(Not) My HusbandWo Geschichten leben. Entdecke jetzt