BAB 03: MEMBUKA HATI

Start from the beginning
                                    

"DIMASEAN JANCOK!!"  Raline berteriak kencang dan mungkin saja tetangga nya mulai terganggu karena teriakannya yang tidak kira-kira.

Setelah mendengar suara mobil Dimas yang menjauh dari area rumah, Raline pun langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang.

Hati nya mendadak mellow. Dia benar-benar di tinggal sendirian di rumah. Semua teman-temannya sudah punya acaranya dengan pacar masing-masing. Hanya dia saja yang tidak punya acara apa-apa selain bermalas-malasan sambil nonton drakor.

Punya pacar tapi tidak bisa di hubungi sejak tadi. Raline yakin kalau semua chat yang dia kirim ke Jerome masuk ke chat room cowok itu. Tapi sepertinya Jerome sama sekali tidak minat meresponnya.

Karena suasana yang hening membuat tingkat emosional Raline semakin meningkat. Tanpa sadar air mata mulai mengalir dari pelupuk matanya.

Cewek itu menangis dalam diam merasa kesepian. 

"Bener kata Mas Dimas. Kenapa gue sukanya sama lo sih, Jer? Suka sama lo itu cuma bikin hati gue sakit. Tapi gue juga kenapa bego banget malah bertahan untuk terus mencintai lo yang sama sekali nggak pernah menganggap gue lebih." ucap Raline.

Dia mengusap air matanya. Tidak ada lagi alasan untuknya menyesal, karena semuanya sudah terjadi dan dia pun sudah memutuskannya. 

"Gue bener-bener bakal berhenti kalau emang udah nggak sanggup lagi. Gue nggak mau bertahan kalau balasannya cuma akhir yang menyakitkan." kata Raline.

Raline menarik nafas lalu menghembuskannya. Dia tidak mau lagi bergalau ria. Pokoknya malam ini biarkan menjadi malam sepi untuknya. Toh biasanya juga seperti ini kan.

"Yok lanjut fangirling. Nggak usah galau-galau lagi. Jung Jaehyun EnSiTi jauh lebih ganteng dari Jerome." ucapnya.




Di sisi lain. Jerome yang baru selesai dengan segala urusan di kampus pun langsung bergegas menemui teman-temannya untuk sekedar nongkrong untuk melepas penat.

Mobilnya sudah dia parkirkan di depan area basecamp. Jerome berjalan masuk ke dalam basecamp dan sudah bisa mendengar suara teman-temannya sedang mengobrol sambil memainkan gitar.

"Dikira lo nggak dateng, Jer. Tumben telat banget?" kata Theoㅡorang pertama yang menyadari kehadiran Jerome.

"Gue harus ke kampus dulu, ngurus tugas yang udah lewat deadline." jawabnya sambil mendudukkan dirinya di samping Dimas yang sedang memainkan stick playstation.

"Sabtu-sabtu gini lo masih sibuk ngampus? Ambis banget anjir." celoteh Mahen.

"Biasalah calon Ketua BEM baru. Jadi harus lebih sering cari muka biar dapet voting terbanyak." sahut Yudha menjawab di selingi cengiran.

"Dia mah nggak perlu cari muka juga bakal kepilih jadi Ketua BEM. Pendukungnya Jerome kan lumayan banyak. Cewek-cewek semuanya lagi." 

"Eh lo beneran udah putus sama Abigail, Jer?" tanya Jonathan.

Jerome bungkam, dan dia tidak berminat untuk menjawabnya. Ada orang yang menyebut nama Abigail saja sudah mengungkit rasa sakit hatinya yang masih belum reda.

"Udah. Jerome sekarang pacaran sama Raline." sahut Dimas membuat yang lainnya langsung terkejut, kecuali Mahen.

"Hah? Yang bener? Raline yang temennya Judith kan?" tanya Theo.

Dimas mengangguk. "Iya. Raline adik sepupu gue yang pernah lo taksir itu, Yud."

Yudha tak mampu menutupi rasa terkejutnya. Dia langsung mendekati Jerome dan duduk disampingnya.

"Anjir? Lo diem-diem gerak bawah tanah ya, Jer? Kan gue duluan yang mepetin Raline. Kok jadi lo yang jadian sama dia?" tanya Yudha.

Jerome tidak menanggapinya dengan serius. Dia hanya mengedikkan bahu nya saja. 

[2] HATI dan WAKTUWhere stories live. Discover now