1

14.3K 755 14
                                        

WARNING!!

BXB
MPREG
MISSGENDERING
HOMOPOBIC?! OUT!

•••••••

Jung Jaehyun
Huang Renjun
Jung Jisung
Lee Haechan
BxB
Book Pertamaku tentang JaeRen
Masih belajar nulis cerita BxB
Kalau suka tolong tinggalin jejak berupa Vote&Comment
Kalau ga suka, ga semua orang punya selera bagus *canda
.
.
.
Happy Reading
.
.
.
.
.
.

"Kau bisa melamar kerja disana, lalu tinggalkan semua kerja serabutanmu, ren" Ucapnya sambil menatap harap pada sahabatnya itu, seraya menyodorkan brosur lamaran kerja yg didapatkannya dari halte bus. Ya kalian tau kan brosur iklan yg ditempel ditempat umum? Ya seperti itulah.

"Tapi bagaimana dengan kuliahku? Kerja disana bukankah harus fulltime? Menjaga anak? Babysitter? Aku tak yakin bisa melakukannya" Tolak lelaki manis dengan ragu.

"Tsk, Aku yakin kau bisa, ren. Kau suka anak-anak. Dan lihat gaji yang ditawarkan? Itu lebih dari cukup untuk membayar hutang ayahmu dan untuk membiayai kehidupanmu" Lelaki bermarga Lee itu terus meyakinkan sahabatnya. Manik matanya menatap lurus pada lawan bicaranya.

Lelaki yg dipanggil Ren itu hanya diam. Memang benar, gaji yang tertulis dibrosur itu cukup menggiurkan ditambah dengan tempat tinggal gratis yang pastinya lebih layak dari tempat tinggalnya sekarang. Namun banyak pertimbangan yang harus ia pikirkan. Kepala pemuda itu mununduk, menghindari kontak mata dengan sahabatnya. Meremat tangannya dibalik tas yang berada dipangkuannya.

"Kau bisa mengambil cuti kuliah untuk beberapa waktu sampai hutang ayahmu lunas, setelah itu kau bisa berhenti dan melanjutkan kuliahmu" Lee Haechan tak henti-hentinya menatap mata sahabatnya, berharap sahabatnya itu mau mendengarkannya untuk kali ini saja.

Semenjak mengenal Renjun dua tahun lalu, tak pernah sekalipun nasihat Haechan yang diiyakan oleh Renjun. Selalu ada alasan untuk menyangkal setiap saran ataupun masukan yang Haechan ucapkan. Bahkan selama mereka saling mengenal, hanya Haechan yang mau terbuka soal keluarga dan latar belakangnya. Renjun? Saat ditanya tentang masa kecilnya, lelaki mungil itu tak pernah mau menjawab. 'Aku benar-benar tak mengingat masa kecilku, Chan. Mungkin sangat buruk hingga tubuhku tak mau mengingatnya' Selalu seperti itu sampai Haechan tak pernah lagi mau menyinggung hal itu.

Renjun menggigit bibirnya ragu. Memang benar hutang ayahnya yang membuatnya melakukan banyak pekerjaan paruh waktu yang sebenarnya juga sangat mengganggu waktu kuliahnya dan menyiksa diri serta batinnya. Tapi..

"Baiklah, Akan kupikirkan" Tutup renjun dan membuat sudut bibir Haechan terangkat, menampilkan senyumnya. Walaupun jawaban Renjun tak ayal hanya untuk mengakhiri perdebatan mereka hari ini. Renjun sudah lelah dengan masalah pribadinya, dan dengan berdebat dengan Haechan hanya akan menguras tenaga dan emosinya saja.

"Jangan terlalu lama berfikir"

"Hmm.. aku pergi dulu Chan" Pamit Renjun pada sahabatnya itu seraya menyambar tas punggung miliknya dan berlari keluar kantin. Badan kecilnya menerobos orang-orang yang berjalan masuk ataupun keluar kantin dengan mudah.

"YAA!! KAU BELUM MAKAN, BAGAIMANA KAU BISA BEKERJA RENJUN-AH!!?" Teriak Haechan yang membuat semua orang yang ada dikantin mengalihkan atensinya pada Haechan, sementara Renjun tak menjawab dan kini tubuh kecilnya sudah menghilang dipersimpangan koridor kampus.

"Hehe.. Maaf" Senyum canggung Haechan tersungging dan sepersekian detik kemudian Haechan sudah menghilang dari kantin. Seolah ia memiliki kekuatan teleportasi yang bisa ia gunakan diwaktu terdesak.

Once Again [JAEREN]Where stories live. Discover now