Andaikan kau datang

Mulai dari awal
                                    

"Maafin aku, kamu jadi ikutan nangis," dengan mata sembab Raga menatap Jiwa dan menghapus air mata Jiwa dengan ibu jarinya. "Makasih ya kamu udah temenin aku," lanjut Raga.

"Ga, kalau kamu butuh, aku ada di sini buat kamu," Jiwa memegang wajah Raga dengan kedua tangan mungilnya. Raga mengangguk setelah mendengar perkataan Jiwa. Pria itu mengambil salah satu tangan Jiwa dan mengecupnya lembut. Thank you, ucap Raga tanpa suara.

Jiwa mengambil tas kecil berisi bubur dan sup hangat yang dibawanya. Gadis itu tau Raga belum makan sejak pagi, bahkan sejak semalam pengakuan Raga. Tidak ada sedetik pun Jiwa meninggalkan Raga hari itu. Raga meminta Jiwa untuk menyuapinya makan bahkan menemani Raga di kamar sampai tertidur pulas.

Setelah memastikan Raga sudah tidur Jiwa merapikan sisa makanan yang tadi dan duduk di ruang tamu. Mata Jiwa menjelajah seisi rumah Oma, terasa kosong tanpa kehadiran Oma. Raga pasti merasa sangat kosong dan kehilangan. Kehangatan rumah ini seolah sirna seketika setelah kepergian Oma. Lamunan Jiwa buyar saat mendengar suara mesin mobil dari pekarangan depan.

Jiwa segera bergegas menuju pintu untuk memastikan siapa yang datang. Ronald dan Clara ternyata. Orang tua Raga. Sepertinya mereka akan tinggal di sini beberapa hari karena Tante Clara membawa tas yang cukup besar.

 Sepertinya mereka akan tinggal di sini beberapa hari karena Tante Clara membawa tas yang cukup besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ronald Reagen - Papa Raga

Jiwa bergegas membuka pintu dan menyambut Ronald juga Clara. Melihat Jiwa yang muncul dari balik pintu Ronald tersenyum dari kejauhan.

"Om Ronald, Tante Clara," sapa Jiwa sambil bergantian memeluk ke dua orang yang baru saja datang itu.

"Halo sayang," sahut Clara sambil bergantian memeluk.

"Raganya dimana sayang?" tanya Ronald.

"Baru aja tidur Om, tadi habis makan," jawab Jiwa.

Mereka berjalan menuju ruang tamu. Menaruh tas yang dibawa di samping sofa dan duduk bersama di ruangan itu.

"Jiwa makasih ya udah jagain Raga, Om baru bisa datang karena harus ada yang diurus dulu," Ronald membuka pembicaraan.

"Sama-sama Om. Lagian Jiwa gak ngelakuin apa-apa kok," sahut Jiwa.

"Raga makannya banyak gak tadi?" tanya Clara.

"Lumayan tante. Jiwa paksa soalnya udah dimasakin kalau gak dimakan Jiwa cubit," canda Jiwa.

Tawa terdengar setelah Jiwa menyelesaikan perkataannya. Mendengar perkataan Jiwa tersebut entah mengapa Ronald merasa sangat senang dan lega. Setidaknya Raga ada yang menemani.

UnconditionallyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang