(5) Temptation Pumpkin (Witch)

4 2 6
                                    

Pict: Gamcheon Culture Village

Previous chapter:

"Makanya kalau mau masuk ya, masuk aja, jangan ngobrol di depan pintu, ya kan, oppa*?" ujar Mira mengedipkan mata manja dan bergelayut di lengan Ga-ram.

Merasa risih, Ga-ram menepis tangan Mira dari lengannya, lalu memutar bola mata jengah sebelum berkata, "Ahn Mira, sudah kubilang jaga sikap dan perilakumu jika sedang di kantor."

"Cih, oppa tidak seru. Sangat kaku sekali huh..." decak Mira kesal karena Ga-ram sulit terbujuk dengan rayuan manisnya.

"Terserah kau mau bilang aku kaku atau semacamnya, kantor tempat bekerja, kau mengerti?" ujar Ga-ram berdiri sambil bersidekap dada di depan pintu kaca ruangannya, mengetuk kakinya pelan di lantai kayu.

Mira yang tidak suka dinasihati, mendengus kesal dan duduk di sofa seenaknya seperti rumah sendiri, sedangkan Nari dan Yooha masih diam berdiri.

Setelah itu, Ga-ram berjalan menuju kursinya, menarik kursi putar yang ia biasa duduki sebelum menghempas- kan bokong pada bantalan empuk kursi miliknya.

"Kalian berdua, silakan duduk di kursi sofa yang ada," perintah Ga-ram pada Nari dan Yooha- dijawab dengan anggukan secara bersamaan.

****

"Jadi Shin Nari, bisa jelaskan secara singkat?" tanya Ga-ram langsung pada intinya.

"Sebenarnya, saat aku datang tadi, aku tidak sengaja melihat, Mira hendak merusak hiasan halloween Yooha di ruangan terpisah," jelas Nari, menatap tajam sang pelaku.

Ga-ram melirik Nari sekilas sebelum beralih pada Yooha. "Begitu ya, apa kau ada buktinya Shin Nari?"

Nari mengeluarkan smartphone miliknya, kemudian membuka gallery ponselnya berisi video, setelah itu ia menaruh ponselnya di meja Ga-ram.

Ga-ram mengambil ponsel tersebut, lalu memandangi isi video sambil menautkan kedua jarinya dan berpikir.

"Untuk sementara, aku paham apa yang menjadi masalah kali ini, karena itu aku akan memikirkan mengenai penilaian dari festival halloween ini, hasilnya akan aku umumkan sehabis pulang kerja nanti. Sekian, tidak ada protes atau pembantahan, Mira," ujar Ga-ram menekankan ucapannya.

Baru saja Mira hendak protes, namun ia harus membatalkannya saat itu.

"Tidak adil," gerutu Mira, menaikkan kaki kirinya di atas kaki kanannya, setelahnya mengeluarkan permen karet, dan membuat gelembung biru dari permen karetnya.

Helaan napas kasar terdengar dari Ga-ram, ia memijit pelipis dua kali saking stress dengan tingkah laku Mira yang seperti anak ABG. "Ahn Mira! Ingat ini di kantor, sebisa mungkin tolong sekali jaga perilakumu, jika kamu tidak ingin kena SP*! Paham." Ga-ram menaikkan nada suara satu oktaf, hingga dua orang sisanya terdiam, tidak bisa berkata-kata, karena ini baru pertama kali bagi mereka melihat ketua divisi marah besar.

"Oppa... Kok gitu, kan aku baru mau tiga bulan disini," rengek Mira.

Nari yang melihat Mira seperti itu tertawa puas saat Mira yang selalu bertingkah akhirnya dimarahi, lalu tatapan matanya seolah mengatakan 'mampus kau Mira'.

Mira merasa dipermalukan, akhirnya menghentakkan kaki kesal sebelum berjalan keluar dari ruangan Ga-ram.

Sesaat setelah Mira keluar, suasana menjadi hening kembali, Nari yang membungkukkan badan untuk berpamitan keluar, begitu juga dengan Yooha yang mengikuti Nari.

Untungnya ia kena dipanggil karena hal ini jadi Yooha bisa tidak usah berdalih soal keterlambatan.

"Han Yooha, tunggu sebentar. Ada yang perlu kubicarakan," perintah Ga-ram pada Yooha.

Sweet Spooky HalloweenWhere stories live. Discover now