Shana menyeruput minuman kaleng beralkohol rendah, sengaja di pilihnya takut jika dia mabuk. Shana duduk disamping Agnes.

" lo kenapa ?" Tanya Shana pada Agnes yang malam ini menjadi pendiem tak seperti biasanya.

" berantem sama Elo " terka Shana

Elo Nuca Siahaan, pacar Agnes dari SMA. Shana tak begitu kenal dengan sosoknya, hanya beberapa kali bertemu ketika Elo menjemput Agnes di kampus ataupun tempat tinggalnya. Shana tak terlalu suka dengan perangainya yang dirasa kurang menghargai Agnes, tipikal cowok yang selalu ingin dimengerti namun tak peka sama sekali.

" kali ini kenapa lagi Nes ?"

" Elo marah dan ngungkit lagi waktu kak Agung anterin gue pulang "

" hah kok bisa?, bukannya itu udah lama "

" semalam gue ketahuan balas chat Kak Agung, padahal nggak ada yang aneh cuma sekedar balas pertanyaan Kak Agung tentang kehadiran gue malam ini "

" kali ini main kasar ?" Tukas Shana marah melihat pergelangan tangan Agnes yang membiru. Shana tau, dia hanya diam menunggu Agnes siap bercerita.

" hehe kelihatan yah " kekeh Agnes yang malah terdengar menyedihkan dipendengarannya.

" lo sadar nggak sih Nes, hubungan kalian udah nggak sehat. Mau sampai kapan lo selalu ngalah gini " airmata Shana akan tumpah jika dia mengerjapkan kedua matanya barang sedetik.

Agnes menggenggam tangan Shana, " makasih Shan, tapi nggak gampang buat gue ninggalin dia, lo yang paling tau semua nya Shan, semua gue kasih buat dia, bahkan harga diri gue Shan " Agnes menunduk, Shana duduk merapat dan membawa Agnes dalam sandarannya.

" setiap gue minta putus, Elo bakalan ngancem akan sebarin video intim kita, dan gue nggak mau semua orang lain betapa busuk dan kotornya gue, apalagi kalau sampai orang tua gue tau " ujar Agnes

" berhenti ngomong jelek tentang diri lo, bagi gue lo adalah orang paling suci dimata gue Nes " Agnes terisak begitupun Shana, mereka hanyut dalam obrolan, membuat hingar bingar pesta tak dipedulikan.

" makasih. Gue beruntung banget Shan punya lo dalam hidup gue "

" gue juga Nes. Maka dari itu lo harus menghargai diri lo, karena lihat lo lemah gini buat gue sakit "

Agnes memeluk Shana erat, Shana menghapus airmata Agnes dan mereka kembali hanyut dalam riuhnya pesta.

" ikut yuh " suara Agam memecah diantara obrolan mereka.

" kemana ?"

" bentar aja. Gue bawa Shana dulu Nes "

" iya Kak, nggak usah di pulangin juga boleh " seru Agnes sambil tertawa kecil.

" ntar lo nangis " ejek Shana yang langsung berdiri ketika Agam menarik tangannya pelan.

Agam membawa Shana kesudut ruangannya, dibawah lampu remang-remang.

Dikecupnya bibir Shana, hingga kecupan tersebut berubah menjadi lumatan lembut dan semakin lama makin menggebu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dikecupnya bibir Shana, hingga kecupan tersebut berubah menjadi lumatan lembut dan semakin lama makin menggebu.

Agam melumat bibir Shana dengan menggebu, mendorong tubuh gadis itu mundur dengan bibir yang masih saling bertaut, Shana berpegangan pada dinding ketika ciuman Agam makin intens dengan tangan pria itu yang sudah masuk membelai pinggangnya langsung.

Shana mendesah pelan ketika bibir Agam dengan leluasa mulai menjilat telinga dan lehernya dengan lumatan memabukkan.

" Kak Agam mabuk ?" Tanya Shana, merasakan rasa alkohol dalam mulutnya

" tadi minum dikit, tapi nggak sampai mabuk "

Agam menempelkan bibirnya lagi, dan kali ini dihisapnya leher Shana keras membuat gadis itu menjerit tertahan, tangan Agam kian bergerilya hingga sekarang jarinya sudah mulai meremas dadanya lembut dari luar bra.

" aaah Kak jangan ditandain lagi " lirih Shana ketika bibir Agam akan menghisap lehernya lagi. Bibir Agam berpindah melumat bibir Shana lagi hingga nafasnya tercekat ketika Agam belum juga melepaskan pagutannya.

Shana mendorong Agam pelan, dan meraup oksigen dengan rakus ketika bibir Agam berhasil terlepas.

" balik lagi yuh Kak kesana " pinta Shana

" kenapa ?" Agam menatapnya sayu, jarinya bergerak membelai celah bibirnya membuat Shana tercekat.

Jempol Agam masuk kedalam mulut shana, " hisap sayang "

Shana menatap Agam, dan ketika melihat permohonan laki laki ini membuat Shana nurut hingga perlahan bibirnya mulai menghisap jari Agam.

Bibir Agam bersembunyi pada ceruk leher Shana, menjilatnya lembut berulang. Agam melenguh membuat Shana makin berani memainkan jari Agam didalam mulutnya.

Agam meracau keras, " hisap lagi sayang, gigit jariku "

Shana patuh dan mulai mengikuti intruksi Agam.

Ciuman Agam makin turun menuju tulang selangka Shana yang menonjol indah, dan berakhir di belahan dada gadis itu, dan diakhiri dengan satu hisapan kuat yang membuat Shana memekik kaget hingga tak sadar menggigit jari Agam keras.

Agam melepaskan bibirnya, dan membelai bekas cupangnya yang memerah dengan jarinya yang berkedut nyeri karena di gigit Shana.

Agam mengecup bibir Shana berulang ulang, dan membawa gadis itu untuk beranjak dari tempatnya sekarang.

Alan memperhatikan dari tempatnya duduk, ketika Agam dan Shana melintas dengan tautan tangan erat mereka.

Riki merangkul sahabatnya dari samping, " ikhlasin yah bro, emang nggak gampang buat lupain, tapi gue yakin lo bisa. Mau gue kenalin sama salah satu anggota MAPALA, ada satu gadis yang selalu nanyain lo ke gue " ujar Riki penuh semangat, membuat Alan menoleh kearahnya.

" siapa ?" Tanya Alan penasaran.

" ada. Sebelah duabelas lah manisnya kaya si Shana "

Alan diam memikirkannya, " haruskah dia merelakan Shana " ujarnya dalam hati sambil melihat gadis itu duduk diatas pangkuan Agam karena tidak muatnya tempat duduk diantara mereka karena rombongan Agam dan Agnes sedang berkumpul.

Bersambung .....

Dear, AshanaWhere stories live. Discover now