2. Daffa Samudra

149 18 0
                                    

"Tetap bertahan setelah kecewa beberapa kali. Aku ini setia apa bodoh?" - Daffa Samudra

***

Sedangkan di tempat lain, terdapat 3 pria yang sedang berkumpul di salah satu meja kantin fakultas teknik yang sedikit dipenuhi oleh mahasiswa. Dan terdapat suara bisik-bisik dari para mahasiswi yang mencuri-curi pandangan ke arah mereka. Ya, siapa lagi penyebabnya dari ketiga pria ini.

"Eh, sumpah Daffa ganteng banget."

"Walaupun kak Nathan fanboy, aku rela kok diduain."

"Sumpah gak salah gue makan di kantin teknik, bisa ngeliat cogan disini."

"Alaska dari tadi ngedip-ngedip matanya, hati gue yang cenat-cenut."

Sebenarnya mereka mendengar semua bisikan para mahasiswi di kantin, tetapi mereka berdua tetap dengan gaya coolnya. Kecuali, pria satu yang kesenangan dengan bisikan para wanita. Ia semakin menjadi menggoda para mahasiswi di kantin sehingga para wanita yang disana semakin menjerit.

Salah satu dari mereka berdua merasa kesal karena teman nya makin gila dan tak tahan untuk memukul kepalanya, dan berakhir ia memukul kepala Alaska agar dia sadar.

"Anjing! Sakit bego!" pekik Alaska.

Alaska Febrian, Salah satu teman Daffa yang terkenal dengan kebuayaannya itu. Cowok dengan rambut maskulin, dengan memiliki tubuh yang sama seperti daffa, yang memiliki rayuan yang bisa membuat hati para wanita berdebar-debar. Banyak sekali korban dari gombalan maut dia, tetapi dia selalu bertekad untuk menaklukan sang pujaan hati, yaitu Gaby Shania sahabat dari Kalana Najwa.

Jika diceritakan bagaimana sang pangeran 'buaya' jatuh cinta dengan Neng Gaby, bisa dibilang dia jatuh cinta pada pandangan pertama. Saat ospek ia hampir lupa membawa makanan yang disuruh dengan kakak tingkatnya. Dan tentu saja Alaska panik setengah mati, apalagi saat itu hari kedua saat ospek berlangsung. Dan tiba-tiba ada bidadari yang membantu Alaska dengan memberi makanan yang ia lupa bawa, saat Alaska menatap mata bidadarinya ia langsung terpanah dan jatuh cinta dengan Gaby. Makanya ia selalu mengejar Gaby untuk mendapatkan hati nya.

"Ya lu dari tadi kedap-kedip aja tuh mata. Rasanya gue pengen nyolokin tuh mata, caper banget tuh mata." seru Nathan yang menujuk kearah mata alaska karena dia tak tahan dengan kelakuan temannya.

Nathaniel Mahardika, Cowok yang memiliki kulit putih tinggi dan berwajah galak dan tegas seperti semua perkataan nya tak bisa terbantahkan. Namun dibalik wajah yang galak dan tegas, sebenarnya ia fanboy terutama ia menyukai grup Twice. Kalau kata nathan mah, gak suka Twice tuh gak laki.

Daffa yang melihat kelakuan teman-temannya pun menggeleng kepala, ia sudah lelah dengan kelakuan kedua temannya. Ya, dia Daffa Samudra, cowok yang memiliki badan yang tinggi dengan kulit putih dan rahang yang tajam. Badan slim dan dada bidang meiliki senyuman tengil yang meluluhkan hati wanita dan pandangan mata yang menghangatkan. Dan dia lah laki-laki yang menghilang saat ditagih truth or truth oleh Kalana saat SD.

Ya, ketiga laki-laki ini berteman saat ospek dan mereka pun kuliah dijurusan yang sama, yaitu jurusan teknik mesin di Universitas Indonesia. Alaska yang buaya, Nathan yang fanboy dan hanya Daffa yang normal. Tapi itu menurut Daffa ya.

Gak ya anjir, si Daffa mah bucin akut - Alaska

"Heh! dengerin ya walaupun gue buaya gue tuh tetap setia kepada Neng Gaby," bangga Alaska seraya menepuk-nepuk dadanya. Nathan yang mendengar itu pun mendelikan matanya.

"Si Gaby juga bakal pikir-pikir lagi apalagi kelakuan BUAYA kayak lu," kata Nathan dengan menekankan kata buaya kepada Alaska.

Sedari Nathan dan Alaska beradu mulut, Daffa tidak memperhatikan mereka berdua. Karena dia sibuk dengan dunianya sendiri, ia sesekali melihat HP karena ia menunggu pesan dari pacarnya.

Me:

Sayaangg

Aku kangenn

Sayang, kamu dimana?

Sayang kamu baik-baik aja kan?

Hei, tolong bales sayang, aku khawatir.

Sheren Siana!

"Daf, lu udah tugas pak Emil?" tanya Nathaniel yang membuat Daffa mengalihkan pandangan nya dan menatap Nathan.

Yang ditanya pun mengangguk sebagai tanda ia sudah mengerjakan tugas itu. "Eh, sumpah udah? Gue belum anjir. Tugas nya juga yang mana sih?" decak Nathaniel.

"Makanya perhatiin kalau dosen ngajarin tuh, kerjaan lu tidur mulu sih." sindir Alaska karena kelakuan Nathan kalau di kelas selalu tidur. Yang tersindir pun mendelikkan matanya.

"Kenapa lu Daf? Kayak galau gitu," tanya Nathan ia merasa aneh dengan temannya yang tak lepas dari hp dengan wajah murung.

"Sheren belum kasih kabar dari semalam," resah Daffa, ia menunggu pesan dari pacarnya yang dari semalam. Ah bukan, sebenarnya dari kemarin pagi ia tidak diberi kabar. Daffa takut pacarnya kenapa-kenapa pikirannya sudah kemana-mana dan sudah berpikir negatif kepada pacarnya. Maklum, dia dan pacarnya LDR-an.

Sheren Siana, pacar Daffa sejak SMA hingga sekarang. Dan sekarang mereka LDR-an karena Sheren kuliah di Universitas Diponegoro dengan jurusan arsitektur. Awalnya mereka keberatan dengan hubungan LDR ini, tetapi mereka memutuskan untuk menjalini semuanya. semuanya berjalan lancar, ia dan Sheren masih sering berkomunikasi, terkadang Daffa datang ke Semarang untuk menemui pacarnya, atau mereka akan bertemu saat keduanya libur semester.

Tetapi, entah mengapa akhir-akhir ini pacar nya itu jarang membaca chat nya atau menelepon sekedar memberi kabar. Daffa pikir Sheren mungkin sibuk dengan tugas kuliahnya dan Daffa pun tidak mengganggu belajar sang pacarnya itu. Tetapi, lama-kelamaan Daffa semakin curiga dengan Sheren, ia takut Sheren selingkuh darinya.

"Udah palingan cewek lu sibuk," ujar Alaska, dia mencoba menenangkan temannya itu agar tidak berpikiran aneh-aneh.

"Eh, tapi bener kok gue juga ngerasa cewek lu makin jarang ngehubungin lu." celetuk Nathan karena biasanya saat mereka nongkrong pasti Daffa akan menelepon pacarnya atau sekedar chat yang terkadang Daffa suka lupa bahwa dia sedang berkumpul dengan teman-temannya.

Daffa yang mendengar celetukan Nathan pun yang membuat dia semakin murung. Alaska yang tidak kuat dengan mulut ember nya Nathan pun menyenggol lengan Nathan agar dia diem aja.

Nathan yang merasa lengannya disenggol-senggol pun protes, "Apaan sih lu nyenggol-nyenggol," sembari mengusap lengannya.

Dia menoleh dan menatap mata Alaska yang sedang menatap dia dengan tajam seolah memberi isyarat agar dia diem. Nathan yang ditatap pun membuang pandangannya dan memukul pelan mulutnya, 'aduh punya mulut ember banget' bisik nya dalam hati, nathan sadar kesalahan dia.

"Udah jangan terlalu kepikiran, anggap aja angin lalu." hibur Alaska dengan merangkul pundak Daffa.

Daffa mengangguk, "Iya." dengan nada yang tidak selesu tadi dan tak lupa ia memberi sedikit senyuman agar kedua temannya tidak khawatir. Walaupun mereka berdua sangat aneh, tetapi ia sangat berterima kasih kepada kedua temannya selalu ada dalam suka maupun duka.

"Yuk lah, kita kekelas udah jam 10, 10 menit lagi pak Dodi masuk." ajak Alaska kepada 2 temannya. Mereka pun pergi meninggalkan kantin dan menuju ke kelas mereka.

***

Kalian udah kenalan nih sama trio wek-wek, jadi tolong terus ikutin cerita selanjutnya yaaaa!!

Jadi jangan lupa tambah cerita ini ke perpustakaan kalian!

***

Dan terakhir, jangan lupa buat komen, vote dan bantu aku share cerita ini ke teman-teman kalian yaa!

Terima kasih dan sampai jumpa besok buat bab selanjutnya yang penuh dengan kejutan..

Truth or truth?Where stories live. Discover now