Chapter 26

2.8K 414 15
                                    

Hari ini adalah hari ayah kembali ke utara. Marquess tidak bisa meninggalkan perbatasan terlalu lama, sedang Kakak ia akan berada dikediaman ibukota karena masih ada beberapa pekerjaan disini. Aku senang setidaknya sudah memutuskan untuk berkencan sebentar dengan Ayah.

Aku pergi ke depan kereta dengan tangan digenggaman Ayah, sekarang skinship dengan Ayah tidak secanggung itu. Aku bahagia dengan berkembangan ini.

“Berkunjunglah ke utara” Marquess berkata kepadaku.

Aku mengangguk dan memeluknya, tubuhnya masih saja kaget dan tegang.

“Ayah” aku melihatnya tapi tidak melepaskan pelukanku.

“Ya” suara tegas keluar, masih dalam mode tegang akibat pelukanku.

“Aku bersyukur jadi anak Ayah” aku tersenyum padanya.

Ada keheningan setelah aku berkata seperti itu, mata Marquess berair.
Dia hanya membalasku dengan senyuman. Aku melepaskan pelukanku.

“Ayah, hati hatilah dijalan” giliran Kak Asher yang mengucapkan salam perpisahan.

“Ya, segera kembali ketika pekerjaan sudah selesai”

“Baik” kak asher dengan patuh mengiyakan perintah ayah.

Ayah tiba tiba pergi ke seorang lelaki dengan baju putih berambut ungu. Ainsley? Kenapa dia bisa ada disini? Tidak heran jika Pangeran ada diantara kami tapi Ainsley untuk apa?

Aku tidak tau sudah berapa lama Duke berada disampingku, entah karena aku terlalu menikmati momen bersama Ayah atau dirinya memang sengaja berjalan mendekat agar aku tidak sadar.

“Bagaimana kabarmu Duke?” Ayah bertanya terlebih dahulu.

“Kabar saya baik,   Ayah” ada jeda ketika dirinya memanggil Marquess dengan sebutan Ayah.

Aku reflek menghadap pada Ainsley Kakak pun sama, apa apaan dia? Tapi ada hal yang membuatku dan Kakak lebih terkejut yaitu reaksi Ayah.

“Hahaha belum saatnya Duke”
Ayah tertawa ya tertawa. Aku baru kali ini melihatnya.

“Ayah tertawa” Kak Asher tiba tiba berkata.

Sepertinya bukan aku saja yang terkejut. Kalimat belum saatnya juga mengangguku, jika memang belum berarti ada saat dimana Duke akan memanggil Ayahku dengan Ayah, apakah Ayah membuat aku dan Ainsley eeemmm tidak, tidak mungkin. Tidak ada alasan Ayah melakukan itu. 

“Aku titip Charta tuan Duke, lindungi dia” Ayah berkata pada Ainsley sambil menepuk bahunya.

Eh? Ayah, kenapa tiba tiba?

“Dengan senang hati tuan Marquess” Ainsley memberikan sebuah senyuman.

“Ayah, aku bisa melindungi Charta” mata Asher menatap Marquess, ada sedikit kemarahan.

“Kau selalu berada di Utara”

Marquess membalas tatapan asher.
Asher tidak bisa membalas perkataan Marquess karena itu benar.

“Sebagai penyembuhku, sudah sepantasnya saya melindunginya tuan Marquess” Pangeran yang dari tadi diam, ikut dalam sedikit perselisihan ini.

Be a Healer [END]Where stories live. Discover now