2. Kim Seokjin

11 1 0
                                    

Baru tadi pagi sekali rasanya aku sampai Korea, ayah meneleponku bahwa ia tidak bisa menghadiri rapat penting di kantornya. Ia meminta tolong padaku untuk datang menggantikannya. Seokjung Hyung tidak bisa hadir menggantikan karena ia juga sedang sibuk bekerja. Badanku masih belum terlalu pulih karena Tour Konser kemarin, kini aku harus menghadiri rapat untuk menggantikan ayah.
Sesampainya di bandara aku ijin berpisah dengan para member dan dijemput oleh supir pribadi keluarga.
"Namjoon-ah, aku berpisah disini yaa, supirku sudah menunggu"
"Wae hyung?"
"Abeoji menyuruhku datang menghadiri rapat untuk menggantikannya"
"Kemana Seokjung Hyung? Apakah kau baik baik saja? Jam berapa rapatnya?"
"Seokjung Hyung tidak bisa menggantikannya, kau tahu aku satusatunya harapan keluarga bukan? jadi biarlah kukesampingkan dulu lelahku ini dan pergi ke kantor"
"Ooh Jin Hyung~ arasseo, hatihati di jalan dan segera beristirahatlah.."
"Hmm gomawo Namjoon-ah.. baiklah aku pergi dulu, annyeong member-deul!!"
"Hati hati hyung, terimakasih sudah bekerja keras..! Jawab para member.

Supirku membangunkanku, rupanya kami sudah sampai kantor. Aku bersiap merapikan pakaian yang kukenakan, merapikan rambut dan mengencangkan sepatuku. Mengecek sekali lagi handphoneku untuk mempelajari poin-poin apa yang telah diberikan ayah untuk mengikuti jalannya rapat.
Aku berjalan menyusuri gedung kantor, nampak orang-orang sudah datang dan bersiap memulai rapat. Sejujurnya kepalaku sedikit sakit. Tapi aku harus profesional.
Rapat pun dimulai, yeoja satu ini memimpin presentasi. Kudengarkan dengan seksama.
Aku mulai bertanya-tanya siapa wanita ini. Karena aku tidak pernah melihatnya sebelumnya. Informasi yang kudengar dari orang disebelahku mengatakan bahwa ia staff baru yang sudah hampir 2 tahun bekerja untuk dinas diluar. Tampak pembawaannya tenang, pakaiannya rapi, menjawab pertanyaan dengan baik, dan pandai berbahasa inggris. Tidak aneh karena dia sering pergi dinas keluar bukan?
Satu hal yang tidak bisa kutahan adalah rasa sakit kepalaku ini, aku jadi sangat sensitif ketika aku kelelahan. Aku mulai menanyakan poin-poin yang ayah titipkan padaku. Sebenarnya bukan salah wanita ini, tetapi mengapa kepalaku tidak bisa menerima jawaban darinya. Aku jadi kesal sendiri. Tak sengaja aku menyentak dan memarahinya. Semua orang yang hadir dirapat memandangku terkejut. Kutarik nafas menenangkan diriku yang sangat sensitif ini karena mulai menjadi-jadi. Ketika aku sadar aku segera meminta maaf kepada semua orang yang hadir dirapat karena keadaan menjadi tidak enak.
Tampak wanita itu sedikit shock. Kemudian Pria berbadan besar mengambil alih presentasi.
Setelah rapat usai, aku bermaksud meminta maaf kepada wanita itu. Karena kulihat ia masih dalam keadaan shock. Sepertinya ini memburuk pikirku.
"Cheonna-ssi? gwaenchanh-euseyo? Aku benar-benar minta maaf, aku tidak bermaksud demikian. Sejujurnya rapat kali ini sangat bagus hanya saja aku sedikit sensitif akan beberapa hal. Kuharap kau memaafkanku. Sekali lagi aku minta maaf"
"Gwaenchanseumnida Kim daepyo-nim.. Ini bukan masalah besar" kata wanita itu.
"Tidak, sekali lagi maafkan aku, aku sangat tidak profesional hari ini.. Umm maaf aku sedikit terburu-buru, jika berkenan aku akan pergi sekarang. Mohon maaf sekali lagi.." aku membungkuk padanya dan segera meninggalkan ruangan.
"Ye, hati-hati di jalan Kim daepyo-nim.." kata wanita itu membungkuk mengucapkan selamat tinggal kepadaku.

Aku kembali ke dalam mobil dan menyuruh supir untuk segera membawaku pulang ke apartemen tempat para member berkumpul. Aku memutuskan untuk tidak pulang ke rumah karena aku masih merasa tidak enak dan tak ingin membicarakan hal-hal yang terjadi saat rapat.
Aku menelepon ibu dan meminta maaf karena tidak bisa mampir menjenguknya di rumah. Ibuku bisa memahamiku dan menyuruhku untuk segera kembali dan beristirahat. Syukurlah beliau mengerti keadaanku.
Sesampainya di apartemen aku segera masuk ke kamar, meminum obat pereda sakit dan hendak tidur. Lalu Jungkook datang ke kamarku, menanyakan keadaanku. Ia sedikit ingin bermain-main denganku tapi kukatakan padanya "jangan hari ini Jungkook-ah" dan ia mengerti akan maksudku.
Ia menyelimutiku seolah-olah aku adalah adiknya. Dan aku tertidur.
Malamnya Suga membangunkanku untuk makan malam, aku berjalan ke meja makan dan member tampak sudah mulai berkumpul.
"Jin Hyung, kudengar dari Namjoon kau tadi menghadiri rapat? Apakah semua berjalan lancar?"
"Oh Jeyhop, semua lancar tetapi aku sedikit mengacaukannya"
"Wae hyung?" Kata Suga.
"Kepalaku tadi sakit, jadi aku malah memarahi wanita yang sedang presentasi"
"Yaa Jin Hyung, bukankah itu keterlaluan?" Kata Jimin.
"Sangat, tapi aku sudah meminta maaf"
"Hyung, tadi manager Hyung meneleponku, ia bilang tour kita selanjutnya Noona penerjemah tidak bisa ikut"
"Wae? Bukankah ada kau Namjoon-ah"
"Sebaiknya kita jangan memaksakan Namjoon, hyung. Kau ingat waktu itu Namjoon kesulitan ketika ia kelelahan?" Kata Jhope.
"Aah kau benar. Lalu bagaimana? Apa tidak ada penerjemah cadangan?"
"Dari dulu kita tidak punya penerjemah cadangan Hyung.."
"Ya! Sepertinya aku tahu siapa yang bisa menggantikannya"
"Nuga? (Siapa?)"
"Wanita yang presentasi saat rapat, ia juga pandai berbahasa inggris karena ia sering dinas keluar negeri"
"Bukankah ia beda perusahaan? Dia pekerja kantoran, bukan bekerja untuk kita" lanjut V.
"Jika jadwal kita sama dengannya saat dinas, kurasa kita bisa meminjamnya?"
"Yaaa! Meminjam? kau kira dia barang hyung?"
"Tapi aku tidak yakin karena kurasa jadwalnya penuh, dan belum lagi ia pasti lelah bukan?"
"Oh, kau benar hyung. Kita akan menyulitkannya nanti" lanjut Jimin.
"Apa sebaiknya kucoba tanya ayah? Karena dia bekerja di perusahaan ayah, siapa tahu ia bisa membantu dan jadwal kepergiannya sama dengan kita"
"Hmm, coba kita pastikan saja dulu" kata Namjoon.
"Aku akan meneleponnya nanti"

* * *

Beberapa bulan berikutnya, BTS akan segera memulai tournya kembali. Seperti yang sudah diprediksi, noona penerjemah kali ini tak bisa hadir menemani mereka. Sebenarnya bisa saja sang leader menjadi multifungsi, tapi apa daya? Meskipun ia sudah terbiasa mewakili para member untuk berbicara bahasa Inggris, Namjoon juga manusia biasa bukan? Terkadang ia bisa sangat cermat, tapi ketika ia kelelahan ia juga bisa menjadi sangat kesulitan untuk menerjemahkan ke para member.
". . . arasseo appa" Jin mematikan teleponnya.
"yaa chingudeul, geogjongma, appa memberitahuku bahwa penerjemah cadangan akan datang menyusul kita langsung ke London."
"Woow Jin Hyung..~"
"Hanya saat di London atau ia akan ikut kita selama tour?" tanya Jimin.
"Sepertinya selama tour. Aku tidak tahu siapa yang ayah kirim, kukira staff dari kantor. Aku akan memberitahu Manager Hyung"

* * *

"Cheonna-ssi, direktur baru saja memberitahuku bahwa kau harus membantu CEO Kim" kata Junho.
"Mengenai kliennya?"
"Bukan, ini soal konser BTS"
"Konser? maksudmu mereka menyuruh kita untuk pergi menonton konser?"
"Bukan begitu Cheonna-ssi. Kau ingat Kim Seokjin? Putra dari CEO Tuan Kim? Hari ini BTS mulai mengadakan Tour untuk konsernya. Kurasa penerjemahnya tidak bisa hadir, jadi kau disuruh untuk menggantikannya."
"Mwo? maksudmu aku jadi penerjemah? Bukankah ini tidak ada hubungannya dengan kita? Dan lagi pula bukankah ada sang Leader Kim Namjoon yang pandai berbahasa Inggris?"
"Eumm kurasa mereka akan kesulitan dengan konsernya. Kita diminta datang ke restaurant yang sudah mereka booking. Aku sudah dihubungi oleh manager mereka, mereka tiba pukul 8 malam. Kita harus bergegas setelah pertemuan ini selesai."
". . . Junho-ssi.. apa yang harus kulakukan?"

Setibanya di restaurant, Junho segera menghubungi Manager mereka dan mengatakan bahwa kami telah sampai. Tak selang beberapa lama, salah satu perwakilan dari staff menghampiri kami dan mengantar kami ke meja yang telah dibooking. Tampak beberapa kerumunan orang duduk disana sedang asyik melahap makanan. Kemudian staff itu memperkenalkan kami ke kru mereka, termasuk para member BTS.
"Annyeong haseyo Cheonna-ssi? Saya Manager yang menghubungimu lewat Junho-ssi. Silahkan duduk disini, kita makan dulu kemudian saya akan menjelaskan kepada anda" sambung Managernya sambil mempersilahkan kami duduk.
Tampak di kejauhan para member BTS memperhatikan kami.
"Hyung, wanita itukah yang kau maksud?" tanya JHope
"hemm..kurasa aku harus meminta maaf sekali lagi dengan mentraktirnya makanan lezat"
"Oh, itu benar. Agar suasana tidak canggung nanti" lanjut V.
"Oww, ia terlihat manis. Siapa pria yang disampingnya itu?" tanya Namjoon
"kurasa ia asisten sekaligus bodyguard. Ya! mengapa kalian malah menginterogasiku? Kalian bisa tanyakan sendiri nanti"
"heyy bukankah yang mengenalnya pertama kali adalah kau, Hyung" tanya Jungkook.
"Sudahlah, aku akan menghampirinya sebentar"
Jin berjalan menghampiri meja Cheonna.
"Cheonna-ssi?"
"Ye Seokjin-sii..ada yang bisa kubantu?"
"ah tidak, aku hanya mampir untuk menyapa. Aku ingin meminta maaf sekali lagi atas kejadian waktu lalu. Sebagai tanda permintaan maafku, kau bisa pesan apaun yang kau mau."

"Aku sangat menghargainya, terimakasih. Tapi tidak aku sudah merasa cukup. Sekali lagi terimakasih"
"Baiklah kalau begitu Cheonna-ssi, semoga kau betah bersama kami. Kami mohon kerja samanya" kata Seokjin sambil mengulurkan tangannya padaku. Kemudian aku menjabat tangannya.

* * *

The Truth UntoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang