BAB 04: KENCAN PERTAMA

Start from the beginning
                                    

Begitu sampai kasir dan hendak mengambil dompet untuk membayar belanjaannya, tiba-tiba Jerome muncul dari arah belakangnya sambil menyodorkan debit card nya ke arah kasir.

"Loh? Jangan Jer. Ini kan mostly belanjaan punya gue. Biar gue aja yang bayar." ucap Raline.

Jerome tidak menggubrisnya. Dia tetap menyodorkan debit card nya ke arah penjaga kasir. Namun dengan cepat di cegah oleh Raline.

"Saya bayar cash aja, mbak. Berapa tadi total nya?" kata Raline.

"Seratus delapan puluh ribu." kata penjaga kasir.

Raline baru akan mengeluarkan beberapa lembar uang, tapi Jerome sudah kembali menyodorkan debit card nya lagi.

"Bayar pakai ini aja, mbak." ucapnya.

Raline hendak protes kembali sebelum Jerome menggenggam tangannya, dan berbisik tepat di samping telinganya.

"Jangan larang pacar lo buat bayarin belanjaan lo." bisiknya.

Tubuh Raline langsung membeku dengan wajahnya yang sudah merona merah. Dia menundukkan kepalanya, mencoba menyembunyikan wajahnya yang merona.

Jerome diam-diam melirik ke arah Raline yang sedang menundukkan wajahnya. Dia tersenyum sangat tipis lalu kembali melanjutkan transaksi pembayaran.

Jangan bilang dia tidak tahu kalau wajah Raline sedang merona. Dia jelas melihatnya. Jerome tahu kalau pacarnya ini sedang malu.

Setelah menyelesaikan urusannya di Indoapril, Jerome dan Raline pun kembali ke dalam mobil dan melaju menuju tempat tujuan.

Raline masih diam saja walaupun mereka sudah berjalan jauh dari Indoapril. Jerome sesekali melirik ke arah cewek itu yang sedang sibuk melihat ke luar kaca mobil.

"Nggak dimakan Snack nya? Tadi lo beli banyak banget kan?" tanya Jerome mencoba memulai sebuah obrolan terlebih dahulu.

"Jer, kirimin nomor rekening lo ya nanti." kata Raline.

"Buat apa?"

"Gantiin uang lo tadi."

Jerome melirik Raline sekilas. Dia tidak menjawabnya karena tidak niat untuk menjawabnya.

Raline yang menyadarinya pun mendadak bingung dengan reaksi pacarnya.

"Kok diem aja?"

"Apa yang mesti gue jawab?" Jerome malah balik bertanya.

"Gue merasa nggak enak. Tadi belanjaan gue banyak banget dan lo malah maksa bayarin semuanya."

Jerome kembali terdiam. Sepertinya cowok itu sama sekali tidak minat membahas topik obrolan yang sedang di bangun oleh Raline.

"Jangan ilfill sama gue ya, Jer." tiba-tiba Raline berkata seperti itu.

"Hm? Kenapa?"

"Gue emang agak boros kalau udah belanja makanan. Soalnya gue hobi makan."

"Terus apa masalahnya?"

"Lo nggak ilfill lihat cewek yang makannya banyak? Kan nggak anggunly sama sekali."

Entahlah. Jerome sama sekali tidak ada pikiran ke arah sana. Dia juga tidak peduli dengan cewek yang punya hobi makan. Toh itu bukan sesuatu yang harus di permasalahkan.

"Kenapa harus ilfill? Makan kan kebutuhan penting."

"Iya gue tau. Tapi cewek-cewek lain kan berusaha ngurangin porsi makan buat jaga bentuk tubuh biar nggak gendut."

"Emangnya lo gendut?"

"Ya enggak sih. Tapi kan agak gimana gitu."

"Lakuin apapun yang menurut lo baik, Rell. I will not forbid it."

[2] HATI dan WAKTUWhere stories live. Discover now