Amarilys memegang lengan bawah Asher, hanya itu satu satunya alasan perubahan dan surat yang ada di tangan Asher.

Asher menghela nafas sejenak, sebelum menjawab “Ya, Charta hhmmm hilang. Aku akan pergi ke Timur”

“Apa? Aku ikut”

Karena terburu buru, Amarilys tidak sadar bahwa dirinya berkata dengan bahasa sehari hari.

“Tidak, ini bisa berbahaya” Asher berkata sambil melepas tangan Amarilys yang masih memegang lengan miliknya.

“Aku ah saya bisa membantu, saya bisa bertanya dengan para hewan jika mereka melihat sesuatu yang mencurigakan”

Asher melihat sejenak ke mata oren kemerahan Amarilys sebelum kemudian mengangguk.

“Sebelum itu, tulis surat ke Visscount”

“Ya” Amarilys berkata sambil mengangguk, patuh.

Semua persiapan selesai, akhirnya mereka naik ke atas naga dan pergi ke Timur.

🌱🌱🌱

Waktu yang sama di Timur.

Seorang lelaki pergi berlari tergesa gesa ingin memasuki sebuah Kediaman paling besar di Timur. Menurut informasi yang diberikan Chris, Chartarina disembunyikan di sini. Siapa lagi pemilik Mansion besar kalau bukan Penguasa? 

Sebelum Ainsley bisa masuk, seorang pria menghampiri dengan tergesa gesa.

“Selamat siang Yang Mulia, ada yang bisa kami bantu?”

“Aku ingin bertemu dengan Tuanmu” tanpa basa basi, Ainsley memberikan jawaban maksud kedatangannya.

Ada perubahan sedikit di raut wajah lelaki yang ada di depan Ainsley.

“Baiklah, kalau begitu akan saya antarkan Yang Mulia ke ruang tamu”

Tidak sabar untuk menunggu Ainsley berkata “Tidak perlu, antarkan aku ke tempat dirinya sekarang” 

“Meski anda seorang Duke, saya tidak mung….”

Sriiing

Ainsley mencabut pedang yang ada di pingangnya, mengarahkan ke tepat ke leher lelaki yang ada di depan Ainsley.

Sring

Sring

Melihat perilaku Ainsley, Kesatria di Kediaman Penguasa mengeluarkan pedangnya ke arah Ainsley dengan itu Kesatria Duke Chevalier juga mengarahkan pedangnya ke arah Kesatria. Dari segi kuantitas Kesatria yang ada di Kediaman sangat sedikit jika dibandingkan Kesatria Duke Chevalier.

“Katakan atau ku potong lehermu”

Tidak menggubris apa yang terjadi disekitarnya, mata tajam Ainsley mengarah ke lelaki yang tidak bisa berkutik.

Tangan lelaki itu ke atas menyuruh Kesatria berhenti dan menjawab “Baik”

Lelaki itu mengantar Ainsley ke sebuah ruangan, yang diyakini sebagai kantor.

Ketika mata beda warnanya menangkap seorang lelaki yang duduk di atas kursi, ia langsung mendekat dan menarik kerahnya.

“Di mana Chartarina, Malvynn Albern?”

Kemarahan yang sempat ditahan, dikeluarkan begitu saja.

“Sepertinya ada kesalahpahaman”

“Salah paham?” seringai keluar dari bibir Ainsley.

“Saya bukan Malvynn Albern”

“Apa?”

Ainsley tidak percaya apa yang ia dengar.

Be a Healer [END]Where stories live. Discover now