Tidak Mau

41 8 0
                                    

Pintu ruang kerja Hibari terbuka. Fokusnya teralihkan pada gadis berambut (Your Hair Color) yang masuk dan duduk di sofa.

"Ada apa?" tanyanya sambil kembali mengerjakan laporan kantor.

"Aku mau bicara sesuatu.." lirih (Name). Suaranya sendu dan semakin pelan, seolah takut mengatakannya.

Hibari bangkit kemudian duduk di sofa samping istrinya. "Katakan saja," ujarnya lembut, meski wajah tak berekspresi.

(Name) yang awalnya ragu, seketika berani begitu menatap mata ungu Hibari. Dia yakin laki-laki itu tidak akan menghakimi apapun yang akan diucapkannya kelak.

"Aku... tidak mau punya anak.."

Hening.

Tak ada tanggapan dari Hibari.

Kepala (Name) semakin menunduk, tidak berani melihat ekspresi suaminya sekarang.

"Begitukah."

?

(Name) mendongak, menatap wajah Hibari. Raut mukanya tampak tidak terganggu dengan ucapan gadis itu barusan.

"Kau... tidak marah?"

"Untuk apa?" Senyum setipis benang terlukis di wajah tampannya. Dia merangkul hangat sosok mungil (Name).

Mata (Your Eye Color) terasa panas, pandangannya memburam, setitik air mata jatuh melewati pipi. "Bukannya kau suka anak kecil?"

"Aku lebih menyukaimu." Dia lekas membawa (Name) ke dalam pelukan. "Tidak masalah. Denganmu saja cukup."

"Maafkan aku.." (Name) menangis kencang. "Coba saja aku tidak punya trauma semacam itu....!"

"Jangan salahkan dirimu." Tangannya menangkup kedua pipi si gadis, menatap langsung kedua manik (Your Eye Color) lekat. Tatapan yang awalnya serius, seketika berubah lembut dan hangat.

"Kalau.. kalau suatu hari traumanya hilang.. aku...!"

Hibari menahan bibir (Name) dengan ibu jari, ekspresinya berubah datar. "Jangan lanjutkan. Tidak perlu membuat janji."

"Mmhm.." Perlahan (Name) membalas pelukan Hibari, erat. Seerat mungkin sampai rasanya susah bernapas. "Terimakasih... Kyoya.. Maaf aku begini terus.."

Hibari mengelus belakang kepala (Name), merapikan rambut-rambut (Your Hair Color) yang berantakan. "Jangan meminta maaf.."

"Iya, maaf karena minta maaf.."

Laki-laki berambut hitam itu menghela napas, lalu tersenyum maklum. "Ya.." Kembali ia dekap hangat si nona kuat yang kadang serapuh kaca.

Day by Day - (Hibari Kyouya x Reader)Where stories live. Discover now