Day 3

67 12 0
                                    

Buy Your Spouse A Small Gift

🌸

Seharian ini Max sibuk menghadiri beberapa meeting dengan orang-orang penting untuk membahas keberlangsungan sekolah seninya. Jumlah siswa yang bersekolah di tempatnya masih belum mencapai target dan Max harus memutar otak untuk menyelesaikan masalah itu. Masalah lainnya yaitu fasilitas sekolahnya yang masih belum sebanyak Sekolah Seni La Star. Mungkin itu juga salah satu faktor yang membuat anak-anak lebih memilih sekolah seni La Star dibandingkan dengan Horizon Art School – sekolah seni yang dikelola oleh Max.

"Kita perlu mencari banyak investor untuk memenuhi fasilitas sekolah kita. Aku serahkan hal ini pada tim kalian," ujar Max pada seorang wanita berambut panjang yang duduk di dekatnya.

"Baik, Pak. Akan kami lakukan dengan segera," sahut wanita itu.

"Oke, meeting kita sampai di sini dulu. Kalian bisa pulang sekarang." Max mengakhiri meeting sore hari itu dan mempersilahkan para karyawannya untuk keluar dari ruang meeting.

Max menghela nafas panjang ketika hanya tinggal ia seorang diri di dalam ruang meeting itu. Ia lelah karena seharian ini ia sibuk bekerja tanpa sempat beristirahat. Max melirik ke arah jam dinding. Sudah pukul enam sore rupanya, pantas saja langit di luar sana telah menggelap sepenuhnya.

Tok tok tok

Sekretaris Kang masuk ke dalam ruang meeting sambil membawa nampan berisi teh hangat dan beberapa camilan kecil. "Silahkan dinikmati, Pak," ujar Sekretaris Kang sambil menghidangkan makanan dan minuman itu di atas meja. Max menyerupt teh hangatnya lalu menyandarkan punggungnya di sandaran kursi.

Max melirik ke arah Sekretaris Kang yang masih berdiri di tempatnya. Perempuan itu tampak ragu-ragu ingin menyampaikan suatu hal kepadanya.

"Ada apa?" tanya Max. Akhirnya Sekretaris Kang memberanikan dirinya untuk mengatakannya pada Max.

"Sebenarnya ada investor yang memaksa untuk bertemu dengan Anda sekarang. Sudah saya beritahu untuk membuat jadwal dengan Anda sebelumnya, namun beliau menolak. Sekarang beliau mengancam akan menarik investasinya kalau Anda tidak menemuinya hari ini," ujar Sekretaris Kang sambil menunduk dalam-dalam. "Maafkan saya, Pak."

Max menghela napas untuk kesekian kalinya. Sepertinya malam ini ia harus lembur, mau tidak mau. "Kasih tau beliau kalau saya akan pergi menemuinya malam ini. Untuk lokasinya, serahkan pada beliau. Saya akan datang ke tempatnya berada," perintah Max. Sekretaris Kang mengangguk lalu berterima kasih pada Max sebelum keluar dari ruang meeting untuk mengurus masalah itu.

Max menaruh cangkir tehnya lalu merogoh saku celananya. Sebaiknya ia memberitahu Joanne bahwa ia akan pulang malam hari ini. Setelah mengetikan beberapa pesan pada Joanne, tanpa menunggu jawaban dari perempuan itu, Max menutup ponselnya dan menyimpannya kembali. Max akan bersiap-siap untuk menemui investor 'nakalnya' itu sekarang dan menyelesaikan urusannya dengan cepat supaya ia bisa segera pulang ke rumah.

🌸

Max baru menyelesaikan pertemuannya saat jam menunjukkan pukul 10 malam. Pertemuan itupun berakhir karena investornya telah mabuk berat dan istrinya menyuruhnya untuk segera pulang. Mau tak mau supir pribadi investor itu menyudahi pertemuannya dan menarik paksa tuannya agar mereka segera pulang ke rumah.

Max berjalan ke arah mobilnya dengan langkah sedikit sempoyongan. Ia terlalu banyak menenggak alkohol tadi dan kepalanya terasa sangat berat sekarang. Bahkan supir penggantinya sampai membantunya masuk ke dalam mobilnya. Setelah Max masuk ke dalam mobil, supir pengganti itu segera menjalankan mobilnya meninggalkan tempat itu.

Marriage ChallengeWhere stories live. Discover now